Bogor | LIPUTAN9NEWS
Cucurak adalah tradisi menyambut bulan Ramadan yang dilakukan oleh masyarakat Sunda, khususnya di Kabupaten dan Kota Bogor. Kata cucurak berasal dari bahasa Sunda yang artinya bersenang-senang atau suka cita.
Tradisi cucurak dilakukan dengan cara berkumpul bersama keluarga, saudara, tetangga, atau teman untuk makan bersama. Cucurak juga menjadi ajang untuk saling memaafkan dan bersyukur menyambut bulan suci Romadhon. Istilah cucurak dalam menyambut Ramadhan warga masyarakat Sunda biasa mengemas dengan kegiatan-kegiatan yang positif, ada yg diekspresikan temu warga untuk makan-makan, ada juga diekspresikan dengan kegiatan pengajian lalu diakhiri dengan ramah-tamah dan bersalam-salaman. Apapun kegiatan cucurak yang dilakukan warga masyarakat intinya adalah bersenang-senang wujud kegembiraan menyambut datangnya Bulan Suci Romadhon.
Warga masyarakat KM.26 RW.03 Desa Pondok Udik, tahun ini tepatnya pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 8-9 Februari 2025 telah mengadakan cucurak dengan kegiatan camping bersama yang semua pesertanya adalah warga yang berdomisili di RW. 03 Desa Pondok Udik, acara tersebut dilaksanakan di vila Jamarat di puncak Gunung halimun, kecamatan Pamijahan kabupaten Bogor.
Antusias warga masyarakat Rw.03 Desa Pondok Udik,rasa suka-cita dalam menyambut datangnya Bulan Romadhon tahun ini, kegiatan cucurak diinisiasi oleh Bapak H. Ahmad Syarifudin dan bapak Uci Wijaya, bahwa kegiatan tersebut diawali dengan sholat Maghrib berjamaah dilanjutkan dzikir bersama untuk menunggu datangnya sholat isya, setelah sholat berjamaah isya acara dilanjutkan dengan kegiatan renungan malam yang diawali tausiah sebagai pembicara didaulat oleh panitia adalah Ust.Ahmad Suhadi selalu pimpinan Ponpes Luhur Taswirul Afkar 26 dan diteruskan dengan muhasabah sebagai renungan dalam mempersiapan diri untuk menyambut datangnya Romadhon.
Materi ceramah yang disampaikan Ustadz Suhadi seputar tema “Taubat Sosial dalam Menyambut Romadhon Mampu Merajut Jalinan silaturahmi yang langgeng”, dari tema tersebut di atas harapan yang ingin panitia sampaikan, yaitu dengan momentum cucurak mampu melepaskan persangkaan buruk sesama warga masyarakat dalam menyongsong datangnya Romadhon, dan panitia berharap dengan digelarnya cucurak ibadah Romadhon yang akan sama-sama kita jalankan, semoga Allah menerima Amal ibadah kita semua, ungkap Bapak H.Ahmad Syarifudin.
Isi substansi taushiyah yang ingin dicapai, sesuai pesan Ust.Suhadi bahwa semua warga yang hadir mampu membersihkan dan memperkuat ketauhidan kepada Allah dari semua perbuatan syirik kepada Allah, dan tidak ada lagi kebencian sesama warga masyarakat karena kedua perbuatan tersebut(syirik dan kebencian) dapat menjadi penyebab tertolaknya ibadah kita.
Lanjut panitia, acara cucurak setelah diadakan tausiyah dan renungan, semua warga masyarakat diajak makan bersama dan bahu-membahu saling menumbuhkan rasa kebersamaan dengan cara melakukan kegiatan positif, ada yang menyiapkan masakan untuk dihidangkan setelah puncak malam renungan, ada juga mempersiapkan pentas seni untuk hiburannya, ada juga menampilkan pentas silat, ada juga ibu-ibu jenaka menampilkan parodi dan bahkan lawakan, yang semua itu adalah kegiatan cucurak untuk bersuka-ria menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan.
Harapan dari H.Ahmad Syarifudin selaku penggagas acara bersama bapak Uci Wijaya, acara tersebut dapat dilaksakan setiap tahun dan bahkan bisa menghadirkan warga masyarakat yang lebih banyak lagi dan tentunya dikemas dengan suasana yang lebih meriah.
Kiai Ahmad Suhadi, S.Pd.I, Ketua Ikatan Mubaligh-mubalighoh Nusantara (IMMAN) DPD Kabupaten Bogor dan Katib JATMAN Kabupaten Bogor.