Tunisia, Liputan9 – Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Tunisia menggelar kegiatan kajian untuk WNI yang mayoritas mahasiswa Universitas Zaitunah, Tunis dengan mengundang salah satu ulama terkemuka, Syaikh Shalahuddin al-Mistawi untuk menyampaikan presentasi tentang “Imam Abul Hasan al-Syadzili: Kehidupan, Tasawuf, dan Murid-Muridnya” (1/8).
Duta Besar RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi, menyampaikan pentingnya para mahasiswa mengenal lebih dekat sosok Imam Abul Hasan al-Syadzili yang pengaruhnya sangat luas di dunia Islam, khususnya Indonesia.
“Imam Abul Hasan al-Syadzili adalah kekasih Allah (waliyullah) yang pengaruhnya sangat besar di dunia Islam, khususnya Indonesia. Hizib-hizibnya dibaca dan dijadikan sebagai obor penyejuk dan penenang hati, sehingga umat Islam mempunyai spiritualitas yang tercerahkan. Saya pribadi sejak masih santri kerap membaca hizib-hizib Imam Abul Hasan al-Syadzili, khususnya hizb bahr dan hizb nashar. Tunisia menjadi sangat spesial, karena dari bukit “Syadzul”, Imam Abul Hasan al-Syadzili mendapatkan ilham perihal hizib-hizibnya hingga terbentuk 40 murid setia yang menyebarluaskan ajaran tasawufnya ke seantero dunia, di antaranya ke Indonesia”, ujar Dubes RI yang juga dikenal sebagai Cendekiawan Nahdlatul Ulama.
Dubes Zuhairi Misrawi juga menyampaikan perlunya para mahasiswa Indonesia mengenal dan memahami pemikiran Imam Abul Hasan al-Syadzili, sehingga dapat mengambil pelajaran dan inspirasi dari sosok sufi dan wali besar ini.
“Saya ingin agar setiap mahasiswa Indonesia di Tunisia dapat mengenal dan memahami pemikiran wali besar ini. Tasawuf dan tarekat merupakan salah satu khazanah Islam yang menjadi bagian penting dalam pembentukan moderasi beragama. Saya sangat terkejut dan bangga, karena rupanya salah satu buku penting yang dibacakan Syaikh Shalahuddin al-Mistawi, yaitu Tanwir al-Ma’ali fi Manakib al-Syaikh ‘Ali Abil Hasan al-Syadzili, karya ulama Nusantara, Syaikh Dalhar bin Abdurrahman, Watucongol, Muntilan, Mangelang. Hal ini membuktikan, bahwa pengaruh tarekat Syadziliyah sangat besar di Tanah Air”, ujar Dubes RI kelahiran Sumenep, Madura.
Sementara Syaikh Shalahuddin al-Mistawi menyampaikan, sosok Imam Abul Hasal al-Syadzili merupakan sosok penting di dunia Islam, karena mampu membukan gerakan ihsan yang menjadi basis dari tasawuf.
“Imam Abul Hasan al-Syadzili mengajarkan kepada kita pentingnya ihsan yang akan melahirkan cinta dan kasih-sayang kepada sesama. Cinta kepada Tuhan dan Rasulullah SAW merupakan energi untuk membumikan cinta kepada sesama. Dari Imam Abul Hasan al-Syadzili, kita dapat mempelajari pemikiran murid-muridnya, Said al-Mursi, Ibnu ‘Athaillah al-Skandari, ‘Izzuddin bin ‘Abdussalam. Khazanah tarekat Syadziliyah telah membentuk wajah Islam yang moderat dan toleran”, pungkasnya. (Red)