Jakarta | LIPUTAN9NEWS
Hingga saat ini, nama “Baharudin Lopa” tetap dikenang oleh masayarakat secara luas dan menjadi simbol penegakan hukum yang bersih dan tegas di Indonesia. Sikapnya yang tegas dalam memperjuangkan keadilan seharusnya menginspirasi para jaksa dan penegak hukum saat ini.
Siapakah Baharudin Lopa ini? Ia adalah putra terbaik Indonesia, yang lahir pada 27 Agustus 1935 di Polewali, Sulawesi Barat. Dikenal di masyarakat sebagai penegak hukum yang memiliki integritas tinggi, sikapnya tegas, dan tanpa kompromi dalam memberantas korupsi yang merajarela pada saat itu. Perjalanan kariernya di dunia hukum membawanya ke berbagai jabatan penting di Kejaksaan Agung dan pemerintahan Indonesia. Bahkan hingga saat ini ia dikenang oleh masyarakat karena prestasi dan jasanya tersebut.
Perjalanan Baharudin Lopa memulai kariernya sebagai jaksa dan dengan cepat dikenal karena sikapnya yang tegas, berani dan tidak pandang bulu dalam menegakkan hukum. Sedangkan beberapa jabatan penting yang pernah ia pegang antara lain Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan, Ketua Komisi Ombudsman Nasional, Direktur Jenderal Pemasyarakatan di Departemen Kehakiman, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) tahun 2001, Jaksa Agung Indonesia (2001). Sebagai Jaksa Agung, meskipun hanya menjabat selama beberapa bulan, ia bertekad mengusut tuntas berbagai kasus korupsi besar di Indonesia.
Pada saat itu, Baharudin Lopa dikenal sebagai musuh utamanya para koruptor. Dalam perjalanan kariernya ini, Ia pernah menangani banyak kasus besar yang melibatkan para pejabat tinggi dan pengusaha yang memiliki pengaruh dalam panggung percaturan politik. Meskipun ia memiliki jabatan dengan posisi yang tinggi, ia tetap memilih hidup dengan sederhana, menjauhkan diri dari gaya hidup mewah. Ini yang menjadi salah satu prinsip yang dipegang teguh sebagai ciri khasnya. Atas ketegasan, keberanian, dan integritasnya inilah membuat dirinya disegani dan ditakuti oleh banyak pihak terutama yang merugikan. Bahkan dalam setiap kesempatan ia sering mengingatkan bahwa “hukum tidak boleh tunduk pada kekuasaan atau uang.”
Walaupun terbilang hanya sebulan menjabat sebagai Jaksa Agung, Baharudin Lopa sudah membuat para koruptor kejang-kejang lantaran sikapnya yang berani dan tak kenal rasa takut sedikitpun. Bahkan dalam satu kesempatan ia pernah memerintahkan pulang Sjamsul Nursalim dan Prajogo Pangestu yang sedang dirawat di Jepang dan Singapura untuk diselidiki atas kasus korupsi. Termasuk ia juga pernah turut serta menghadapi kasus yang melibatkan “orang-orang terkuat” di jamannya, seperti Akbar Tanjung, Arifin Panigoro, dan Ginanjar Kartasasmita. Bahkan juga pernah mengusut kasus yang melibatkan mantan Presiden Soeharto. Sehingga dengan keberaniannya ini patut diacungi jempol dan seharusnya patut ditiru oleh para jaksa dan penegak hukum saat ini.
Dengan kepergiannya, membawa duka yang mendalam bagi Masyarakat Indonesia. Ia meninggal dunia pada tanggal 3 Juli 2001 di Arab Saudi saat menjalankan tugas kenegaraannya. Dengan kepergiannya yang mendadak sehingga memunculkan berbagai spekulasi. Akan tetapi secara resmi dinyatakan bahwa ia wafat akibat serangan jantung.
Sebagai penghormatan terakhir, di Makassar tempatnya di pelelangan ikan Paotere berhenti beraktivitas sejenak untuk melihat berita kepergiannya. Baharudin Lopa dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata dengan upacara pemakaman kenegaraan pada tanggal 6 Juli 2001.
Rakyat Indonesia tentunya mendoakan Baharudin Lopa agar semua amal ibadahnya diterima Yang Maha Kuasa. Namun patut juga kita panjatkan doa, semoga ada lebih banyak lagi sosok-sosok yang tegas, berani dan memiliki integritas yang tinggi seperti Baharudin Lopa di Indonesia saat ini.
Semoga Bermanfaat…Aamiin….Yaa Mujibassaailiin….
Dr. Heru Siswanto, M.Pd.I., Ketua Program Studi dan Dosen PAI-BSI (Pendidikan Agama Islam-Berbasis Studi Interdisipliner) Pascasarjana IAI Al-Khoziny Buduran Sidoarjo; Dosen PAI-Terapan Politeknik Pelayaran Surabaya; Pengasuh Balai Peduli Pendidikan Indonesia; Pengurus LTMNU PCNU Sidoarjo; Ketua LDNU MWCNU Krembung.