Sidoarjo | LIPUTAN9NEWS
Dalam kutipan Sejarah dunia, di dataran Mongolia ada seorang Kaisar bernama Genghis Khan yang memiliki pengaruh di zamannya dalam mewarnai peradaban manusia di belahan dunia. Dia sebagai pendiri Kekaisaran Mongol di awal abad ke-13, dengan menguasai sebagian besar Asia dan Eropa Timur. Dan, siapa sangka bahwa pengaruhnya Genghis Khan ini masih terasa hingga saat ini.
Termasuk dalam garis keturunan manusia hingga saat ini. Dalam kutipan fakta sejarahnya, dia dikenal sebagai seorang penakluk terbesar dalam sejarah peradaban manusia. Dia tidak hanya dikenal karena kebrutalannya dalam peperangan saja, akan tetapi juga karena kehidupan pribadinya yang luar biasa khususnya dalam memainkan trik dan strateginya untuk menguasai wilayah yang ia inginkan.
Dalam fakta sejarahnya, Genghis Khan Selain dikenal sebagai sang penakluk, ia juga dikenal sebagai seorang pemimpin yang memiliki berbagai kebijakan inovatif untuk menjawab setiap tantangan kepemimpinannya. Mulai dari menghapus sistem perbudakan di Mongol, memberikan kebebasan beragama, dan menciptakan jaringan perdagangan yang luas melalui Jalur Sutra. Dengan kebijakan seperti ini, tidak mengherankan apabila dari para pengikutnya ini selalu setia. Sehingga membuat sistem pemerintahannya ini bisa bertahan lama dan tercatat sepanjang sejarah peradaban manusia.
Dalam tradisi Mongol saat itu, seorang pemimpin harus memiliki banyak pasangan. Tujuan utama dari banyaknya pasangan ini adalah untuk memperkuat garis keturunan. Termasuk Genghis Khan, sebagai seorang kaisar yang memiliki banyak istri dan selir yang selalu siap melayaninya. Bahkan dalam rekam sejarahnya dia diduga meniduri lebih dari 1.000 wanita sepanjang hidupnya. Kebiasaannya ini membuat DNA-nya tersebar luas di berbagai wilayah yang pernah ia taklukkan, yakni sebagian besar Asia dan Eropa Timur.
Tepatnya pada tahun 2003, ada fakta yang mengejutkan dunia terkait dengan adanya sebuah studi genetika yang menemukan bahwa sekitar 0,5% populasi dunia (atau sekitar 40 juta orang) memiliki kesamaan genetik dengan Genghis Khan. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis kromosom Y, yang hanya diwarisi oleh keturunan laki-laki. Temuan besar ini diungkap oleh tim ilmuwan dari Universitas Leicester, Inggris.
Dalam penelitian ini menyebutkan para keturunannya yang memiliki status tinggi memiliki lebih banyak kesempatan untuk berkembang biak, sehingga garis keturunannya terus berlanjut hingga saat ini. Lebih menariknya lagi, rekam jejak genetiknya banyak ditemukan di Asia Tengah, Mongolia, dan beberapa bagian Tiongkok. Pertanyaannya sekarang, bagaimana DNA-nya ini bisa bertahan hingga ratusan tahun ya? Jawabannya ada pada sistem sosial Mongol yang sangat patriarkal.
Kutipan sejarah mengatakan bahwa keturunan Genghis Khan banyak menduduki berbagai posisi penting dalam pemerintahan di berbagai negara. Ambil salah satu keturunannya yang terkenal adalah Tamerlane (Timur Lenk). Dia adalah seorang penakluk besar di abad ke-14 yang menguasai Persia, Asia Tengah, India dan seterusnya.
Untuk itu jika dari kita memiliki garis keturunan dari wilayah-wilayah yang pernah dikuasai Mongol, siapa tahu kita juga memiliki DNA Genghis Khan…he…he…he…Dengan kemajuan teknologi saat ini, ada banyak layanan tes DNA yang bisa membantu untuk mencari tahu apakah kita termasuk bagian dari 40 juta orang yang mewarisi darahnya Genghis Khan he…he…he.
Simpulnya, Sejarah Genghis Khan tidak hanya membicarakan tentang perang dan penaklukan saja, akan tetapi juga bicara tentang bagaimana jejaknya masih bisa ditemukan dalam kehidupan modern ini. Dari sistem pemerintahan hingga genetika, warisannya tetap hidup, membuktikan bahwa seorang tokoh besar bisa memberikan suatu dampak yang tak terduga bagi dunia dan perdabannya kedepan.
Terakhir, Salah satu fakta unik tentang Genghis Khan adalah makamnya yang hingga kini masih menjadi teka-teki yang belum terpecahkan. Terhitung Setelah kematiannya pada tahun 1227, para pengikut setianya berusaha menyembunyikan lokasi makamnya dengan berbagai cara yang licik. Termasuk mereka juga berusaha mengalihkan aliran sungai dan tak segan membunuh orang-orang yang pernah terlibat dalam proses pemakamannya tersebut. Fakta sejarahnya, hingga saat ini keberadaan makamnya masih menjadi menjadi misterius.
Dr. Heru Siswanto, M.Pd.I., Ketua Program Studi dan Dosen PAI-BSI (Pendidikan Agama Islam-Berbasis Studi Interdisipliner) Pascasarjana IAI Al-Khoziny Buduran Sidoarjo; Dosen PAI-Terapan Politeknik Pelayaran Surabaya; Pengasuh Balai Peduli Pendidikan Indonesia; Pengurus LTMNU PCNU Sidoarjo; Ketua LDNU MWCNU Krembung.