• Latest
  • Trending
  • All
  • Politik
Aku Sayang NU, Tapi Sayangnya NU Koyo Dienggo Dolanan

Aku Sayang NU, Tapi Sayangnya NU Koyo Dienggo Dolanan

January 5, 2024
PNIB

Refleksi Hari Santri dan Sumpah Pemuda, PNIB: Bahaya Medsos dan Game Online sebagai Alat Propaganda 

October 28, 2025
Pagar Nusa

Pagar Nusa Apresiasi Polri atas Kinerja Berantas Narkoba

October 28, 2025
Wali Kekasih Allah

Ciri Wali (Kekasih) Allah: Tidak ada Rasa Takut dan Larut dalam Kesedihan

October 28, 2025
Kemendikbud Siapkan 150 Ribu Beasiswa untuk Guru yang Belum S1/D4

Kemendikbud Siapkan 150 Ribu Beasiswa untuk Guru yang Belum S1/D4

October 27, 2025
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti

Program Wajib Belajar 13 Tahun pada 2026, PIP untuk TK dan Insentif Guru Dinaikkan

October 27, 2025
MUI

MUI Sentil Tampilnya Biduan dalam Peresmian Masjid di Jawa Tengah

October 27, 2025
Peringati Hari Santri 2025, PWNU DKI Jakarta Ajak Perkuat Nilai-nilai Kejujuran

Peringati Hari Santri 2025, PWNU DKI Jakarta Ajak Perkuat Nilai-nilai Kejujuran

October 27, 2025
Ratusan Juta Uang Rakyat Diduga Disalahgunakan: Proyek Drainase U-Ditch di Sukajaya Asal Jadi, Jalan Licin Membahayakan Warga

Ratusan Juta Uang Rakyat Diduga Disalahgunakan: Proyek Drainase U-Ditch di Sukajaya Asal Jadi, Jalan Licin Membahayakan Warga

October 27, 2025
Melda Safitri

The Ultimate Life Perspektif Islam 

October 26, 2025
BEM PTNU SE-NUSANTARA Menggelar Aksi Lanjutan, Geruduk Kantor Trans7

BEM PTNU SE-NUSANTARA Menggelar Aksi Lanjutan, Geruduk Kantor Trans7

October 26, 2025
  • Iklan
  • Kontak
  • Legalitas
  • Media Sembilan Nusantara
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Tentang
Tuesday, October 28, 2025
  • Login
Liputan9 Sembilan
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
Liputan9 Sembilan
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Aku Sayang NU, Tapi Sayangnya NU Koyo Dienggo Dolanan

Oleh: KH. Agus Masruri

liputan9news by liputan9news
January 5, 2024
in Uncategorized
A A
0
Aku Sayang NU, Tapi Sayangnya NU Koyo Dienggo Dolanan

KH. Agus Masruri, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muhdi, Krapyak Lor Wedomartani Ngemplak Sleman Yogyakarta

782
SHARES
2.2k
VIEWS

LIPUTAN9.ID – Saya seperti jamaah Nahdliyyin lainnya, yang mencintai NU hanya karena ingin dianggap menjadi santrine Mbah Hasyim Asy’ari. Dawuh Mbah Hasyim bagai jimat: Barang siapa merawat NU, cinta NU bakal kuanggap santriku dan kudoakan anak turunannya meninggal dalam khusnul khatimah.

Bagi kaum santri seperti saya, tidak ada yang lebih berharga dari pada berkah dan doa Kiai sepuh. Setiap Kiai biasanya punya batu ujiannya masing-masing, dan Mbah Hasyim mensyaratkan mencintai dan menjaga NU dengan segala macam ujiannya.

Menjaga NU dalam amaliah santri tiada lain selain ngaji. Pernah dalam sebuah ceramahnya, Mbah As’ad, murid Mbah Hasyim, yang sama-sama belajar pada Mbah Kholil Bangkalan, menekankan pentingnya ngaji. Kitab yang diaji jadi pegangan bagi jamaah NU.

BeritaTerkait:

Mencintai NU dengan Sederhana

Mbah As’ad juga pernah dawuh tentang NU bahwa NU bakal di nggo dolanan oleh para pengurusnya sendiri. Jika itu terjadi, jamaah NU harus kembali pada kitab salaf, ikuti ajaran ulama salaf, jangan ikuti maupun perhatikan (oknum) pengurus NU yang menggunakan NU untuk kepentingan dan kelompoknya saja.

Mbah As’ad melarang ada jamaah NU yang berkata-kata pedas, yang menyakiti hati para pengurus NU, walaupun sudah nyata-nyata berbuat salah. Sebaliknya, jamaah hanya butuh diam, mengabaikan, dan fokus semata-mata pada “mulang ngaji sak mampune”. Begitu cara saya mencintai NU, sebagai seorang santri.

Diam bukan berarti selamanya setuju. Diam kadang kala juga bermakna tidak sejalan. Mendiamkan para (oknum) pengurus NU yang merusak NU itu sendiri, sebagaimana saran Mbah As’ad, ini salah satu cara mengkritik. Karena diam berarti pengalihan, dari ikut serta dalam pengrusakan NU dan menjaga nalar tetap sehat.

Akal yang sehat dan nalar yang kritis tidak selamanya diungkapkan dalam kata-kata yang bergema. Merawat akal dan nalar bisa dengan diam, membaca, dan beramal sebagaimana ajaran yang benar. Merawat akal tidak seharusnya dengan konfrontasi dan perdebatan.

Menjaga Ngaji, Menjaga Tradisi

Ngaji bukan melulu membaca buku dan menulis. Mengaji pada hakikatnya menjaga tradisi. Ada tradisi untuk menghormati ilmu dan memuliakan orang-orang berilmu. Ciri-ciri santri yang benar dalam ngaji berarti menghormati ilmu dan orang yang berilmu.

Saya sebagai santri, lebih-lebih santri ndeso, sangatlah yakin para pengurus NU, mulai dari pusat sampai daerah, adalah orang-orang yang alim allamah. Keputusan dan kebijakan yang mereka pilih sarat akan pertimbangan-pertimbangan ilmiah. Punya argumennya sendiri-sendiri.

Sementara tradisi orang berilmu itu sendiri menghormati hasil ijtihad orang lain. Dalam kaidah fiqhiyyah, sebuah ijtihad tidak bisa dibatalkan oleh ijtihad lainnya. Karena prinsip dasar ini, ada banyak sekali pilihan dan pendapat para ulama sangat beragam.

Itu pula mengapa tradisi keagamaan NU mencerminkan spirit kemajemukan, ada empat mazhab di bidang fikih (Hanafiah, Hanabilah, Malikiah, Syafi’iah), ada dua aliran besar di bidang akidah (Asy’ariah dan Maturidiah), dan duatokoh besar di bidang tashowuf (Junaid al-Baghdadi dan Al-Ghazali).

Bagi kami sebagai santri yang diwajibkan selalu mengaji, menghargai perbedaan pendapat adalah keniscayaan. Ini ciri khas ilmiah, tradisi intelektual, dan cara kami para santri menjaga tradisi ke-NU-an. Karenanya, perbedaan pandangan, mazhab, dan manhajul fikr bukan momok yang menakutkan.

“Gegeran” hanya karena perbedaan pendapat (termasuk pendapatan) bukan tradisi jamaah NU. Setidaknya sejauh yang saya sebagai santri ndeso ketahui selama ini. Gegeran tidak pernah produktif, dan tidak memiliki contoh dari para ulama salafus sholeh.

Apalagi gegeran hanya gara-gara perbedaan tata kelola organisasi. Suatu perbedaan yang dalam istilah ilmu fikih disebut sebagai furu’iyah. Perbedaan tentang sesuatu yang bukan utama, primer, substansial. Bekalangan ini, media ramai tentang gegeran para pengurus NU tentang sesuatu yang sekunder.

Berpolitik ataupun Tidak, itu Furu’iyah

Sedangkal pemahaman saya sebagai santri ndeso, yang jauh dari pusat kekuasaan, gegeran para pengurus NU akhir-akhir ini hanya masalah politik. Perbedaan terjadi di antara kubu yang mengkampanyekan netralitas NU, dan kubu yang diam-diam menyeret NU ke pusaran politik praktis.

Jika dilihat dari hasil-hasil ijtihad para ulama NU di zaman dahulu. Pilihan untuk berpolitik praktis maupun tidak adalah perkara furu’iyah. Sebagai perkara furu’, maka perubahan zaman adalah faktor penting yang sangat berpengaruh.

Ada kalanya NU yang semula berupa Jam’iyyah bertransformasi menjadi partai politik. Ikut Pemilihan Umum. Itu pernah terjadi saat Pemilu pertama tahun 1955, di mana partai NU ikut pemilu.

Setelah puas menjadi partai politik,(hasil ijtihad) baru para ulama menarik diri dari gelanggang politik, dan berjanji sepenuh kembali ke Khitthah 1926, saat NU masih berupa Jam’iyah, bukan parpol. Itu terjadi misalnya melalui Muktamar 1984.

Baik berpolitik praktis maupun tidak, semua itu hanya furu’iyyah. Dalam kaidah fikih disebutkan, “taghayyurul ahkam bi taghayyuril azminah” (perubahan hukum sesuai perubahan zaman). Hal-hal furu’iyah sudah lazim akan berubah-ubah.

Berbeda halnya dengan aspek Ushuliyah atau pokok dari NU. Selamanya tidak akan pernah berubah, tidak peduli perubahan zaman atau tempat. Misalnya, sejak awal sampai detik ini, NU memperjuangkan akidah Ahlussunnah wal Jamaah. Tidak ada inovasi apapun.

Alhasil, gegeran karena persoalan furu’iyah itu sama saja dengan menjadikan NU sebagai dolanan (mainan) anak-anak. Sampai kiamat terjadi, perbedaan furu’iyah tidak akan pernah terselesaikan. Gegeran karena furu’iyah berarti sengaja bermain-main dengan NU. Melihat kontroversi para pengurus NU hari ini, penulis sebagai santri hanya bisa berdoa, semoga lekas reda. Allahumma amin.

KH. Agus Masruri, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muhdi, Krapyak Lor Wedomartani Ngemplak Sleman Yogyakarta

Tags: Cinta NUKH Agus MasruriSayang NU
Share313Tweet196SendShare
liputan9news

liputan9news

Media Sembilan Nusantara Portal berita online yang religius, aktual, akurat, jujur, seimbang dan terpercaya

BeritaTerkait

Mencintai NU dengan Sederhana
Uncategorized

Mencintai NU dengan Sederhana

by liputan9news
January 5, 2024
0

"Aku ingin mencintai NU dengan sederhana, dengan kata-kata yang tak sempat diucapkan pena kepada kertas yang menjadikannya bermakna. Aku ingin...

Read more
Load More

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gus Yahya

PBNU Respon Rais Am JATMAN yang telah Demisioner dan Teken Sendirian Surat Perpanjangan Kepengurusan

November 26, 2024
Akhmad Said Asrori

Bentuk Badan Hukum Sendiri, PBNU: JATMAN Ingin Keluar Sebagai Banom NU

December 26, 2024
Jatman

Jatman Dibekukan Forum Mursyidin Indonesia (FMI) Dorong PBNU Segera Gelar Muktamar

November 22, 2024
Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

2463
KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

757
KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

141
PNIB

Refleksi Hari Santri dan Sumpah Pemuda, PNIB: Bahaya Medsos dan Game Online sebagai Alat Propaganda 

October 28, 2025
Pagar Nusa

Pagar Nusa Apresiasi Polri atas Kinerja Berantas Narkoba

October 28, 2025
Wali Kekasih Allah

Ciri Wali (Kekasih) Allah: Tidak ada Rasa Takut dan Larut dalam Kesedihan

October 28, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
  • Media Sembilan Nusantara

Copyright © 2024 Liputan9news.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Wisata-Travel
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Dunia Islam
    • Filantropi
    • Amaliah NU
    • Al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Muallaf
    • Sejarah
    • Ngaji Kitab
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Seputar Haji
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Pendidikan
    • Sejarah
    • Buku
    • Tokoh
    • Seni Budaya

Copyright © 2024 Liputan9news.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In