• Latest
  • Trending
  • All
  • Politik
Kalkulus Misi Profetik NU, Kontemplasi Menuju Satu Abad

Kalkulus Misi Profetik NU, Kontemplasi Menuju Satu Abad

January 26, 2023
Syekh Naim

Sekjen Hizbullah Sebut Serangan ke Rumah Netanyahu Tunjukkan Keberhasilan Intelijen yang Signifikan

October 28, 2025
UMKM Langkah Awal Membangun Kewirausahaan

Langkah Awal Membangun Kewirausahaan

October 28, 2025
Ibn Khaldun

Ibn Khaldun, Filsafat Sejarah, Sejarah Sosial

October 28, 2025
Pasar Lama Cikarang dibongkar

Tata Ulang Kawasan SGC, Pemkab Bekasi Relokasi PKL ke Area Pasar Cikarang

October 28, 2025
PNIB

Refleksi Hari Santri dan Sumpah Pemuda, PNIB: Bahaya Medsos dan Game Online sebagai Alat Propaganda 

October 28, 2025
Pagar Nusa

Pagar Nusa Apresiasi Polri atas Kinerja Berantas Narkoba

October 28, 2025
Wali Kekasih Allah

Ciri Wali (Kekasih) Allah: Tidak ada Rasa Takut dan Larut dalam Kesedihan

October 28, 2025
Kemendikbud Siapkan 150 Ribu Beasiswa untuk Guru yang Belum S1/D4

Kemendikbud Siapkan 150 Ribu Beasiswa untuk Guru yang Belum S1/D4

October 27, 2025
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti

Program Wajib Belajar 13 Tahun pada 2026, PIP untuk TK dan Insentif Guru Dinaikkan

October 27, 2025
MUI

MUI Sentil Tampilnya Biduan dalam Peresmian Masjid di Jawa Tengah

October 27, 2025
  • Iklan
  • Kontak
  • Legalitas
  • Media Sembilan Nusantara
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Tentang
Wednesday, October 29, 2025
  • Login
Liputan9 Sembilan
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
Liputan9 Sembilan
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Kalkulus Misi Profetik NU, Kontemplasi Menuju Satu Abad

Oleh : KH. Khotimi Bahri

liputan9news by liputan9news
January 26, 2023
in Uncategorized
A A
0
Kalkulus Misi Profetik NU, Kontemplasi Menuju Satu Abad
515
SHARES
1.5k
VIEWS

Islam secara etimologis bermakna kepatuhan, pasrah, dan penyelamatan. Ini berarti bahwa misi profetik Islam yang sesungguhnya adalah pengabdian yang tulus dengan segala kepatuhan kepada Sang Pencipta. Atau dalam terminologi al-qur’an disebut ‘abdun’ serta penyelamatan, pelestarian, dan penata keseimbangan manusia dengan sesama, atau manusia dengan lingkungannya. Misi inilah untuk selanjutnya disebut dengan ‘khalifah fil ard’

Islam adalah agama yang mengemban misi suci sebagai rahmat bagi sekalian alam. Sejatinya agama Islam yang bawa Rosulullah memiliki mata rantai yang kokoh dengan misi para Nabi dan Rosul sebelumnya. Benang merah mata rantai ini bisa dilihat dari sepak terjang para Nabi dan Rosul dalam melindungi dan menjaga keseimbangan kehidupan.

Sebut saja misalnya Nabi Nuh AS. Nabi Nuh berjuang meluruskan penyembahan manusia yang mengarah pada panganisme. Kenapa penyembahan ini harus diluruskan dan dikembalikan kenilai Tauhed? Allah SWT tidak butuh penyembahan. Seandainya tidak satupun mahluk yang menyembah-Nya, Allah tetap Maha Besar, Maha Agung, Maha Segalanya. Manusialah yang butuh rumus penyembahan. Dengan menyembah Allah satu-satunya, maka manusia memposisikan dirinya pada derajat yang sama. Hanya Allah satu-satunya yang Tinggi bahkan Maha Tinggi. Kesejajaran, kesetaraan, kesamaan inilah yang akan mengikis egoisme manusia. Pada akhirnya menghindari eksploitasi manusia terhadap manusia lainnya. Posisi dan derajat manusia akan ditentukan pada sejauh mana manusia berlomba-lomba menjadi yang terdekat dengan Dzat Yang Maha Tinggi.

BeritaTerkait:

Mencintai NU dengan Sederhana

Misteri Angka 123: Perspektif Kosmologi Bukan Nomor Urut Capres-Cawapres

Bijaklah Dalam Menghukumi Musik

KH. Imaduddin Utsman Antara Kejujuran Ilmiah dan Tirani Sejarah

Misi ini dilanjutkan oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Musa AS. Namrudz dan Fir’aun dua sosok yang betul-betul mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Keduanya mendeklarasikan diri sebagai personifikasi Tuhan. Keduanya memiliki otoritas tak terbatas, bahkan mempersonifikasi sebagai tuhan di dunia. Ini benar-benar mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Allah tidak tinggal diam. Diutuslah Nabi Ibrahim dan Nabi Musa untuk mengembalikan lagi kejalur yang semestinya.

Demikian juga misi suci Nabi yang lain. Nabi Syuaib dan beberapa Nabi lain hadir saat interaksi dan komunikasi perniagaan mengalami ancaman. Permainan takaran dalam transaksi perniagaaan, ketidak adilan sistem dalam muamalah harus segera dihentikan sebelum ketimpangan interaksi sosial rusak.

Nabi Luth AS menghadapi tantangan yang berbeda. Kaum LGBT begitu merajalela. Jika ini dibiarkan tentu akan merusak proses regenerasi kehidupan. Maka tidak ada jalan lain agar kebiasaan menyimpang ini harus segera diakhiri.

Nabi Isa AS hidup diera kolonialisme. Bangsa Romawi sebagai negara adidaya dengan leluasa menjajah bangsa-bangsa lain. Watak penjajah tentu sangat membahayakan kelangsungan kehidupan. Tidak hanya eksploitasi manusia, tapi juga lingkungan, kekayaan alam dan lain sebagainya.

Puncak penegakan misi suci ini ada ditangan Rosulullah SAW. Sebagaimana diketahui, sejak kehadirannya Islam dimaksudkan sebagai petunjuk bagi kelestarian alam dan nilai kemanusiaan. Sebagai bukti dari argumen diatas adalah kondisi sosiologis dimana saat risalah Islam diwahyukan.

Nabi Muhammad sang pemangku risalah diterjunkan untuk menata kondisi dimana problem kemanusiaan yang cukup mengkhawatirkan. Sejarah mencatat kurun tersebut dikenal sebagai zaman jahiliyah dimana moralitas terdegradasi sampai titik nadir. Nilai-nilai kemanusiaan berada dititik nol. Hukum rimba terjadi dimana-mana. Dan tentu jika dibiarkan efeknya akan berdampak pada lingkungan.

Ketika Rosulullah wafat, apakah misi ini berhenti? Tentu tidak, sebab Rosulullah meninggalkan pewaris misi sucinya yaitu para ulama.

Nahdlatul Ulama lahir sebagai wadah untuk menjaga, mengawal dan melanjutkan misi suci Islam. Setting sosial menjelang NU lahir berhadapan dengan era kolonealisme, keterpurukan sosial dan tentu kesadaran kebangsaan, wawasan, kesejahteraan yang tidak adil. Masyarakat tertindas, alam dieksploitasi.

Mengawali misi sucinya, lahir tiga sudut prisma sebagai jawaban atas problem keumatan, problem kebangsaan, dan problem kemanusiaan. Lahir Nahdlatut Tujjar yang menjadi pilar penguatan kesejahteraan, Nahdlatul Wathan untuk melakukan penguatan kebangsaan dan Taswirul Afkar atau Nahdlatul Fikr sebagai sebuah ikhtiar menjawab ketimpangan wawasan tahun 1918 sebagai wadah candradimuka sekaligus emberio Nahdlatul Ulama.

Puncaknya ketika terjadi perubahan prinsip dalam beragama di kawasan Hijaz, dengan berkuasanya kaum Sawah atau Salafi-Wahabi (istilah salafi mencuat belakangan) membuat para ulama harus segera mengambil langkah konkrit. Sebab ideologi salafi-wahabi yang merupakan personifikasi kaum Khawarij telah terbukti gagal, bahkan melahirkan luka yang mendalam dalam tubuh umat Islam. Corak berpikir kaum Sawah akan mereduksi nilai-nilai ketuhan dengan paham tasybih dan tajsimnya. Ini akan berdampak pada reduksi kehidupan beragama sebagai pengawal rambu kehidupan. Dan yang lebih berbahaya adalah klaim otoritas tunggal pewaris kebenaran tanfsir agama justru akan merusak sendi-sendi rahmatan lil alamiennya norma agama itu sendiri.

Komete Hijaz lahir sebagai antisipasi gerakan salafi-wahabi yang ditugaskan langsung berkomunikasi dengan penguasa Hijaz saat itu.

Nah, memasuki usianya satu abad ini sudah saatnya NU kembali kemisi sucinya sekaligus melakukan reaksentuasi misi tersebut. Ini selaras dengan kaidah pijakan NU itu sendiri yaitu “al-muhafadzah alal qodimis sholeh wal akhdzu bil jadidil ashlah”.

Para muassis NU sudah mewariskan pondasi yang kuat untuk mengawal kelangsungan kehidupan sesuai dengan zamannya. Saat ini sumberdaya manusia NU sudah kuat, sudah masuk dalam berbagai sektor kehidupan sampai yang tertinggi presiden era Gus Dur dan wakil presiden era Kyai Ma’ruf Amin saat ini. Masihkah NU sanggup merawat jagat diusianya yang seabad ini? Kitalah yang harus menjawabnya.

KH. Khotimi Bahri, Syuriah PCNU Kota Bogor, Ketua Komisi I MUI Kota Bogor, Penasehat Barisan Kesatria Nusantara (BKN), dan Staf Pengajar Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Napala Bogor.

Tags: 1 Abad NUKhotimi Bahri
Share206Tweet129SendShare
liputan9news

liputan9news

Media Sembilan Nusantara Portal berita online yang religius, aktual, akurat, jujur, seimbang dan terpercaya

BeritaTerkait

Mencintai NU dengan Sederhana
Uncategorized

Mencintai NU dengan Sederhana

by liputan9news
January 5, 2024
0

"Aku ingin mencintai NU dengan sederhana, dengan kata-kata yang tak sempat diucapkan pena kepada kertas yang menjadikannya bermakna. Aku ingin...

Read more
Misteri Angka 123: Perspektif Kosmologi Bukan Nomor Urut Capres-Cawapres

Misteri Angka 123: Perspektif Kosmologi Bukan Nomor Urut Capres-Cawapres

November 15, 2023
Bijaklah Dalam Menghukumi Musik

Bijaklah Dalam Menghukumi Musik

October 6, 2023
KH. Imaduddin Utsman Antara Kejujuran Ilmiah dan Tirani Sejarah

KH. Imaduddin Utsman Antara Kejujuran Ilmiah dan Tirani Sejarah

September 7, 2024
Load More

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gus Yahya

PBNU Respon Rais Am JATMAN yang telah Demisioner dan Teken Sendirian Surat Perpanjangan Kepengurusan

November 26, 2024
Akhmad Said Asrori

Bentuk Badan Hukum Sendiri, PBNU: JATMAN Ingin Keluar Sebagai Banom NU

December 26, 2024
Jatman

Jatman Dibekukan Forum Mursyidin Indonesia (FMI) Dorong PBNU Segera Gelar Muktamar

November 22, 2024
Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

2463
KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

757
KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

141
Syekh Naim

Sekjen Hizbullah Sebut Serangan ke Rumah Netanyahu Tunjukkan Keberhasilan Intelijen yang Signifikan

October 28, 2025
UMKM Langkah Awal Membangun Kewirausahaan

Langkah Awal Membangun Kewirausahaan

October 28, 2025
Ibn Khaldun

Ibn Khaldun, Filsafat Sejarah, Sejarah Sosial

October 28, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
  • Media Sembilan Nusantara

Copyright © 2024 Liputan9news.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Wisata-Travel
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Dunia Islam
    • Filantropi
    • Amaliah NU
    • Al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Muallaf
    • Sejarah
    • Ngaji Kitab
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Seputar Haji
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Pendidikan
    • Sejarah
    • Buku
    • Tokoh
    • Seni Budaya

Copyright © 2024 Liputan9news.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In