Dalam sebuah hadits yang berasal dari Ibnu Abbas r.a., yang diriwayatkan oleh Imam al-Tabrani no. 10626, menjelaskan bahwa Rasulullah s.a.w. menginformasikan kepada para sahabatnya mengenai tingkatan keburukan. Tingkatan yang pertama dijelaskan bahwa orang yang paling buruk di antara kita adalah orang yang tinggal sendirian dalam suatu rumah, menyakiti pembantunya, dan enggan memberikan pertolongan.
Orang yang tinggal sendiri biasanya adalah orang yang sangat bakhil, sehingga tidak mau berkeluarga, karena khawatir tidak mampu membiayai dan tidak mau direpotkan dengan keluarganya. Orang seperti ini tidak akan dapat melahirkan generasi penerus yang berkualitas, sehingga manfaat kehidupannya sangat kecil. Ia juga gemar menyakiti pembantunya dan menolak untuk memberikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkan. Pada saat sekarang, mulai kita jumpai di berbagai negara, beberapa orang yang tidak mau berkeluarga, hidup menyendiri. Kalaupun dia mempunyai pasangan, tetapi tidak mau mempunyai anak, karena dianggap merepotkan.
Keburukan tingkat yang kedua, orang yang selalu membenci orang lain, sehingga orang banyak membencinya. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa berdiri sendiri, ia harus berinteraksi dengan masyarakatnya, karena itu, orang yang membenci orang lain, pasti dibenci oleh masyarakat. Dengan demikian, kehidupannya menjadi tidak harmonis dan sangat sulit untuk melakukan hubungan sosial, ekonomi, politik, dan hubungan kemanusiaan lainnya. Sikap masyarakat merupakan pantulan dari sikap kita. Apabila kita baik terhadap mereka, maka merekapun akan berbuat baik kepada kita.
Tingkatan keburukan yang ketiga adalah orang yang tidak mau membangunkan orang yang jatuh. Maksudnya adalah orang yang tidak mau menolong orang lain yang dalam keadaan bangkrut atau mereka yang ekonominya lemah dan tidak mau menolong orang-orang yang dilanda kesulitan dalam kehidupannya. Selain dari perilaku itu, ia juga tidak mau menerima permohonan maaf orang lain dan tidak memaafkan kesalahan orang lain.
Tingkatan keburukan yang keempat adalah orang yang tidak bisa diharapkan kebaikannya oleh masyarakat dan tidak dapat ditolak keburukannya. Orang seperti ini wujudnya di tengah-tengah masyarakat tidak bermanfaat, karena tidak pernah memberikan manfaat pada sesamanya. Lebih parah lagi, keburukan atau kejahatan orang itu tidak bisa ditolak atau dihindari oleh masyarakat. Orang ini wujudnya menjadi bencana bagi kehidupan umat manusia.
Uraian tersebut di atas disampaikan berdasarkan hadits berikut ini:
أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِشِرَارِكُمْ ؟ قَالُوا : بَلَى ، إِنْ شِئْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، قَالَ : فَإِنَّ شِرَارَكُمُ الَّذِي يَنْزِلُ وَحْدَهُ ، وَيَجْلِدُ عَبْدَهُ ، وَيَمْنَعُ رِفْدَهُ ، قَالَ : أَفَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِنْ ذَلِكُمْ ؟ قَالُوا : بَلَى إِنْ شِئْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، قَالَ : مَنْ يُبْغِضُ النَّاسَ وَيُبْغِضُونَهُ ، قَالَ : أَوَ أُنَبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِنْ ذَلِكُمْ ؟ قَالُوا : بَلَى إِنْ شِئْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، قَالَ : الَّذِينَ لَا يَقْبَلُونَ عَثْرَةً ، وَلَا يَقْبَلُونَ مَعْذِرَةً ، وَلَا يَغْفِرُونَ ذَنْبًا ، قَالَ : أَفَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِنْ ذَلِكَ ؟ قَالُوا : بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ ، قَالَ : مَنْ لَا يُرْجَى خَيْرُهُ ، وَلَا يُؤْمَنُ شَرُّهُ
Tidakkah aku beritakan kepadamu mengenai orang yang paling buruk? Para sahabat menjawab: Baik, wahai Rasulullah, apabila engkau menghendaki. Beliau bersabda: Orang yang paling buruk di antaramu ia lah orang yang tinggal sendirian, yang menyakiti pembantunya dan enggan memberikan pertolongan. Tidakkah aku beritakan kepadamu mengenai orang yang paling jahat dari orang itu? Para sahabat menjawab: Baik, wahai Rasulullah, apabila engkau menghendaki. Beliau bersabda: Ialah orang yang membenci sesama manusia dan mereka membencinya. Tidakkah aku beritakan kepadamu mengenai orang yang lebih jahat daripadanya? Para sahabat menjawab: Baik, wahai Rasulullah, apabila engkau berkenan. Beliau bersabda: Ialah orang yang tidak mau membangunkan orang lain yang jatuh, tidak menerima permohonan maaf orang lain, dan tidak memaafkan kesalahan orang lain. Tidakkah aku beritakan kepadamu mengenai orang yang lebih jahat daripadanya? Para sahabat menjawab: Baik, wahai Rasulullah, apabila engkau berkenan. Beliau bersabda: Ialah orang yang tidak dapat diharapkan kebaikannya dan tidak bisa ditolak keburukannya. (HR. Tabrani).
Dr. KH. Zakky Mubarok Syakrakh, MA., Dewan Pakar Lajnah Dakwah Islam Nusantara (LADISNU) dan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)