Jakarta | LIPUTAN9NEWS
Sedag viral Habib Luthfi (Mantan Rais ‘Am Jam’iyyah Ahlit Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (JATMAN) dan Helmy Faishal Zaini (Mantan Sekjen PBNU) mendirikan JATMA Aswaja versi lain dari JATMAN non Banom PBNU.
Hal tersebut menadapatkan berbagai respon dari warga nahdliyyin khususnya para pengamal thariqah, yang selama ini berada di bawah naungan JATMAN sebagai Banom PBNU.
Aktivis dakwah dan pengamal thariqah Ayik Heriansyah juga ikut memberiakn responnya terhadap berdirinya JATMAN. Ayik menyebut berithariqah itu berguru pada Mursyid.
“Hakikat bertarekat itu adalah berguru mursyid. Bukan berorganisasi,” ujarnya dalam keterangannya, Sabtu (19/04/2025).
Menurut Ayik Heriansyah, di mana guru mursyid berada, di situlah seharusnya seorang murid mengikuti.
“Di JATMI, JATMAN, JATMAJA atau yang lain, atau tidak kesemuanya?,” ucapnya.
Kemudian, Ayik menjelaskan bahwa di bagian penutup kitab Lathaiful Minan, Syekh Ibnu ‘Athaillah mengutip dari Syaikh Abu Abdullah al-Hakim al-Mursi.
”Gurumu bukan orang yang mengajakmu ke pintu. Akan tetapi gurumu adalah yang mengangkat hijab antara dirimu dengan Dia. Gurumu bukan orang yang ucapannya tertuju kepadamu. Akan tetapi gurumu adalah yang ahwal ruhaninya membangkitkan semangatmu. Gurumu adalah sosok orang yang mengeluarkanmu dari penjara hawa nafsu dan mengantarmu menuju Tuhan,” jelas Ayik heriansyah yang juga pengurus Lembaga Dakwah PWNU Jawa Barat.
Lalu, Ayik menegaskan bahwa memperbanyak amal bukan tidak perlu, akan tetapi yang lebih penting adalah mengenal Siapa yang dituju ketika beramal. Kata Syaikh Ibnu ‘Athaillah: “Sebagian orang bisa sampai (wushul), karena Allah melenyapkannya dari amal-amal mereka dengan menyaksikan-Nya.”
“Sesungguhnya guru mursyidlah yang menghantarkan seseorang wushul ilallah, bukan organisasi,” pungkasnya.