Kaji Perbandingan Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia, Mahasiswa Indonesia di Universitas Tunis Raih Cumlaude, Dubes Zuhairi Misrawi: Kita Dukung Diplomasi Kajian Akademis
Tunisia, Liputan9.id – Duta Besar RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi menghadiri ujian tesis magister mahasiswa pascasarjana asal Indonesia di Universitas Tunis, Ardi Pramana. Ia berhasil mempertahankan tesisnya, “Morfologi dalam Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia: Studi Komparatif” dengan nilai cumlaude, di hadapan para penguji: Mahrez Budiya, Syukri Saadi, dan Nurul Huda Badis (10/10).
“Saya sangat senang atas prestasi yang diraih para mahasiswa Indonesia di Tunisia. Apalagi mereka melakukan kajian yang relatif baru dan menarik, yaitu studi komparatif antara bahasa Arab dan bahasa Indonesia,” ujar Dubes muda tersebut.
Satu hal yang menarik di berbagai kampus di Tunisia, yaitu mereka mendorong para mahasiswa pascasarjana asal Indonesia untuk melakukan kajian tentang Indonesia.
“Saya merasakan langsung para akademisi dan warga Tunisia ingin mengenal lebih jauh tentang Indonesia. Sebab Indonesia mulai mengenal perihal perkembahan dan kemajuan Indonesia, di samping keindahan alam Indonesia,” ujar Dubed RI lulusan Universitas al-Azhar, Kairo.
Dubes Zuhairi Misrawi juga menggarisbawahi perihal perlunya menjadikan kajian akademis sebagai infrastruktur diplomasi untuk mengenalkan Indonesia ke dunia internasional.
“Pengalaman Tunisia ini sangat menarik, karena Indonesia mulai dilihat sebagai objek kajian dalam berbagai bidang, termasuk aspek bahasa. Saya sampaikan, bahwa bahasa Indonesia merupakan salah satu unsur penting dalam solidaritas kebangsaan dan jalan menuju kemajuan Indonesia kontemporer,” ujar Dubes RI kader PDI Perjuangan ini.
Sementara Ardi Pramana dalam tesisnya menjelaskan, bahwa bahasa Arab dan bahasa Indonesia mempunyai latar historis yang berbeda, dan dalam studi morfologi bahasa Arab jauh lebih maju. Sedangkan bahasa Indonesia masih relatif baru. Namun, kedua bahasa mempunyai peranan penting dalam membangun peradaban manusia.
“Studi ini membuktikan, bahwa morfologi dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia ditentukan oleh konteks masing-masing, dan morfologi merupakan bagian penting dalam bahasa yang dapat membentuk peradaban,” pungkasnya.