Jakarta,Liputan9.id – Negara Indonesia membeli minyak dengan menggunakan dolar, menurut data yg ada bahwa harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) merosot tajam menyentuh di angka $ 77,75 per barel(26/9)
Secara hitungan adalah harga minyak mentah WTI x kurs ditambah PPN 11 persen, dirambah PBBKB 5 persen dan di tambah biaya pungutan BPH Migas dan pungutan lain-lain akan memunculkan suatu angka yang membentuk biaya pokok BBM.
Dari formula diatas maka bisa dipetik ada dua unsur penting yang sangat krusial dalam menentukan harga pokok BBM di indonesia.
Pertama adalah Harga minyak mentah WTI dan yg kedua adalah Kurs rupiah. Pemerintah Indonesia berhadapan dengan dua faktor atau unsur penting yang apabila tidak ditangani dengan profesional maka pemerintah akan memasuki fase sulit .
Harga minyak mentah WTI merosot dengan cepat tapi di imbangi dengan merosotnya nilai tukar Rupiah dengan Dolar 1$= rp 15.125,5 (26/9).
Jika di hitung ulang dengan kurs yg ada maka $ 77,5(15 9 liter sebarel) x rp 15.125,5 = rp 1.172.226,25/159 liter.
https://twitter.com/Liputan9id/status/1576098238741872640?s=20&t=KIDBOJVZ7ZiX5exZdu7rlQ
Jika ditambah PPN 11 persen Rp.128.944,8875 dan biaya pungutan PBBKB 5 persen Rp. 58.611,3125 maka per barel sudah mencapai di titik Rp.1.359.782,45. Perbarel Rp.1.359.782,45, untuk 159 liter alias 1 liter di harga Rp.8.552. Belum di hitung biaya pungutan BPH Migas dan pungutan lain-lain.
Nilai tukar yang melemah bisa menguntungkan bagi APBN, disebabkan APBN menginginkan penerimaan dolar dari hutang, yang mana jika hutang dalam bentuk dolar apabila dijadikan rupiah maka APBN kuat.
APBN merupakan stimulus bagi upaya menggerakkan ekonomi dalam rangka menghadapi resesi, untuk menopang proyek-proyek pemerintah, gaji, tunjangan dan lain-lain.
Hal ini menjadi penting karena jika proyek dan infrastruktur tidak dibiayai menggunakan APBN maka ekonomi akan mengalami fase yang lebih berat dan juga perlu di ingat bahwa semua ukuran internasional, global bond, penilaian rating hutang selalu berkaitan dengan besaran anggaran yang akan di alokasikan dalam belanja proyek-proyek pemerintah.
Jika alokasi belanja pemerintah naik maka investor akan melihat itu merupakan suatu hal yang sangat positif dan bukan merupakan sebuah ancaman terhadap investasi mereka dalam surat berharga negara.
Jika kita amati pergerakan nilai tukar rupiah dalam bulan September .
- September 09, 2022 Rp.14.836.30
- September 30, 2022 Rp.15.238.00
Hal ini terjadi karena U.S Federal Reserve terus dan masih akan menaikan suku bunga untuk memerangi inflasi di USA yg masih tinggi 8.3%.
Inflasi di USA yg dianggap sehat adalah sekitar 2% hingga 2,5%.
Untuk menurunkan inflasi di USA dari 8.3% menjadi 2% atau 3%, masih panjang dan U.S Federal Reserve masih akan terus menaikan suku bunga. Itu merupakan kebijakan monetary yg harus diambil oleh ekonom di USA.
Ada minimal 9 faktor yg membuat currency satu negara itu mengalami fluctuation..
- Inflation
- Interest rate
- Public debts
- Political stability
- Economic health
- Balances of trade
- Current account deficit
- Confidence/speculation
- Government intervention.
Maka Saran Haidar Alwi Institute terhadap Pemerintahan adalah:
- Segera Melakukan Program Mutual Legal Assitance(MLA) yg sudah menjadi UU yaitu UU MLA RI-SWIISS senilai Rp 7000 trilyun untuk menyehatkan Anggaran Negara
- Menaikkan Suku Bunga dengan memperhatikan daya tahan fundamental ekonomi yg tentunya berhubungan dengan kinerja Pemerintah.
- Menertibkan penerimaan Pajak.
- Pemerintah harus segera mengambil tindakan untuk menjaga Curency tetap stabil dan Penerimaan APBN yg meningkat.
- Mendorong Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan(GNPIP) untuk melaksanakan segera program-program guna menahan laju inflasi daerah yang bisa meredam gejolak harga.
- Lebih menekankan melakukan pentingnya hilirisasi tambang di dalam negeri yang akan memberikan nilai tambah yang jauh lebih besar mengingat indonesia mempunyai harta karun seperti Batu Bara, Nikel, logam tanah jarang,Timah, Bauksit dan lain-lain.
- Menjaga Stabilitas Politik.
Demikian usulan singkat sebagai sumbangsih dari Haidar Alwi Institute buat pemangku jabatan. Yang baik diambil, yang tidak baik tinggalkan saja, mengingat saya sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh: Dr. Ir. Haidar Alwi, (Presiden Haidar Alwi Institute)