Tunisia, Liputan9.id – Duta Besar RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi hadiri forum humaniora Internasional, Insaniyyat, di Universitas Manouba, Tunisia (20-24/9).
Ia juga juga diminta untuk menyampaikan ceramah pengantar tentang Indonesia kontemporer dalam sesi diskusi mini tentang Indonesia, yang menghadirkan para peneliti asal Indonesian yang sedang studi program doktoral di Perancis, yaitu Andar Nubowo, Eka Ningtyas, Truly Gloria, dan Samia Katole.
“Saya bahagia dan senang, karena Indonesia menjadi salah satu topik di dalam forum dunia kajian humaniora, yang diikuti para peneliti dari 34 negara. Maknanya, kajian tentang Indonesia mulai menarik perhatian para peneliti di dunia internasional, tidak hanya di Barat, melainkan juga di dunia Arab dan Afrika. Saya mendengarkan langsung dari para guru besar di Tunisia, bahwa kajian Indonesia dalam bidang antropologi menjadi rujukan kampus-kampus besar di Tunisia”, ujar Dubes RI lulusan dari Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir.
Dalam sesi diskusi tentang Indonesia, Andar Nubowo menyampaikan materi tentang Muslim Moderat di Indonesia, Eka Ningtyas memaparkan materi tentang Dinamika Aliran Kebatinan dan Implementasi Pancasila, Truly Gloria mempresentasikan materi tentang Peran Katolik dalam Kebangsaan Indonesia, dan Samia Katole menyampaikan materi tentang Peran Ulama Perempuan di Indonesia.
Dubes Zuhairi Misrawi menegaskan, bahwa studi tentang Indonesia akan selalu menarik perhatian para peneliti bidang humaniora, karena Indonesia mempunyai kekhasan dari segi tradisi, politik, dan sosial kebudayaan.
“Indonesia merupakan laboratorium kajian humaniora yang sangat menarik, karena mempunyai kekhasan dan kekayaan historis-kultural yang luar biasa,” papar cendikiawan NahdlatulUlama itu.
Sebab itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Tunisia akan menyelenggarakan kajian tentang Peradaban Indonesia bekerja sama dengan salah satu lembaga think-tank terbesar Tunisia, Baitul Hikmah, pada tahun 2023 dan 2024 mendatang.
“Harapannya, nanti akan ada rujukan berbahasa Arab, Perancis, dan Inggris perihal Peradaban Indonesia sebagai tawaran gagasan bagi dunia”, pungkasnya. (*)