Jakarta | LIPUTAN9NEWS
Manusia sebagai makhluk yang terbaik diberi amanah oleh Allah s.w.t. agar mengelola alam semesta bagi kesejahteraan semua makhluk. Berbagai keadaan yang dialami manusia dalam kehidupannya terjadi silih berganti. Kebahagiaan dan kegembiraan, keresahan dan kegelisahan, kecemasan dan kesedihan. Kecemasan, dan keresahan yang dialami manusia yang sangat berat disebut gundah gulana.
Kesedihan biasanya merupakan kerisauan hati yang terkait dengan peristiwa masa lalu. Kecemasan adalah kerisauan hati yang terkait dengan kejadian masa kini. Sedangkan kegelisahan dan keresahan adalah kerisauan hati yang berkaitan dengan nasib kita di masa yang akan datang. Berbagai keresahan tersebut sering mendera hati manusia sehingga merasakan kesedihan yang sangat medalam, menghilangkan kesenangan dan kegembiraan, serta mengganggu ketenangan hidupnya.
Setiap diri manusia pada hakikatnya ingin sekali terlepas dari tiga bentuk kerisauan hati itu. Hal ini sesuai dengan bimbingan ajaran Islam agar setiap orang berusaha menghindari atau menekan kerisauan-kerisauan tersebut. Agama Islam datang kepada umat manusia dengan membawa rahmat dan kemaslahatan bagi semua makhluk yang ada dalam alam semesta. Dengan rahmat itu, akan mengobati berbagai kerisauan dan kegelisahan yang dialami oleh manusia.
Rasulullah Muhammad s.a.w. diutus untuk menyebarkan rahmat bagi alam semesta. Karena itu, turunnya al-Qur’an sebagai petunjuk, bukanlah sesuatu yang menyulitkan manusia. Tetapi akan memudahkan mereka untuk meraih kesuksesan demi kesuksesan dalam kehidupannya dari masa ke masa.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدۡ جَآءَتۡكُم مَّوۡعِظَةٞ مِّن رَّبِّكُمۡ وَشِفَآءٞ لِّمَا فِي ٱلصُّدُورِ وَهُدٗى وَرَحۡمَةٞ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus, 10:57).
Dengan usaha yang sungguh-sungguh untuk menghilangkan kerisauan dalam dada manusia, bisa dilakukan dengan mempelajari ajaran agama secara mendalam. Kesedihan di masa lalu tidak perlu dirisaukan, karena segala perbuatan dosa kita diampuni oleh Allah s.w.t., apabila bertaubat kepada-Nya dengan tulus dan tidak mengulangi lagi perbuatan buruknya. Setiap diri manusia pasti pernah melakukan kesalahan dan dosa, baik di sengaja ataupun tidak.
Semua itu bisa dihilangkan dengan jalan selalu beristigfar dan betaubat mohon ampunan kepada Allah s.w.t.. Apabila seorang manusia melakukan hal ini, maka akan memperoleh kenikmatan yang agung dan terus menerus, baik dalam kehidupan dunia, maupun dala kehidupan akhirat. Sebaliknya apabila manusia berpaling dari Allah dan rasul-Nya akan mendapatkan kesulitan dalam segala kehidupannya. Allah s.w.t. sekali-kali tidak akan mengazab manusia selama mereka beristighfar dan memohon ampunan kepada-Nya.
Segala sesuatu yang terjadi di masa lalu, harus diyakini sebagai takdir Allah dan tidak ada yang bisa menghindar dari-Nya. Namun harus disadari bahwa jalan menuju kebaikan masih terbuka lebar. Karena itu, setiap diri manusia harus terus berusaha meningkatkan iman dan amal shalehnya dalam lanjutan dari kehidupannya. Tidak ada suatu musibah atau kesulitan yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah.
Siapa yang beriman kepada-Nya dengan iman yang sesungguhnya, niscaya akan memperoleh petunjuk dalam kehidupannya. Hatinya akan memperoleh cahaya kebenaran yang datangnya dari petunjuk Allah. Setiap manusia yang terkena musibah, hindarilah kalimat seandainya. Hal itu akan membuat seseorang tertimpa penyesalan yang tiada henti. Misalnya ketika seseorang ditimpa kecelakaan terserempet motor, lalu ia mengatakan: Seandainya tidak keluar, saya tidak akan terserempet motor. Seandainya motor tidak melewati jalan itu, pasti saya tidak akan tertabrak. Terus menerus menggunakan kalimat seandainya itu pasti akan menyulitkan diri sendiri dan ditimpa keresahan yang mendalam.
Seharusnya diyakini bahwa hal itu adalah takdir Allah, maka lakukanlah sikap selanjutnya untuk berobat atau mendatangi rumah sakit terdekat supaya bisa sembuh kembali seperti semula. Kalimat seandainya itu akan menjadi entry point bagi masuknya godaan syaitan.
مَن لَزِمَ الاستغفارَ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا ومن كلِّ هَمٍّ فَرَجًا ورَزَقَهُ من حيثُ لا يَحْتَسِبُ
Artinya: “Barang siapa yang melestarikan istighfar, mohon ampunan (kepada Allah), maka Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dari kesulitannya, menghilangkan setiap keresahannya, dan Allah akan memberikan rizki kepadanya yang tidak terduga sebelumnya.” (HR. Abu Daud, 1518).
Dr. KH. Zakky Mubarok Syakrakh, MA., Dewan Pakar Lajnah Dakwah Islam Nusantara (LADISNU) dan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)