JAKARTA | LIPUTAN9NEWS
Founder Owner Bandar Laut Dunia (BALAD) Grup, HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy akrab dipanggil Haji Lilur menyampaikan bahwa melaui Presiden Republik Indonesia Jenderla TNI Purn. Prabowo Subianto, pada hari Jumat (01/08/2025) telah memerintahkan Menteri KKP RI untuk menghentikan sementara Ekspor Benih Bening Lobster (BBL) ke Vietnam.
“Entah siapa orang hebat yang bisa memberi masukan pada Presiden RI sampai mafia lobster stroke dan kena serangan jantung,” ujarnya pada jurnalis Lipuatn9news.
Selanjutnya, Haji Lilur juga menuturkan bahwa Presiden RI menyatakan akan menata ulang aturan main ekspor BBL di bawah otoritas Presiden RI melalui Peraturan Presiden (Perpres) bukan lagi di bawah aturan Kepmen KKP. No. 7 Tahun 2024.
“Salut pada Presdien. Perpres RI untuk budidaya lobster di dalam negeri dan di Luar negeri sedang diproses penerbitannya,” tutur Sang Nelayan Nusantara itu.
Haji Lilur mengabarkan beberapa hal sudah disampaikan dalam rangka penataan adalah BLU Situbondo tidak lagi menangani budidaya lobster di luar negeri (Ekspor ke Vietnam). Ssebagai gantinya akan dibuat satgas budidaya lobster.
“Satgas budidaya lobster yang akan bernaung di bawah otoritas perpres RI akan terdiri dari lintas Kementerian dan Lembaga (K/L). Lintas K/L tersebut terdiri dari; KPK, BPK, TNI, POLRI, Kejasaan Agung, Kemenkeu, Kemenlu, KKP, dan Kemungkinan Kemenhan,” jelas pengusaha sukses asal Situbondo itu.
Saat ini, kata Haji Lilur, Kemenku akan membuat rekening khusus sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk dana setoran ekspor BBL.
Sementara itu, tarif PNBP BBL nantinya hanya Rp. 2.000 per ekor BBL. Turun dari Rp. 3.000 per ekor saat dikelola KKP via BLU Situbondo. Tidak ada lagi biaya operasional BLU Situbondo sebesar Rp. 1.000 per ekor.
“Tarifnya jadinya turun Rp. 2.000 per ekor dibandingkan dengan saat masih dalam otoritas Kepmen. KKP No. 7 tahun 2024. Sementara, proyeksi terbitnya Perpres adalah akhir Agustus. Maka, proyeksi mulai kembali beroperasinya budidaya lobster di juar negeri adalah akhir September dan atau awal Oktober,” terangnya.
Higemoni Berimbang BALAD Grup
Karena itu, Menurut Haji Lilur Bandar Laut Dunia ( BALAD) Grup sudah mempunyai kuota budidaya luar negeri (Vietnam) sebesar 1.000.000.000 / satu milyar ekor per tahun.
“BALAD Grup sedang mengkreasi suplaiI BBL di Indonesia sebesar 1.000.000.000 (satu milyar ekor per tahun),” ucap pengusaha Nahdliyyin tersebut.
Ia menerangkan bahwa BALAD Grup berharap kebutuhan Suplai 1.000.000.000 – (satu milyar ekor per tahun) dapat dipenuhi dari 7 Provinsi; DIY, JATIM, JABAR, BANTEN, LAMPUNG, NTB, dan NTT. BALAD Grup wajib menyeimbangkan Keperluan Pembelian dan Keperluan Suplai. Haji Lilur menyebutnya higemoni berimbang.
“Sungguh malu dan memalukan apabila dapat Kuota Suplai satu milyar ekor per tahun dari Vietnam namun ternyata gagal suplai,” warning Haji Lilur.
Sebagai langkah strategis agar tidak gagal suplai, Haji Lilut menyatakan BALAD Grup akan fokus pada keperluan suplai pada 3 Provinsi meskipun tetap bergerak di 7 Provinsi.
“Provinsi utama suplai BBL BALADGrup adalah; DIY, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Bagi para nelayan yang tertarik untuk bermitra dengan Bandar Laut Dunia (BALAD) Grup bisa menguhubungi Saya via WA: +84 39 632 4577,” pungkasnya.
Bandar Laut Dunia (BALAD) Grup meyakini mampu membawa Indonesia menjadi kiblat baru usaha perikanan budidaya dunia. Bismillah, Dabatuka, salam keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.