Jakarta, LIPUTAN9.ID – Berdasarkan Keputusan Muktamar NU ke-26 di Semarang. Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah (JATMAN) didirikan oleh lima orang kiai. Mereka adalah KH. Masykur, KH. Idham Chalid, KH. Abdul Wahab Chasbullah, KH. Bisri Syansuri dan KH. Muslih Mranggen.
Ketika KH. Idham Chalid tengah menuntut ilmu di Mekkah dan berguru kepada Al-Quthb Syekh Muhammad Amin Kutbi, gurunya tersebut berpesan kepadanya,
“Idham, thariqah di Indonesia akan maju dan berkembang bila nanti dipimpin oleh seorang Habib yang bernama Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya.”
Maka sepulangnya dari Mekkah, KH. Idham bertemu dengan Habib Luthfi bin Yahya dan bersalaman dengan durasi yang lama tanpa berkata-kata, tapi Habib Luthfi bersuara berulang-ulang, “Insyaallah, Pak Kiai, saya laksanakan.”
Hal ini membuat hadirin yang melihat pemandangan itu terheran-heran. Selidik punya selidik ternyata keduanya berkomunikasi batin. Kiai Idham bilang, “Habib, nanti kamu yang melanjutkan thariqah.”
Habib Luthfi bin Yahya pun menjawab, “Insyaallah, Pak Kiai, saya laksanakan.”
Saat Muktamar Thariqah, KH. Idham berucap kepada ulama yang hadir bahwa dirinya dalam JATMAN diibaratkan seperti orang yang membangun rumah sakit, namun dokter spesialisnya adalah Habib Luthfi bin Yahya.
Apa yang disampaikan oleh KH. Idham Chalid ini mendapat dukungan dari Tuan Guru Sekumpul Syekh KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani yang sangat menghormatinya dengan berucap kepada KH. Syafriansyah,
“KH Idham Chalid itu penegak kita. Beliau lebih dahulu menjadi wali quthub. Kalau menyandingkan fotoku dengan beliau, letakkan posisi beliau di kananku.”