Jakarta | LIPUTAN9NEWS
Setiap orang muslim tidak pernah lepas dari ajaran kitab suci, karena itu ia tidak pernah terlepas dari petunjuk Allah. Dia akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meneladani akhlak yang diajarkan Rasulullah s.a.w.. Tidak layak bagi seorang mukmin, baik laki-laki maupun perempuan untuk memilih jalan lain selain yang telah ditetapkan oleh al-Qur’an dan al-Sunnah. Dengan demikian, apa yang dicontohkah Rasulullah kepada kita, hendaklah diterima dengan kesungguhan hati dan dipraktikkan dalam segala kehidupan. Iman seseorang tidak akan mencapai kesempurnaan, apabila keinginan dan kemauannya tidak sesuai dengan ajaran agamanya.
Oleh karena itu, setiap orang muslim harus mengarahkan fitrah kehidupannya sesuai dengan aturan dan ketentuan yang ditetapkan syariat Islam. Mengikuti petunjuk al-Qur’an dan al-Sunnah harus dilakukan dalam segala hal, termasuk dalam cara berpakaian, cara bertingkah laku, dan berbagai kehidupan lain yang biasa dilakukan oleh umat manusia. Islam mengajarkan berbagai ajaran yang sangat luas, termasuk membimbing umatnya bagaimana berpakaian, bagaimana cara bersikap dan bertingkah laku.
Ada adab dan aturan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya ketika hendak tidur, ada bacaan-bacaan tertentu yang mesti dilakukan. Ketika bangun tidur, ada bacaan-bacaan yang harus dirutinkan, demikian juga ketika hendak bersuci. Pada saat seorang muslim akan keluar rumah untuk melakukan berbagai kegiatan yang terpuji, diarahkan agar membaca:
بِسْمِ اللهِ تَوَكّلْتُ عَلَى اللهِ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا باللهِ
Dengan menyebut asma Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah.
Barang siapa yang membaca doa tersebut, ketika keluar rumah, maka ia tergolong orang yang mendapat petunjuk dan akan memperoleh segala kecukupan di dalamnya. Nabi bersabda:
إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، قَالَ: يُقَالُ حِينَئِذٍ: هُدِيتَ، وَكُفِيتَ، وَوُقِيتَ، فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ، فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ: كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِيَ وَكُفِيَ وَوُقِيَ؟
Apabila seseorang keluar dari rumahnya kemduian dia membaca doa di atas, maka disampaikan kepadanya: Kamu diberi petunjuk, kamu dicukupi kebutuhannya, dan kamu dilindungi. Seketika itu setan-setanpun menjauh darinya. Lalu salah satu setan berkata kepada temannya. Bagaimana mungkin kalian bisa mengganggu orang yang telah diberi petunjuk, dicukupi, dan dilindungi. (HR. Tirmidzi, 3426).
Fitrah kehidupan manusia merupakan ketentuan-ketentuan yang bersifat islami dan sesuai dengan insting yang dimiliki manusia. Segala ketentuan yang diajarkan Islam, merupakan seperangkat aturan yang sesuai dengan hati nurani setiap orang dan sangat mudah untuk dilaksanakan. Semua itu merupakan fitrah Allah yang ditetapkan dalam kehidupan alam semesta, termasuk kehidupan manusia. Fitrah itu berjalan dengan pasti yang tidak mungkin diubah atau diganti.
فَأَقِمۡ وَجۡهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفٗاۚ فِطۡرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِي فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيۡهَاۚ لَا تَبۡدِيلَ لِخَلۡقِ ٱللَّهِۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلۡقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Al-Rum, 30:30).
Dr. KH. Zakky Mubarok Syakrakh, MA., Dewan Pakar Lajnah Dakwah Islam Nusantara (LADISNU) dan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)