Jakarta, Liputan9.id – Salah satu amal jariyah KH. Hamim Jazuli (Gus Mik) adalah dirintisnya acara SEMA’AN Al-QUR’AN DAN DZIKRUL GHAFILIN. Ketepatan hari ini jadwal khutba di Masjid An Nadhifa, La Diva Green Hill, Hulaan, Menganti, Gresik. Di mana saat ini sedang dilaksanakan SEMA’AN Al-QUR’AN MANTAB.
Karena itu dalam khutbah tadi saya mengambil tema Dalil dan Keutamaan Semaan Al-Qur’an. Berikut ringkasannya:
Dalam sebuah hadist shahih disebutkan
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اقْرَأْ عَلَيَّ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ آقْرَأُ عَلَيْكَ وَعَلَيْكَ أُنْزِلَ قَالَ نَعَمْ فَقَرَأْتُ سُورَةَ النِّسَاءِ حَتَّى أَتَيْتُ إِلَى هَذِهِ الْآيَةِ { فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلَاءِ شَهِيدًا } قَالَ حَسْبُكَ الْآنَ فَالْتَفَتُّ إِلَيْهِ فَإِذَا عَيْنَاهُ تَذْرِفَانِ
“Dari Abdullah bin Mas’ud ia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda kepadaku: “Bacakanlah Al Qur`an untukku.” Maka aku pun berkata, “Wahai Rasulullah, apakah aku akan membacanya untuk Anda, padahal kepada Andalah alquran diturunkan?” beliau menjawab: “Ya.” Lalu aku pun membacakan surat An Nisa, hingga aku sampai pada ayat: “Dan bagaimanakah sekiranya Kami mendatangkan manusia dari seluruh umat dengan seorang saksi, lalu kami mendatangkanmu sebagai saksi atas mereka.” Maka beliau pun bersabda padaku: “Cukuplah.” Lalu aku menoleh ke arah beliau dan ternyata kedua matanya meneteskan air” (Hadits Bukhari Nomor 4662)
Dalam riwayat yang lain disebutkan
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اقْرَأْ عَلَيَّ» قُلْتُ: أَقْرَأُ عَلَيْكَ وَعَلَيْكَ أُنْزِلَ، قَالَ: «إِنِّي أُحِبُّ أَنْ أَسْمَعَهُ مِنْ غَيْرِي»
[البخاري، صحيح البخاري، ١٩٧/٦]
“Dari Abdullah bin Mas’ud ia berkata; Nabi SAW pernah bersabda kepadaku: “Bacakanlah Al Qur`an untukku.” Maka aku pun berkata, “Wahai Rasulullah, apakah aku akan membacanya untuk Anda, padahal kepada Andalah alquran diturunkan?” beliau menjawab: “Sesungguhnya saya senang mendengar Al-Qur’an dari orang lain.” (HR. Bukhari)
Ada beberapa hikmah yang bisa diambil dari hadits di atas:
PERTAMA, Keutamaan Mendengar / Semaan Al-Qur’an. Rasulullah saja senang mendengarkan bacaan Al-Qur’an dari orang lain. Lalu kenapa kita yang bukan ahli Al-Qur’an enggan untuk mendengarkan bacaan para penghafal Al-Qur’an. Rasulullah bersabda
مَنِ اسْتَمَعَ إِلَى آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ، كُتِبَتْ لَهُ حَسَنَةٌ مُضَاعَفَةٌ، وَمَنْ تَلَاهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barang siapa mendengarkan suatu ayat dari Kitabullah, maka dicatatkan baginya kebaikan yang berlipat ganda. Dan barang siapa yang membacanya, maka ia mendapat nur (cahaya) di hari kiamat” (HR. Ahmad)
Kenapa mendengarkan Al-Qur’an dianjurkan salah satunya kata Ibn Hajar adalah
أَنْ يَكُونَ لِكَيْ يَتَدَبَّرَهُ وَيَتَفَهَّمَهُ وَذَلِكَ أَنَّ الْمُسْتَمِعَ أَقْوَى عَلَى التَّدَبُّرِ وَنَفْسُهُ أَخْلَى وَأَنْشَطُ لِذَلِكَ مِنَ الْقَارِئِ لِاشْتِغَالِهِ بِالْقِرَاءَةِ وَأَحْكَامِهَا
[ابن حجر العسقلاني ,فتح الباري لابن حجر ,9/94]
“Orang yang mendengar Al-Qur’an akan lebih kuat dan semangat dalam mentadabburi dan memahami Al-Qur’an dibandingkan yang membaca. Karena orang yang membaca akan disibukkan dengan bacaan dan hukum bacaannya”
KEDUA, Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an dengan baik sebagaimana Rasulullah mendengarkan bacaan Ibn Mas’ud dengan serius. Allah berfirman
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” (Surat Al-A’raf Ayat 204)
KETIGA, mentadabburi Al-Qur’an sebagaimana Rasulullah sampai menangis ketika mentadabburi ayat yang dibaca oleh Ibnu Mas’ud. Allu berfirman
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (Surat Muhammad Ayat 24)
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal” (Surat Al-Anfal Ayat 2)
Peringatan Bagi Orang Yang Berpaling dari Al-Qur’an
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (124) قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا (125) قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آَيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى (126)
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku (termasuk di antaranya Al-Qur’an), maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.(124). Berkatalah ia: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?” (125). Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan” (126)” (Surat Thaha : 124-126)
Oleh: Abdul Wahid Al-Faizin