Jakarta | LIPUTAN9NEWS
Maqam Yaqin adalah maqam diatas iman, ia adalah pengetahuan yang telah tertancap dalam hati seperti halnya ilmu Dhoruri.
Abdullah al anthaki berkata: Serendah-rendahnya maqam yaqin yaitu jika keyakinan sudah melekat dalam hati maka akan terpancarlah cahaya sehingga dia bisa melihat secara langsung (Musyahadah) terhadap perkara maklum yang ia ketahui. Dengan cahaya itu dia akan menjadi pribadi yang senantiasa bersyukur dalam satu sisi dan memiliki rasa takut (khouf) dalam sisi lain.
Amir bin Qois berkata:
Seandainya hijab dibuka kepada saya sehingga saya mampu melihat alam akhirat maka hal yang sedemikian tidak akan menambah keyakinan saya. Karena saya sudah ada rasa yakin terhadapnya.
Sebagian ulama berkata:
Jika telah sempurna hakikat yakin maka adanya bala’ terasa nikmat, dan adanya kelapangan hidup menjadi ujian.
Al Warraq berkata:
Keyakinan itu atas tiga cara; Melalui Informasi, melalui petunjuk dan terakhir melalui Musyahadah
Hikayat
Jakfar Al Haddad untuk meneguhkan hatinya. selama 16 hari dia berdiam dalam kolam tidak makan dan tidak minum. Ketika orang bertanya-tanya perbuatan aneh yang ia lakukan, Jakfar Al Haddad menjawab:
Saya sedang menguji hati saya apakah masih maqam ilmu atau maqam yakin. Jika saya masih maqam ilmu maka saya akan minum, jika saya maqam yaqin maka saya akan bersabar. Karena Allah mampu menghilangkan haus dahaga tanpa meminum air. Atau Allah mengirimkan seorang wali atau Malaikat yang memberikan dia minuman.
Ibrahim Al Khawwash bertemu dengan seorang pemuda lalu bertanya: wahai pemuda! Hendak mau pergi kemana?
Si pemuda menjawab: ke Mekah
Ibrahim Al Khawwash : Tanpa Sangu dan kendaraan?
Si Pemuda : Apa ia Allah yang menjaga langit dan bumi tidak bisa menjaga saya sampai ke tujuan?
Disadur dari Is’adur Rofiq juz 2/3-4
Ahmad Zaini Aly, Penulis adalah Guru Ngaji Pondok Pesantren Darur Rohman Morombuh Bangkalan