Pertanyaan:
Kapan Puasa Qodho‘ Puasa Ramadan dilakukan, Bolehkan digabung dengan Puasa Sunah? (Penanya: Muhtar, Cikarang Bekasi Jawa Barat)
Kiai Menjawab:
Orang yang punya hutang puasa puasa wajib menggantinya setelah bulan Ramadan.
Hal tersebut berdasarkan firman Allah Subhanahu Wata’ala dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 184:
فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ
“Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain.
Dalam Hadis riwayat Imam Muslim dijelaskan:
عَنْ مُعَاذَةَ رضي الله عنه قَالَتْ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ رضي الله عنها، فَقُلْتُ: مَا بَالُ الْحَائِضِ تَقْضِي الصَّوْمَ وَلاَ تَقْضِي الصَّلاَةَ؟ فَقالَتْ: أَحَرُورِيَّةٌ أَنْتِ؟ قُلْتُ: لَسْتُ بِحَرْورِيَّةٍ. وَلكِنِّي أَسْأَلُ. قَالَتْ: كَانَ يُصِيبُنَا ذلِكَ فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلاَ نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلاَةِ. رواه مسلم
Dari Mu’adzah dia berkata, “Saya bertanya kepada Aisyah kenapa gerangan wanita yang haid qadha puasa dan tidak qadho’ shalat?”. Maka Aisyah menjawab, “Apakah kamu dari golongan Haruriyah?” Aku menjawab, aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya bertanya. Dia menjawab, “Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha’ puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqodho’ shalat”. (HR Muslim).
وَالْقَضَاء الَّذِي على الْفَوْر هُوَ الَّذِي تعدى فِيهِ بالإفطار فَيحرم تَأْخِير قَضَائِهِ وَالَّذِي على التَّرَاخِي مَا لم يَتَعَدَّ فِيهِ كالفطر بِالْمرضِ وَالسّفر وقضاؤه على التَّرَاخِي مَا لم يحضر رَمَضَان آخر
Puasa yang harus segera diqadha adalah puasa yang dibatalkan dengan sembrono (sengaja dan tanpa uzur). Qadho’ puasa seperti ini haram ditunda-tunda. Adapun puasa yang tidak harus segera diqodhoi adalah puasa yang dibatalkan tidak disebabkan sembrono (karena uzur), yaitu pembatalan puasa karena sakit atau perjalanan Qadho’ puasa seperti ini boleh ditunda selama belum datang Ramadhan berikutnya (Kifayatul Akhyar, juz I, halaman 207)
Pelaksanaan qodho’ puasa boleh dilakukan dengan cara berurutan sesuai puasa yang ditinggalkan dan boleh juga dilakukan secara terpisah sesuai kemampuan dan kemauan seseorang selama belum masuk bulan Ramadhan berikutnya;
قَضَاءُ رَمَضَانَ إنْ شَاءَ فَرَّقَ وَإنْ شَاءَ تَابَعَ
Artinya “Qadha’ (puasa) Ramadhan itu, jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya terpisah. Dan jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya berurutan.” (HR. Daruquthni, dari Ibnu ‘Umar).
Menggabungkan Niat Puasa Qodho’ dan Puasa Sunah
Menggabungkan niat dalam dua jenis pelaksanaan ibadah menjadi kajian oleh ulama fikih. Salam satunya disebutkan di dalam Al-Ashbah wa Nadlair karya Imam al-Suyuti., halaman: 20-23);
ثم للتشريك في النيات نظائر وضابطها أقسام : الأول أن ينوى مع العبادة ما ليس بعبادة فقد يبطلها وقد لا يبطلها
Artinya: Untuk ketentuan membarengkan niat, ada beberapa ketentuan: Pertama, niat ibadah dibarengkan dengan niat untuk selain ibadah, maka niat untuk selain ibadah tersebut terkadang membatalkan niat ibadah, terkadang tidak membatalkan.
Contoh yang tidak boleh menggabungkan niat dalam dua jenis ibadah yang berbeda (التشريك في النيات) seperti orang sholat dzuhur sekaligus niat mengqodho’ sholat ashar. Praktik seperti ini sekaligus sama-sama empat raka’at tidak boleh dilakukan.
Sedangkan contoh menggabungkan niat dalam dua jenis ibadah yang dihukumi sah seperti orang mengqodho’ puasa Ramadlan dihari Senin atau Kamis dengan dua niat sekaligus puasa qodo’ dan puasa sunah. Contoh dan praktik seperti ini keduanya sama-sama sah dan sama-sama berpahala.
وَلَوْ صَامَ فِي شَوَّالٍ قَضَاءً أَوْ نَذْرًا أَوْ غَيْرَهُمَا أَوْ فِي نَحْوِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ حَصَلَ لَهُ ثَوَابُ تَطَوُّعِهَا.
Artinya: Seandainya seseorang berpuasa Qadha, Nadzar atau lainnya di bulan Syawal atau di hari Assyura, maka ia tetap mendapatkan pahala sunnah. (Ibn Hajar Al Haitami, Hawasyi Asy-Syarwani Al-Abadi ala Tufatil Muhtaj bi Syarhil Minhaj, juz IV, halaman 457)
KH. Abdul Muiz Ali, Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat dan Pengurus LBM PBNU)
click site https://lombard.lat/