Brebes, LIPUTAN 9 NEWS
“Keuntungan Bergaul dengan Orang-orang Saleh dan ulama dunia merupakan salah satu obat hati. Majelis orang-orang saleh sebagai obat hati saling menunjang dengan obat hati lainnya, yaitu baca Al-Qur’an, puasa, shalat malam, dan tafakur di sepertiga malam terakhir.”
Salah satu program al-Mihrab Foundation adalah membangun network dengan berbagai lapisan masyarakat dan elemen kerorganisasian yang berada dipenjuru dunia dengan tajuk program silaturahim nasional.
Program ini, penting dicanangkan dan dilakukan agar dapat mengenal dan memahami cara keberagamaan orang lain. Barokah dari program silaturahim nasional ini, saya sebagai pendiri dan ketua al-Mihrab Foundation bisa ber-mujalasah dengan ulama dunia. Tujuannya disamping menimba ilmu juga melembutkan hati yang selama ini mulai gersang dan kering kerontang.
Keuntungan Bergaul dengan Orang-orang Saleh dan ulama dunia merupakan salah satu obat hati. Majelis orang-orang saleh sebagai obat hati saling menunjang dengan obat hati lainnya, yaitu baca Al-Qur’an, puasa, shalat malam, dan tafakur di sepertiga malam terakhir.
Ulama meyakini bahwa majelis orang-orang saleh merupakan salah satu obat hati yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat awam. Pergaulan dengan orang-orang saleh akan berpengaruh pada peningkatan kuantitas dan kualitas ketaatan seseorang.
Majelis orang-orang saleh akan mempengaruhi orang yang ikut bergaul di dalamnya. Lingkaran orang-orang saleh ini yang dapat mengubah individu dan masyarakat dalam jangka waktu yang panjang kepada ketaatan kepada Allah swt.
Sayyid Bakri Al-Makki dalam Kitab Kifayatul Atqiya wa Minhajul Ashfiya menjelaskan bahwa keuntungan bergaul dengan orang-orang saleh dapat memotivasi seseorang untuk meneladani kesalehan orang-orang pada lingkaran tersebut.
وإنما كانت مجالسة الصالحين من الأدوية أيضا لأنها تورث الاقتداء بهم في أفعالهم وأقوالهم وأحوالهم وتدعو إلى أن لا يرضى لنفسه أن يقصر عنهم ولا أن يكون في الخير دونهم فتبعثه المنافسة على مساواتهم أو الزيادة عليهم فيصيرون سببا لسعادته والصالحون هم القائمون بحقوق الله وحقوق العباد
Artinya, “Majelis orang-orang saleh termasuk obat hati juga karena majelis orang saleh membuat seseorang untuk meneladani mereka baik secara perbuatan, perkataan, dan keadaan mereka; mendorongnya agar merasa tidak nyaman terkalahkan dan berada di bawah mereka sehingga termotivasi untuk menyamai atau bahkan melebihi mereka sehingga mereka menjadi sebab bagi kebahagiaannya. Adapun orang saleh sendiri adalah orang yang memenuhi hak Allah dan hak hamba-Nya,” (Sayyid Bakri Al-Makki, Kifayatul Atqiya wa Minhajul Ashfiya, [Indonesia, Al-Haramain Jaya: 2001 M], halaman 51).
Sebelumnya Syekh Zainuddin bin Ali Al-Malibari menyebutkan bahwa majelis orang saleh merupakan salah satu obat hati. Majelis orang-orang saleh sebagai obat hati saling menunjang dengan obat hati lainnya, yaitu baca Al-Qur’an, puasa, shalat malam, dan tafakur di sepertiga malam terakhir.
ودواء قلب خمسة فتلاوة بتدبر المعنى وللبطن الخلا وقيام الليل والتضرع بالسحر ومجالسة الصالحين الفضلا
Artinya, “Obat hati ada lima: baca Al-Qur’an dengan merenungkan maknanya, dengan perut kosong, shalat malam, doa di waktu sahur, dan majelis orang-orang saleh yang utama,” (Syekh Zainuddin bin Ali Al-Malibari, Manzhumah Hidayatil Adzkiya ila Thariqil Awliya, [Indonesia, Al-Haramain Jaya: 2001 M], halaman 49).
Kalangan sufi meyakini bahwa lima hal ini dipercaya dapat merontokkan penyakit hati dari dalam batin seseorang. Pasalnya satu-sama lain dari lima hal ini akan saling membantu dalam mengatasi penyakit hati seperti disebutkan di atas.
Obat hati ini cukup efektif untuk menasihati manusia yang terjangkiti penyakit batin karena lima hal ini menasihati manusia dalam waktu-waktu dan dalam kondisi-kondisi tertentu.
Biqadarillah, saya bisa memenuhi undangan ketua yayasan Asy-Syafi’iyyah almukarram KH. Asmuni, MM. menjadi tamu kehormatan dan tamu VIP sehingga saya bisa duduk dan mujalasah satu panggung dengan para ulama dunia.
Pertemuan Mursyid Tijaniyah Sedunia di Brebes, Serukan Perdamaian.
Muqoddam dan para guru tarekat Tijaniyah dari pelbagai belahan dunia hadir pada Idul Khotmi lil Qutbil Maktum Syeikh Ahmad At-Tijani sebagai peringatan ke-222 hari pengangkatan Syekh Tijani sebagai wali khatm.
Pada acara yang berlangsung di pesantren Darussalam Jatibarang Kidul, Jatibarang, Brebes, Ahad (14/12), mereka menyerukan penduduk dunia untuk menebar kasih sayang sesama manusia dan juga kepada binatang.
Tampak hadir pada peringatan ini Syekh Sayid Tohar (Maroko), Syekh Muhammad Al-Jakani (Maroko), Syekh Prof Umar Mas’ud (Sudan), Syekh Abdul Halim (India), Syekh Hasan Ibnu Muhammad Al-Jakkani (Maroko), Assyayidah (Hijaz), Assayyidah Ba Aziz Ehwan (London), Dr Mazlam Nawaei (Malaysia), dan Pavontum Mannil (India). Subhanallah, saya bisa mujalasah dengan mereka satu panggung. Tidak hanya itu, saya berkesempatan bermushafahah dan berfoto ria dengan mereka semua. Tentu ini merupakan satu kehormatan yang amat sangat berharga dalam hidup saya selama ini.
Syekh Wa’lah dari Al-Jazair mengajak para pengamal tarekat Tijaniyah agar selalu mengampanyekan perdamaian di muka bumi ini. Pasalnya, perdamaian ini sangat dianjurkan oleh Rasulullah.
“Nabi telah memerintahkan sahabat-sahabatnya untuk menebarkan kedamaian, cinta, dan menasehati demi kebaikan bersama,” tutur Wa’lah.
Ia menekankan penting persaudaraan. Pantang berdengki dan bermusuhan. “Jauhi permusuhan karena kita menjadi satu badan dalam satu Islam dan Tarekat Tijaniyah. Seperti penyebaran Islam dengan kedamaian demikian juga Tarekat Tijaniyah,” tandasnya.
Senada dengan itu, Prof Dr Rodi Genun dari Prancis menyatakan Tijaniyah selalu menebarkan kasih sayang kepada sesama manusia tetapi juga kepada binatang. Kasih sayang menunjukan pada ketinggian ahlak seperti ahlak Nabi Muhammad SAW. “Ahlak Nabi bagai lautan tak bertepi, ahlak yang yang mulia,” tambahnya.
Bupati Brebes yang diwakili kepala kecamatan mengaku sangat bangga dan gembira karena Brebes telah kedatangan para ulama besar dari seluruh penjuru dunia. Kedatangan mereka diharapkan bisa menambah keteguhan hati masyarakat Brebes dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
Muqaddam Tijaniyah KH Syekh Soleh Basalamah menjelaskan, peringatan yang diadakan setiap 18 Shafar ini, merupakan puncak ijtima’ kaum Tijaniyah seluruh Indonesia. Dilaksanakan bersifat nasional berdasar restu sesepuh muqaddam tingkat nasional. Sementara tempatnya bergiliran di tempat-tempat yang ada di Indonesia.
“Bagi Jatibarang, mendapatkan tiga kali giliran, 1984, 2008 dan 2014, dan 2024 ini,” imbuh Syekh Sholeh yang juga Pengasuh Pesantren Darussalam Jatibarang Kidul.
Semoga momentum itu, bisa memberikan kebermanfaatan kepada umat Islam terutama para pengamal thoriqah tijaniyah diseluruh dunia. Salam akal sehat, Darussalam Brebes, 31 Agustus 2024
Dr. KH. Muhammad Saeful Kurniawan, MA, Penulis buku Desain Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Teori dan Praktik Penelitian