Jakarta, LIPUTAN9.ID – Seperti diketui bersama kejadian kebakaran di area Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang milik PT Pertamina Patra Niaga, Jakarta Utara pada Jumat malam (3/3), menelan banyak korban jiwa.
Ahli electro R Haiidar Alwi mengatakan kejadian terbakarnya Depo Pertamina dengan 17 orang meninggal, puluhan orang terluka, 5 RW terbakar, merupakan peristiwa nasional sangat memalukan sekaligus menyedihkan. Saat itu terjadi hujan deras diiringi sambaran petir, dan masyarakat telah mencium bau bensin, kebocoran pipa bensin,
“Petir, Ar Ra‘du telah disebut dalam Al Quran, Surah 13, Ayat 12: Allah memperlihatkan Barqa yang menimbulkan ketakutan dan harapan,” ucap alumni S1 dan S2 ITB tersebut.
Petir memang kuasa Allah, namun manusia dikaruniai akal pikiran untuk mengatasinya.
“Sambaran petir di Depo Plumpang, tidak berdasar pada Fire Triangle namun Electrical Triangle atau khususnya Lightning Triangle,” paparnya.
Petir kemungkinan besar menyambar salah satu tangki Depo Pertamina Plumpang. Sambaran petir ini tidak akan dapat melubangi tangki. Arus sambaran petir akan menyebabkan penaikan tegangan (potensial) pada tangki dan juga terjadi penaikan tegangan pada pipa pipa yang tersambung tangki tersambar.
“Beda potensial antar pipa akan menyebabkan Spark, percik listrik dengan energi yang cukup. Pipa bensin diluar, memang bukan hazardous area. Namun jika terjadi kebocoran, sudah dapat disebut flammable area.
Terjadinya Spark di daerah flammable, men trigger penyalaan menyebabkan kebakaran terjadilah Electrical Triangle, bukan Fire Triangle,” Haidar yang juga alumni Pembangkit di Scanactady USA.
“Ini mekanisme terjadinya kebakaran Depo Plumpang yang diawali dengan kebakaran pipa bensin,” imbuhnya.
Menurutnya, proteksi petir, penangkal petir yang digunakan di seluruh instalasi Pertamina, baik di Depo, Kilang, Pertamina Hulu setahu saya kebanyakan menggunakan dan mengandalkan teknologi ESE Early Streamer Emission yang tidak ada di Standard IEC, VDE juga NFPA, yang bahkan meninggalkan konsep dasar proteksi petir.
“Akhirul kalam menurut saya apabila tidak ada penanganan khusus serta perbaikan sistem proteksi petir di seluruh depo Pertamina di Indonesia, maka kejadian serupa akan tidak mustahil terjadi lagi. Apabila diberi kesempatan insaAllah saya tau persis siapa person incharge yg mampu memperbaiki hal tersebut agar tidak terjadi lagi. Wallahualam bissawab,” pungkasnya. (Ai)