Tunisia, Liputan9.id – Duta Besar RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi melakukan kunjungan ke salah satu perguruan tinggi terkemuka di Tunisia, Universitas Tunis. Ia diterima oleh Habib Sayyidhum, Rektor didampingi Wakil Rektor dan para guru besar (17/9). Ia menyampaikan perlunya kerja sama yang lebih intens dan konstruktif antara Perguruan Tinggi Indonesia dan Tunisia.
“Saya melakukan kunjungan ke Universitas Tunis, salah satu kampus terkemuka di Tunis, ibu kota Tunisia. Di kampus ini, salah satu filsuf Posmodernisme, Michel Foucault, belajar dan mengajar. Ada nama besar Hisyam Ju’aith, sejarawan terkemuka dan lain-lain,” ungkapnya.
Para mahasiswa dari berbagai manca-negara belajar di kampus ini. Sebab itu, perlu kerja sama yang lebih intensif dan konstruktif antara Universitas Tunis dan sejumlah perguruan tinggi di Tanah Air.
“sehingga hubungan bilateral antara Indonesia-Tunis semakin kokoh dan produktif untuk melahirkan pakar dan cendekiawan yang mendunia”, ujar Dubes RI lulusan Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir ini.
Dubes Zuhairi Misrawi menjelaskan kerjasama bisa dilakukan dalam riset bersama, tukar-menukar mahasiswa dan peneliti, hingga membuka pelung mahasiswa dari Indonesia, khususnya peraih beasiswa LPDP untuk menimba ilmu di Universitas Tunis.
“Saya sampaikan, bahwa hubungan bilateral Indonesia-Tunisia sudah dimulai sejak tahun 50-an, antara Bung Karno dan Habib Bourgaiba. Visi Non-Blok antara Indonesia dan Tunisia sangat kokoh,” papa cendikiawan NU itu.
Dubes Zuhairi Misrawi juga menyapaikan bawa hubungan kuat ini perlu diterjemahkan dan dikembangkan dalam ranah yang lebih luas, khususnya untuk mempererat riset bersama dan membuka peluang seluas-luasnya bagi para mahasiswa dari kedua negara untuk saling membangun komunikasi dan kerjasama.
“Untuk pertama kali, saya secara khusus diundang untuk mengisi ceramah umum di hadapan mahasiswa baru Universitas Tunis untuk berbagi pengalaman Indonesia dalam membangun dan mencerdaskan bangsa”, pungkasnya.