Semarang | LIPUTAN9NEWS
Wacana semputar pelaksanaan Muktamar Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al Muktabaran An Nahdliyah (JATMAN) terus bergulir. Sebelumnya dalam pertemuan para pengurus Idarah Wustho JATMAN mengadakan peretmuan penting, yang terkabung dalam organisasi Forum Musyidin Indonesia (FMI) di Semarang, Jawa Tengah.
Peretemuan para Mursyid Thoriqoh/tarekat dihadiri oleh Katib Aam PBNU KH Ahmad Said Asrori. Ia mengatakan bahwa JATMAN telah dengan secara sadar dan sengaja mengubah status hukumnya dari badan otonom perkumpulan jamiah Nahdlatul Ulama menjadi entitas badan hukum perkumpulan tersendiri.
“Artinya ini ingin mengeluarkan diri dari induknya Nahdlatul Ulama,” ujarnya dilansir dari Liputan9news, Kamis (28/11/2024).
Kiai Said Asrori juga menyampaikan bahwa pada tanggal 10 shafar tahun1444 Hijriah atau 7 September 2022 PBNU telah mengirimkan surat, dilampiri dengan buku himpunan peraturan perkumpulan NU hasil konferensi besar Nahdatul Ulama Tahun 2022. Tapi surat PBNU tersebut tidak pernah mendapatkan tanggapan sama sekali dari Idarah Aliyah.
“Dengan latar belakang tersebut maka rapat harian Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU pada tanggal 3 Rabiul Akhir
1446 Hijriah atau 6 Oktober 2024 Masehi, menyatakan beberapa kesimpulan sebagai berikut. Bahwa kepengurusan Idarah Aliyah JATMAN saat ini telah kedaluarso dan tidak memiliki posisi hukum atau legal standing dalam bertindak untuk dan atas nama Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al Muktabaran An Nahdliyah (JATMAN), ujarnya dikutip dari kanal Youtube Suluk Matan, (28/11/2024).
Selanjutnya, Katib Aam PBNU periode 2022-2027 tersbut menyampaikan bahwa Muktamar terakhir yang
diselenggarakan oleh JATMAN adalah Muktamar ke-12 di Pekalongan Jawa Tengah pada 26 Rabiul Akhir sampai 1 Jumadil Awal 1439 Hijriah atau 14 sampai 18 Januari 2018 masehi yang menghasilkan susunan
kepengurusan tertanggal 18 Januari 2018.
“Jika menggunakan rujukan surat keputusan menkumham RI Nomor AHU tadi tentang pengesahan pendirian badan hukum perkumpulan Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al Muktabaran An Nahdliyah (JATMAN) sekalipun, status kepengurusan Idarah AliyahJATMAN telah berakhir pada tanggal 17 Juli tahun 2024. 17 Juli 2024 ini Idarah Aliyah sudah selesai sudah berakhir,” dengan tegas disampaikan Kiai Said Asrori.
Lebih lanjut, Kiai Said Asrori juga mengungkapkan bahwa rapat harian Syuriah dan Tanfidziyah PBNU akan mengambil langkah-langkah organisatoris dengan tetap memperhatikan ketentuan yang berlaku dan aspirasi dari Idarah wustho JATMAN se-indonesia.
“Maka pada hari ini kami mohon apa yang menjadi usulan atau pendapat atau ide apapun akan kami tampung, kami mohon nanti Gus Labib untuk menjadi moderator atau memimpin dialog. Nanti usulan-usulan tadi dan nanti akan kami bawa pada rapat pleno yang akan datang. Dan perlu kami haturkan insyaallah segera PBNU akan membentuk karteker yang menjadi perbincangan kami Insyaallah Rais karteker nanti adalah KH Ahmad Haris Shodaqoh yang hari ini hadir disini,” ungkapnya.
Masih kata Kiai Said Asori, krateker ini nanti akan segera membentuk panitia untuk Mengadakan kongres atau Muktamar JATMAN se-indonesia.
“Adapun tempat dimana dan kapan tentu belum kita putuskan. Kami ingin mendengarkan usulan-usulan dari para Murysid dan para masyaik para Kiai Monggo kami haturkan demikian yang bisa kami sampaikan dan tentu Kami mengucapkan terima kasih,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan, kemarin kami kaget memang di bel langsung oleh Kiai Asyuri bahwa pada hari ini ada acara. Langsung semua acara kami kalahkan untuk sowan ke sini.
“Saya juga alhamdulillah bisa sekalian silaturahim kepada para Kiai terutama guru saya Kiai saya KH. Ahmad Chalwani Nawawi saya tabah di sana dulu kurang lebih 2 tahun lebih di Pondok Pesantren Berjan, waktu hadratussyekh Mbah Kiai Nawawi berjan masih Sugeng dan waktu wafat saya masih di sana awal-awal Kiai Ahmad Chalwani pundut dari Lirboyo demikian yang bisa kami sampaikan terima kasih,” pungkasnya. (MFA)