LIPUTAN9.ID – Hari ini tanggal 1 Desember merupakan Peringatan Hari AIDS Sedunia, karenanya mengingatkan kita pada peristiwa wabah yang menggemparkan dan menakutkan manusia sedunia. Wabah adalah penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar orang di daerah yang luas menurut KBBI. Semua manusia normal ketakutan akan tertular oleh AIDS sehingga banyak sikap yang ditunjukan oleh manusia dalam rangka menyelelamatkan diri dari AIDS.
Demikian isi materi khutbah kali ini, semoga kita bisa memahami kondisi ketidak nyamana n lantara wabah dan sebangsanya dan berusaha merespon dengan beberapa hal; Perbanyak Membaca atau menyimak AL-Qur’an, Perbanyak Berdoa kepada Allah sebagaimana nabi Ayyub AS., Perbanyak Istighfar Memohon Ampun, Perkuat Kesabaran menghadapi ketidak nyamanan, Bertawakkal dengan baik dan benar.
Semoga juga Allah memudahkan dan memberi kekuatan serta semangat kepada kita untuk bisa melakukan usaha maksimal dan total sehingga tetap dalam keimanan dan ketaqwaan yang baik serta selamat dan sehat dalam menjalani kehidupan serta mendapat rahmat di akhirat, amin amin ya Robbal “aalamiiin.
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الهَادِيْنَ لِلصَّوَابِ وَعَلَى التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ اْلمَآبِ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: قُلْ لَّنْ يُّصِيْبَنَآ اِلَّا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَنَاۚ هُوَ مَوْلٰىنَا وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ (التوبة: ٥١)
Hadirin sidang Jumat rahimakumullah,
Marilah kita bersyukur kepada Allah dengan melangitkan kalimat Tahmid sebagai manifestasi dari pujian kita kepada Allah Swt. atas segala limpahan nikmat, rahmat, serta keberkahan yang kita terima setiap saat yang terkadang tanpa harus keluar keringat, Semoga kitab isa dan selalu berusaha menjadikan diri menjadi orang yang selalu bersyukur kepadaNya amin. Shalawat dan salam marilah senantiasa kita sanjungkan kepada baginda Rasulullah Muhammad Saw. Semoga kita kelak mendapatkan syafaatnya. Amin.
Selanjutnya, Khatib berwasiat pada diri khatib pribadi dan kepada segenap jamaah, marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt dengan taqwa yang sebenar-benar taqwa. Marilah kita menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya; memperbanyak berbuat baik, menghormati perbedaaan yang dianugerahkan kepada kita, serta senantiasa menjaga nikmat perdamaian dan kerukunan yang terlimpah kepada bangsa-bangsa dinunia ini.
Sidang Jumat Rahimakumullah,
Pada khutbah kali ini khotib ingin menyampaikan judul khutbahnya yaitu, WABAH DALAM PANDANGAN AL-QUR’AN Refleksi Hari AIDS Sedunia.
Hari ini tanggal 1 Desember merupakan Peringatan Hari AIDS Sedunia, karenanya mengingatkan kita pada peristiwa wabah yang menggemparkan dan menakutkan manusia sedunia. Wabah adalah penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar orang di daerah yang luas menurut KBBI. Semua manusia normal ketakutan akan tertular oleh AIDS sehingga banyak sikap yang ditunjukan oleh manusia dalam rangka menyelelamatkan diri dari AIDS.
Wabah pun ternyata telah terjadi pada masa dahulu yang diceritakan dalam al-Qur’an.
Pertama, bagaimana wabah menimpa suatu negri lantaran tidak mau dicegah untuk menkonsumsi air disebuah sungai sehingga banyak yang terkena penyakit(QS. al-Baqarah 249).
Kedua Wabah yang terjadi pada kaum tsamud yang melanggar untuk tidak memotong hewan sapi akhirnya memotong dan muncullah wabah(QS. Hud: 64065).
Ketiga Bagaiman wabah semacam lepra yang muncul pada zaman nabi ayyub, sehinggaseorang nabipun terkapar juga sehingga mengajarkan kesabaran manusia dalam mensikapi penyakit, (QS. Al-Anbiya: 83)
Selanjutnya Bagaimana Al-Qur’an memposisikan wabah yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dengan beberapa sikap agar kiranya bisa dipahami serta disikapi oleh masyarakat sehingga lebih baik dan benar serta berdasar dalam mensikapinya. Paling tidak ada 4 sikap Al-Qur’an terhadap wabah yang terjadi termasuk aids, covid 19 dan lainnya.
- Wabah Penyakit dan Kekuasaan Allah SWT, Allah sampaikan dalam Ali Imran: 27.
- Wabah Penyakit merupakan bentuk siksa didunia, Allah sampaikan dalam As-Sajdah: 21
- Wabah Penyakit merupakan ujian bagi orang beriman, Allah sampaikan dalam At-Atubah: 126
- Wabah Penyakit merupakan pelajaran bagi orang yang beriman, Yunus: 57
Kemudian bagaimana sikap kita jika menghadapi wabah penyakit yang melanda kehidupan masyarakat kita agar terhindar dan selamat dari wabah sehingga masih bisa menjalani hidup dan ibadah dengan baik. Ada beberapa Langkah yang bis akita lakukan diantaranya:
Pertama, Tidak keluar rumah dan menghindari yang terkapar wabah
Ketika wabah muncul dalam kehdupan kita, maka manusia akan merasa ketakutan dan berusaha untuk menyelamatkan diri dengan berbagai cara dan upaya. Ada upaya yang rasional maupun upaya yang tidak rasional dijalankan demi menggapai harapan selamat dari wabah yang merambah di lingkannya.
Al-Qur’an mengajarkan kepada kita bahwa, jika terjadi wabah atau penyaakit dating dengan cepat dan menur juga dengan cepat, maka berusaha untuk mengisolasi diri agar jangan sampai bersinggungan dengan orang yang sudah terpapar oleh wabah dimaksud. Hal ini Allah sampaikan dalam Al-Qur’an:
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ خَرَجُوْا مِنْ دِيَارِهِمْ وَهُمْ اُلُوْفٌ حَذَرَ الْمَوْتِۖ فَقَالَ لَهُمُ اللّٰهُ مُوْتُوْا ۗ ثُمَّ اَحْيَاهُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَذُوْ فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُوْنَ
Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung halamannya, sedang jumlahnya ribuan karena takut mati? Lalu Allah berfirman kepada mereka, “Matilah kamu!” Kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. QS. Al-Baqarah 243
Kedua, : Perbanyak beroda kepada Allah
Doa merupakan satu jembatan komunikasi dengan Tuhan Allah swt. Dan manusia untuk menyampaikan harapannya. Semakin banyak berdoa berarti semakin banyak komunikasi dengan Allah. Semakin banyak komunikasi dengan Allah akan sangat mungkin menjadi dekat sehingga akan mendorong dikabulkannya doa yang dipanjatkan. Allah pun sudah perintahkan kepada manusia untuk berdoa kepada Alah dan Allah berjanji akan mengabulkan doa-doanya, (QS. Al-Baqarah/2: 186).
Ketika nabiyulloh Ayyub AS. Mengalami wabah yang sangat berat, kemudian ia jalani dengan sabar dan berusaha keras serta tidak ketinggalan untuk beroda kepad Allah ketika sudah dirasakan cukup lama dan berat. Hal ini menunjukan bahwa ketika menghadapi wabah penyakit yang menimpa kita, harus ada upaya Doa yang dilalkukan agar Alah menghindarkan wabah yang terjadi. Allah berfirman:
وَاَيُّوۡبَ اِذۡ نَادٰى رَبَّهٗۤ اَنِّىۡ مَسَّنِىَ الضُّرُّ وَاَنۡتَ اَرۡحَمُ الرّٰحِمِيۡنَ
Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.” QS. Al-Anbiya 83
Ketiga, Perbanyak Istighar memomohon ampun
Istighfar adalah pengakuan dan permohanan penghapusan kesalahan yang telah diperbuat manusia dan tidak ada manusia yang tidak memiliki dosa. Ketika manusia memiliki banyak dosa maka yang terbaik adalah menyadari dan melakukan permohonan ampun kepada Allah, agar mendapatkan remisi atas dosa yang dimilikinya. Allah akan mengampuni dan menyayangi orang yang memohon ampun atas dosa dan kesalahan yang elah diperbuatnya.
Ketika perbuatan dosa dilakukan secara bersama-sama dalam sebuah negeri, maka boleh jadi Allah akan menegur ataupun menyiksa kepada kaum tersebut dengan berbagai macam bentuk sehingga kaum tersebut menyadari kesalahan yang diperbuat. Supaya teguran Allah yang keras dan boleh jadi melalui kedatangan wabah tidak terjadi, maka memohon ampun dan beristighfar menjadi sangat penting untuk dilakukan agar Allah memberikan kasih sayang bukan siksaan. Allah berfirman:
وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. An-Nisa/4: 110
Keempat, Perkuat kesabaran menghadapi ketidak nyamanan
Setiap orang muslim akan memiliki kekuatan iman dan taqwa yang berbeda-beda, tergantung amal ibadahnya. Allah akan menguji orang beriman dengan berbagai macam ujian. Siapa yang lulus dalam ujian, maka dia akan naik maqomnya disisi Allah dan dia akan mendapatkan kebaikan didunia dan akhirat. Sebaliknya bagi yang tidak lulus, boleh jadi dia akan stag atau malah menurun keimanan dan taqwanya keada Allah, sehingga bukannya semakin dekat kepada Allah, tetapi justru semakin jauh.
Ketabahan dan kesabaran menghadapi ujian yang tidak mengenakan boleh jadi akan menjadikan menusia semakin jauh terhadap Allah atau sebaiknya. Kehidupan itu tidak selamanya nyaman dan membahagiakan, tetapi sangat mungkin suatu ketika akan mengalami ketidak nyamanan sehingga menjadikan manusia goncang atau tidak siap menghadapinya. Orang orang yang sabar dan siap menghadapi ujiab ketidaknyamanan dan tidak putus asa, maka akan diampuni dan diberikan kasih sayang oleh Allah sebagaimana firmanYa.
قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” QS. Az-Zumar: 53
Kelima, : Bertawakkal dengan baik dan benar
Tawakal adalah berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT atas ikhtiar atau usaha yang telah dilakukan. Dengan berserah diri berarti meyakini apapun keputusan Allah SWT adalah yang terbaik bagi kita karena Allah SWT adalah Yang Maha Tahu. Dalam menghindarkan diri dari wabah yang menakutkan, manusai harus berusaha maksimal dan istiqomah agar terbebas dan wabah yang hadir. Harapan besar tentunya sudah dibayangkan, namun tidak cukup sampai disitu, akan tetapi memerlukan sikap tawakal kepada Alah agar tidak sampai pada sikap putus asa, apalagi suuzon kepada Allah.
Sikap tawakal sangat penting ketika manusia sudah bersuha maksimal untuk menghindarkan diri dari wabah atau sebangsanya. Jika sudah melakukan tawakkal dengan baik dan benar Allah kan meberikan kasih sayang, sehingga mendapatkan kesamanan dan kebahagiaan dalam waktu yang dinginkan. Allah berfirman,
قُلۡ هُوَ الرَّحۡمٰنُ اٰمَنَّا بِهٖ وَعَلَيۡهِ تَوَكَّلۡنَاۚ فَسَتَعۡلَمُوۡنَ مَنۡ هُوَ فِىۡ ضَلٰلٍ مُّبِيۡنٍ
- Katakanlah: “Dia-lah Allah yang Maha Penyayang Kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah Kami bertawakkal. kelak kamu akan mengetahui siapakah yang berada dalam kesesatan yang nyata”. (Al-Mulk (67): 29).
Hadirin sidang jum’ah yang dimulyakan Allah,
Demikian khutbah yang singkat ini, semoga kita bisa memahami kondisi ketidak nyamana n lantara wabah dan sebangsanya dan berusaha merespon dengan beberapa hal :
- Perbanyak Membaca atau menyimak AL-Qur’an,
- Perbanyak Berdoa kepada Allah sebagaimana nabi Ayyub AS.,
- Perbanyak Istighfar Memohon Ampun,
- Perkuat Kesabaran menghadapi ketidak nyamanan,
- Bertawakkal dengan baik dan benar,
Semoga juga Allah memudahkan dan memberi kekuatan serta semangat kepada kita untuk bisa melakukan usaha maksimal dan total sehingga tetap dalam keimanan dan ketaqwaan yang baik serta selamat dan sehat dalam menjalani kehidupan serta mendapat rahmat di akhirat, amin amin ya Robbal “aalamiiin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ فِى اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، اِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، وَالْعَصْرِ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِىْ خُسْرٍ اِلاَّ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوْ الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَاإِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إلىَ رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيّ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِي وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلأَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ.
اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللَّهُمَّ لَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا – بِذُنُوْبِنَا – مَنْ لَا يَخَافُكَ وَلَا يَرْحَمُناَ .اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي الْقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Materi khutbah Jum’at dengan tema Khutbah Jum’at: Wabah dalam Pandangan Al-Qur’an (Refleksi Hari AIDS Sedunia) ini, dalam bentuk PDF dapat di Download dengan KLIK disini
KH. Ahmad Misbah, M.Ag., Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Tangerang
Comments 1