• Latest
  • Trending
  • All
  • Politik
Dr. Muhammad Saeful Kurniawan, MA

Kiai Santawi, Pahlawan yang Ulama

January 10, 2025
UMKM Langkah Awal Membangun Kewirausahaan

Langkah Awal Membangun Kewirausahaan

October 28, 2025
Ibn Khaldun

Ibn Khaldun, Filsafat Sejarah, Sejarah Sosial

October 28, 2025
Pasar Lama Cikarang dibongkar

Tata Ulang Kawasan SGC, Pemkab Bekasi Relokasi PKL ke Area Pasar Cikarang

October 28, 2025
PNIB

Refleksi Hari Santri dan Sumpah Pemuda, PNIB: Bahaya Medsos dan Game Online sebagai Alat Propaganda 

October 28, 2025
Pagar Nusa

Pagar Nusa Apresiasi Polri atas Kinerja Berantas Narkoba

October 28, 2025
Wali Kekasih Allah

Ciri Wali (Kekasih) Allah: Tidak ada Rasa Takut dan Larut dalam Kesedihan

October 28, 2025
Kemendikbud Siapkan 150 Ribu Beasiswa untuk Guru yang Belum S1/D4

Kemendikbud Siapkan 150 Ribu Beasiswa untuk Guru yang Belum S1/D4

October 27, 2025
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti

Program Wajib Belajar 13 Tahun pada 2026, PIP untuk TK dan Insentif Guru Dinaikkan

October 27, 2025
MUI

MUI Sentil Tampilnya Biduan dalam Peresmian Masjid di Jawa Tengah

October 27, 2025
Peringati Hari Santri 2025, PWNU DKI Jakarta Ajak Perkuat Nilai-nilai Kejujuran

Peringati Hari Santri 2025, PWNU DKI Jakarta Ajak Perkuat Nilai-nilai Kejujuran

October 27, 2025
  • Iklan
  • Kontak
  • Legalitas
  • Media Sembilan Nusantara
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Tentang
Tuesday, October 28, 2025
  • Login
Liputan9 Sembilan
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
Liputan9 Sembilan
No Result
View All Result
Home Artikel Opini

Kiai Santawi, Pahlawan yang Ulama

Oleh: Dr. Muhammad Saeful Kurniawan, MA

liputan9news by liputan9news
January 10, 2025
in Opini
A A
0
Dr. Muhammad Saeful Kurniawan, MA

Dr. Muhammad Saeful Kurniawan, MA, Penulis buku Desain Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Teori dan Praktik Penelitian

526
SHARES
1.5k
VIEWS

Bondowoso | LIPUTAN9NEWS

Ulama merupakan pewaris para nabi. Yang diwariskannya bukanlah harta benda, melainkan lebih dari itu, yakni ilmu pengetahuan, hikmah, dan keteladanan. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, para alim ulama merupakan sumber inspirasi dan spirit perjuangan. Perjuangan mereka dalam memerdekakan dan menjaga kedaulatan negeri ini amatlah besar.

Salah seorang ulama yang patut dikenang kaum Muslimin masa kini ialah Kyai Santawi Sang Martir Agresor Belanda tahun 1948. Kecintaannya terhadap Tanah Air begitu nyata. Terutama bersama Laskar Hizbullah, ia pun turut berjuang sebagai wakil ketua Hizbullah Prajekan dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Tak mengherankan bila sejumlah kalangan menyebutnya sebagai alim yang berjiwa patriotik.

Kiai Santawi adalah seorang ulama yang masyhur dari Prajekan. Selain perjuangannya, ia pun terkenal sebagai keluarga besar pengasuh pondok pesantren Nurul Kawakib yang berlokasi di jalan raya Situbondo Gang Cempaka RW. 04 Prajekan Lor Prajekan Bondowoso. Hingga kini, pengaruh ajarannya masih terasa di daerah itu tersebut.

BeritaTerkait:

Jejak Tinta Para Ulama (Ketika Keterbatasan Melahirkan Karya)

Ketua PCNU Jakarta Utara Ajak Umat Jaga Keamanan dan Ketenangan dalam Aksi Demonstrasi

Tokoh Agama dan Ulama Bekasi Ajak Masyarakat Jaga Kondusifitas dan Hindari Tindakan Anarikis

SIT Mambaul Hikmah Gelar Upacara HUT RI ke-80, KH. Agus Salim HS: Tanamkan Nilai-nilai Patriotisme dan Sportivitas

Tokoh ini lahir didesa Prajekan Lor Prajekan Bondowoso. Berbeda dengan lokasi kampung halamannya, tanggal kelahirannya tidak diketahui secara pasti. Ayahnya bernama Kyai Abdul Karim pendiri pondok pesantren Nurul Kawakib. Orang-orang menyebut Kiai Saha karena putera sulungnya bernama Saha sebagai panggilan kunyah.

Ayahanda Kiai Santawi itu merupakan pendiri Pondok Pesantren Nurul Kawakib Gang Cempaka Prajekan Lor Prajekan Bondowoso. Lembaga yang dibentuk pada mulanya adalah langgar dengan tambahan ruang serba guna di dekatnya. Lama kelamaan, jumlah murid majelis ilmu yang digelar di sana melebihi kapasitas. Maka secara gotong royong didirikanlah pesantren, lengkap dengan musholla dan pondok atau asrama tempat santri menginap.

Kiai Abdul Karim menikah dengan ibu Saha. Ibunda Kiai Santawi itu masih keturunan seorang yang memiliki pengaruh didaerahnya. Dalam beberapa tulisan yang berserakan berbentuk lembaran lembaran dan hasil interview dengan pihak keluarga, santri dan alumninya bahwa Pondok Pesantren Nurul Kawakib ibu nyai Saha itu masih memiliki darah biru.

Santawi kecil memperoleh pendidikan pertama dari kedua orang tuanya. Dari ayahnya, Kiai Abdul Karim, ia mendapatkan ilmu mengaji Alquran dan dasar-dasar keislaman. Setelah memiliki bekal dasar-dasar agama, ia pun mulai melakukan rihlah keilmuan. Itu diawalinya dengan mondok dan nyantri di pondok pesantren an-Nuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura.

Setelah memiliki bekal dasar-dasar agama dan kemampuan baca kitab kuning, ia pun mulai melakukan dakwah dan pengajian kitab kuning diantara nama kitabnya “Bidayatul Hidayah”. Turut ngaji pada waktu itu, ulama terkemuka KH. Makshum Dimyati salah satu keturunan Kyai Mas Atmari sebelum berangkat ke al-Azhar Mesir.
Saat menjadi santri di pesantren Guluk guluk, Santawi kecil sangat rajin dan tekun. Ia memilih menjadi seorang santri kelana yang haus akan ilmu pengetahuan terutama ilmu agama. Dari pesantren Guluk guluk itu, Santawi muda menuntut ilmu-ilmu agama secara totalitas.

Ia sangat giat belajar. Pada tahun 1931, Santawi muda sempat pulang ke kampung halamannya untuk mengabdikan ilmunya di pesantren keluarganya di Prajekan lor.

Selama nyantri di pesantren Guluk guluk Santawi muda mulai mempelajari kitab Alfiyah secara otodidak dan komunal selama itu. Untuk itu, tidak pernah dirinya keluar dari kamar. Selama beberapa waktu dihabiskannya untuk menelaah kitab karangan Ibnu Malik itu. Dengan usahanya itu, ia mampu menguasai karya tersebut secara baik dan sempurna. Hingga akhirnya, ia pun menjadi seorang ahli fikih, hadits, ushul fikih, ulumul qur’an, hingga ilmu-ilmu alat, seperti nahwu dan sharaf.

Kyai Santawi termasuk ulama dengan jiwa rela berkorban menjadi martir Agresor Belanda pada tahun 1948. Keteladanannya sangat layak diikuti generasi saat ini. Dalam sejarah perjuangan Indonesia, dirinya tercatat pernah menjadi wakil ketua Laskar Hizbullah Prajekan besutan KH. Muhammad Hasyim Asy’ari pendiri NU. Kiprahnya mengemuka terutama dalam masa revolusi, yakni ketika RI berupaya mempertahankan kemerdekaan.

Seorang peneliti dalam tulisannya mengungkapkan profil perjuangan sang alim. Kiai Santawi diketahui pernah mengikuti pelatihan Laskar Hizbullah di Cibarusah—kini bagian dari Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Sang ulama dipercaya sebagai wakil ketua regu. Salah seorang ketusnya kakak kandungnya sendiri H. Syamsul Mu’arif yang pegang tampuk kepemimpinan pejuang Hizbullah daerah Prajekan.

Sepulang dari latihan di Cibarusa, Kiai Santawi segera mengonsolidasikan Hizbullah di Prajekan. Ia merekrut santri-santri seniornya dan para pemuda lokal. Tercatat, beberapa tokoh muda, turut menjadi anggota Laskar Hizbullah di Prajekan. Salah rekan seperjuangannya bahkan ada yang gugur dalam sebuah pertempuran di desa Lanas. Jenazahnya dimakamkan disana.

Kiai Santawi kerap memberikan bekal kepada para anggota laskar, yakni berupa doa-doa dan wirid.

Perannya kira-kira sama seperti yang dilakukan Kakaknya H. Syamsul Mu’arif selaku pimpinan Hizbullah Prajekan. Kiai Santawi kerap memberikan bekal kepada para anggota laskar, yakni berupa doa-doa dan wirid. Amalan yang sama juga diajarkannya kepada para santri. Doa-doa tersebut tak hanya memberikan ketenangan batin. Rasa percaya diri para pejuang juga disebut meningkat setelah merapalkan doa itu.

Saat terjadi peristiwa penyerangan Belanda, Kiai Santawi juga membekali santrinya dengan doa-doa. Karena, saat itu banyak anggota atau simpatisan Belanda yang mengincar para pengikut dan santri Nurul Kawakib Prajekan . Alhasil, banyak pemuda Muslimin diterpa ketakutan. Namun, mereka kembali tenang setelah dikumpulkan oleh Kiai Santawi di pelataran musholla pesantren.

Ia berpesan, “Para santri tenang, tidak usah khawatir, tidak usah takut. Saya kasih ijazah ini. Baca ‘maliki yaumiddin’ tiga kali sambil tidak bernafas; hentakkan kaki ke tanah; nanti kamu bisa menghilang. Musuh tidak melihat kamu.”

Sang kiai juga menyuruh mereka untuk menuliskan lafaz Allah di telapak tangan masing-masing. Saat di medan pertempuran, terus genggam telapak itu. “Terus genggam. Kalau (tangan) dipakai untuk memukul musuh, dia akan tersungkur,” katanya.

Sesudah pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda, situasi berangsur-angsur kondusif. Maka, banyak anggota Laskar Hizbullah diangkat menjadi tentara. Bagaimanapun, Kiai Santawi bersama dengan para ulama lainnya lebih memilih kembali ke pesantren. Ia berfokus untuk menyebarkan ilmu-ilmu agama di tengah masyarakat. Semua itu dilakukannya dalam rangka mengamalkan keikhlasan. Hingga pada akhirnya ia ditangkap tentara Belanda karena dijebak oleh kepala kewedanan dengan modus memberikan surat undangan dan eksekusi mati oleh Belanda. Semoga kepergiannya menuju pangkuan Allah SWT dicatat kematian yang syahid. Amin. Alfatihah.

Salam perjuangan, Prajekan 10 Januari 2025
Dr. KH. Muhammad Saeful Kurniawan, MA, Penulis buku Desain Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Teori dan Praktik Penelitian

Tags: Kiai SantawiMuhammad Saeful KurniawanPahlawanUlama
Share210Tweet132SendShare
liputan9news

liputan9news

Media Sembilan Nusantara Portal berita online yang religius, aktual, akurat, jujur, seimbang dan terpercaya

BeritaTerkait

Jejak Tinta Para Ulama (Ketika Keterbatasan Melahirkan Karya)
Opini

Jejak Tinta Para Ulama (Ketika Keterbatasan Melahirkan Karya)

by liputan9news
October 13, 2025
0

" Setiap huruf dalam manuskrip kuno itu adalah jejak perjuangan, doa, dan ketulusan. Dari keterbatasan mereka lahir kelimpahan yang tak...

Read more
Ketua PCNU Jakarta Utara Ajak Umat Jaga Keamanan dan Ketenangan dalam Aksi Demonstrasi

Ketua PCNU Jakarta Utara Ajak Umat Jaga Keamanan dan Ketenangan dalam Aksi Demonstrasi

September 8, 2025
KH Agus Salim HS

Tokoh Agama dan Ulama Bekasi Ajak Masyarakat Jaga Kondusifitas dan Hindari Tindakan Anarikis

September 1, 2025
SIT Mambaul Hikmah Gelar Upacara HUT RI ke-80, KH. Agus Salim HS: Tanamkan Nilai-nilai Patriotisme dan Sportivitas

SIT Mambaul Hikmah Gelar Upacara HUT RI ke-80, KH. Agus Salim HS: Tanamkan Nilai-nilai Patriotisme dan Sportivitas

August 18, 2025
Load More

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gus Yahya

PBNU Respon Rais Am JATMAN yang telah Demisioner dan Teken Sendirian Surat Perpanjangan Kepengurusan

November 26, 2024
Akhmad Said Asrori

Bentuk Badan Hukum Sendiri, PBNU: JATMAN Ingin Keluar Sebagai Banom NU

December 26, 2024
Jatman

Jatman Dibekukan Forum Mursyidin Indonesia (FMI) Dorong PBNU Segera Gelar Muktamar

November 22, 2024
Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

2463
KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

757
KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

141
UMKM Langkah Awal Membangun Kewirausahaan

Langkah Awal Membangun Kewirausahaan

October 28, 2025
Ibn Khaldun

Ibn Khaldun, Filsafat Sejarah, Sejarah Sosial

October 28, 2025
Pasar Lama Cikarang dibongkar

Tata Ulang Kawasan SGC, Pemkab Bekasi Relokasi PKL ke Area Pasar Cikarang

October 28, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
  • Media Sembilan Nusantara

Copyright © 2024 Liputan9news.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Wisata-Travel
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Dunia Islam
    • Filantropi
    • Amaliah NU
    • Al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Muallaf
    • Sejarah
    • Ngaji Kitab
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Seputar Haji
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Pendidikan
    • Sejarah
    • Buku
    • Tokoh
    • Seni Budaya

Copyright © 2024 Liputan9news.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In