• Latest
  • Trending
  • All
  • Politik
Khutbah Idul Adha 2023: Ibadah Idul Adha Upaya Mewujudkan Masyarakat yang Religius, Sejahtera, dan Bermartabat

Khutbah Idul Adha 2023: Ibadah Idul Adha Upaya Mewujudkan Masyarakat yang Religius, Sejahtera, dan Bermartabat

June 26, 2023
Wali Kekasih Allah

Ciri Wali (Kekasih) Allah: Tidak ada Rasa Takut dan Larut dalam Kesedihan

October 27, 2025
Kemendikbud Siapkan 150 Ribu Beasiswa untuk Guru yang Belum S1/D4

Kemendikbud Siapkan 150 Ribu Beasiswa untuk Guru yang Belum S1/D4

October 27, 2025
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti

Program Wajib Belajar 13 Tahun pada 2026, PIP untuk TK dan Insentif Guru Dinaikkan

October 27, 2025
MUI

MUI Sentil Tampilnya Biduan dalam Peresmian Masjid di Jawa Tengah

October 27, 2025
Peringati Hari Santri 2025, PWNU DKI Jakarta Ajak Perkuat Nilai-nilai Kejujuran

Peringati Hari Santri 2025, PWNU DKI Jakarta Ajak Perkuat Nilai-nilai Kejujuran

October 27, 2025
Ratusan Juta Uang Rakyat Diduga Disalahgunakan: Proyek Drainase U-Ditch di Sukajaya Asal Jadi, Jalan Licin Membahayakan Warga

Ratusan Juta Uang Rakyat Diduga Disalahgunakan: Proyek Drainase U-Ditch di Sukajaya Asal Jadi, Jalan Licin Membahayakan Warga

October 27, 2025
Melda Safitri

The Ultimate Life Perspektif Islam 

October 26, 2025
BEM PTNU SE-NUSANTARA Menggelar Aksi Lanjutan, Geruduk Kantor Trans7

BEM PTNU SE-NUSANTARA Menggelar Aksi Lanjutan, Geruduk Kantor Trans7

October 26, 2025
BNPT Gelar Rakor Deradikalisasi Di Yogyakarta, Pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan Jadi Narasumber

BNPT Gelar Rakor Deradikalisasi Di Yogyakarta, Pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan Jadi Narasumber

October 25, 2025
Zakky Mubarok

Merajut Hubungan Vertikal dan Horizontal

October 25, 2025
  • Iklan
  • Kontak
  • Legalitas
  • Media Sembilan Nusantara
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Tentang
Tuesday, October 28, 2025
  • Login
Liputan9 Sembilan
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
Liputan9 Sembilan
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Khutbah Idul Adha 2023: Ibadah Idul Adha Upaya Mewujudkan Masyarakat yang Religius, Sejahtera, dan Bermartabat

Oleh: Prof. Dr. KH. Fuad Thohari, MA

liputan9news by liputan9news
June 26, 2023
in Uncategorized
A A
3
Khutbah Idul Adha 2023: Ibadah Idul Adha Upaya Mewujudkan Masyarakat yang Religius, Sejahtera, dan Bermartabat

Khutbah Idul Adha 2023: Ibadah Idul Adha Upaya Mewujudkan Masyarakat yang Religius, Sejahtera, dan Bermartabat

586
SHARES
1.7k
VIEWS

الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر\  الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر\  الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر\
الحمد لله الذي جعل أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ,  وجعل أعظم شعائره حج بيته الحرام بحرمه الأمين. أشهد أن لاإله إلاالله العزيز الرحيم وأشهد أن محمدا عبده ورسوله النبي الكريم. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعبن. أما بعد. فيا أيها الحاضرون, اتقوا الله حق تقاته ولاتموتن إلا وأنتم مسلمون. قال الله تعالى فى كتابه الكريم أعوذ با لله من الشيطان الرجيم:  إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَر َ(1) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَر (2) إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَر ُ

Pada hari rabu Kliwon  tanggal 10 Dzul Hijjah  1444/28 Juni  2023, kita kembali melaksanakan ibadah sholat Idul Adha dalam keadaan sehat wal ‘afiat, setelah diawali dengan  menjalankan ibadah puasa sunnah Tarwiyah dan Arafah. Kita perlu mengevaluasi diri (muhasabah) secara jernih dan objektif, serta berupaya sungguh-sungguh, agar amal ibadah yang kita laksanakan mendapatkan ridla Allah SWT. Amin.

Shalawat-salam tidak lupa kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah, ajaran, dan pesan perdamaian sebagai rahmat bagi semesta alam..

Hadirin Jama’ah Sholat ‘Id Yang Dimulyakan Allah 
Hari raya ‘Idul Adha yang kita rayakan pagi ini, merupakan satu  di antara dua hari raya  umat Islam, selain Idul Fitri. Kedua hari raya itu memiliki kesamaan makna, yaitu hari  kembalinya seseorang kepada semangat kesucian.

BeritaTerkait:

Khutbah Jumat: Krisis Lingkungan dan Tanggung Jawab Sosial Muslim

Gerakan Political Blitzer Mengeksploitasi Kerentanan Ekonomi dan Keresahan Sosial

Diundang Presiden Prabowo Subianto, BEM PTNU Dorong Kenaikan Gaji Guru dan Ojol

PNIB: Hikmah Idul Adha momentum untuk kuatkan Persatuan, Toleransi dan Kesetaraan, Waspada Propoganda Khilafah Terorisme kian massive

Kalau ‘Idul Fitri  seseorang bisa  kembali suci   setelah menjalani ibadah puasa Ramadhan sebulan penuh; ‘Idul Adha akan membuka  peluang  penyucian jiwa, terutama bagi siapa saja   yang menyembelih hewan kurban, dan kurbannya diterima Allah swt.  Selain itu, Idul Adha juga bisa mensucikan siapa saja yang menunaikan ibadah Haji  dan hajinya mendapat predikat haji  mabrur. Karena  –seperti dijanjikan Rasulullah Muhammad saw, tiada balasan bagi Haji mabrur kecuali Surga.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَجَّةُ الْمَبْرُورَةُ لَيْسَ لَهَا جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ

Hadirin Sidang Idul Adha Rahimakumullah
Kita patut bersyukur dan bergembira bahwa dari tahun ke tahun, umat Islam Indonesia banyak yang menyembelih hewan Kurban. Kita juga bersyukur dan merasa bangga, banyak umat Islam Indonesia yang diberikan kemampuan  (isthitha’ah)  untuk menunaikan ibadah haji.

Hanya saja, kita wajar bersedih hati, kecewa, dan prihatin. Faktanya, jumlah   pak  haji dan  bu hajjah yang terus bertambah setiap tahunnya, ternyata belum mampu memberikan kontribusi konkret dalam menyelesaikan problem kehidupan di sebuah negara yang diklaim paling religius   di dunia ini.

Rasa-rasanya aneh, di sebuah Negara yang katanya paling banyak mengirim kafilah haji, paling banyak umat Islamnya, fakta-fakta positif semacam ini belum mampu mengggeser negara kita Indonesia, sebagai salah satu negara terkorup di Asia. Kita prihatin, fakta-fakta positif semacam ini tidak menjadikan negara kita Indonesia selamat dari serbuan narkoba. Bahkan, sekarang ini negara Indonesia menjadi pasar  narkoba paling besar di dunia. Padahal, kondisi semacam ini, jelas-jelas akan mengancam generasi muda  terbaik kita,  yang kelak akan menjadi penerus bangsa.

Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi,  sekalipun bangsa Indonesia  sudah 74 tahun merdeka dan puluhan kali menyelenggarakan pemilu, selalu saja menjelang pemilu ada oknum yang sengaja membuat situasi menjadi hangat, hubungan antar anak bagsa menjadi terkotak-kotak, mengotori pesta demokrasi, yang semestinya pemilu itu bisa menjadi pesta rakyat yang menyenangkan.

Oleh sebab itu, ada baiknya apabila kita mau merenungkan kembali wawasan kita tentang ajaran ibadah haji dan ibadah kurban tahun  ini dalam perspektif dan makna yang lebih luas,  dikaitkan dengan kondisi bangsa kita  akhir-akhir ini.

Jama’ah Sholat ‘Idul Adha Yang Dimulyakan Allah 
Semua calon jama’ah haji pasti ingin mendapatkan predikat haji mabrur. Sayangnya, tidak semua  jama’ah haji mengetahui, untuk mendapatkan predikat haji mabrur itu tidak mudah.

Imam al-Nawawi, mengatakan, kemabruran ibadah haji,  salah satunya ditandai dengan adanya  perubahan perilaku jama’ah haji yang lebih positif dan lebih baik, antara sebelum berangkat manunaikan ibadah haji dengan setelah kepulangannya menunaikan ibadah haji.

Kalau ada calon jama’ah haji,  sebelum berangkat haji sangat pelit, tidak pernah punya empati, dan tidak mau berbagi, tetapi setelah pulang menunaikan ibadah haji lalu menjadi orang yang dermawan, empatinya kepada faqir-miskin gampang tumbuh, orang ini telah mendapatkan tanda-tanda predikat haji mabrur. Begitu juga bagi pedagang, pejabat, hakim, dan yang lain-lain, apabila mereka mengalami perubahan perilaku yang lebih positif dan lebih baik, antara sebelum berangkat menunaikan ibadah haji dengan setelah kepulangannya menunaikan ibadah haji, semuanya ini bisa menjadi  pertanda,  mereka telah mendapatkan predikat haji mabrur.

Hadirin Jama’ah Sholat ‘Id Yang Dimulyakan Allah 
Manusia mengenal tradisi korban sudah sangat lama, setua  umur manusia di muka bumi ini. Sejarah kurban itu dimulai, sejak  Allah SWT  mewajibkan anak-anak Adam; Habil dan Qabil untuk berkurban ternak dan dan hasil pertanian.  Tradisi berkurban ini terus berlanjut dan belakangan jauh bergeser dari nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan sebagaimana dulu diperintahkan Allah swt.

Pada masa Nabi Ibrahim as,  manusia seringkali menjadikan manusia  yang lain sebagai korban atau sesaji  kepada dewa-dewa yang mereka sembah, agar tidak murka dan menurunkan bencana.

Di Meksiko, suku Aztek  menyerahkan jantung dan darah manusia  kepada dewa  matahari. Di Eropa Utara, orang Viking yang dulunya mendiami Skandinavia mengorbankan pemuka agama mereka kepada Odin, sang Dewa Perang. Di Mesir, gadis tercantik dipersembahkan kepada dewi sungai Nil. Sementara itu, di Kan’an Irak, bayi-bayi merah yang tidak berdosa dipersembahkan kepada dewa Ba’al.

Hadirin Sidang Idul Adha Rahimakumullah
Nabi Ibrahim hidup  pada abad ke-18 SM., suatu masa ketika terjadi persimpangan jalan  pemikiran manusia tentang korban yang masih berwujud manusia. Di satu pihak, ada yang ingin tetap mempertahankan kurban berbentuk manusia. Sementara di pihak lain  ada yang beranggapan, manusia terlalu  mulia untuk dikurbankan kepada Dewa2 yang disembah.

Ajaran yang dibawa Nabi Ibrahim as tentang kurban ternyata  memberikan jalan keluar yang memuaskan semua pihak. Kurban yang dilakukan Nabi Ibrahim as –dengan demikian– bukan semakin melegalkan kurban berbentuk manusia, karena setelah pisau dihujamkan ke leher Isma’il as, Allah mengganti Isma’il as dengan seekor domba.  Kejadian  ini sekaligus memberikan satu isyarat  bahwa Allah begitu sayang kepada manusia, sehingga kurban berbentuk manusia tidak lagi diperkenankan.

Hadirin Jama’ah Sholat ‘Id Yang Dimulyakan Allah 
Kita sepakat,  manusia mengenal tradisi  kurban sudah cukup lama, sejak Nabi Adam as dan terus berlanjut pada masa Nabi Ibrahim as. Yang penting untuk digarisbawahi,  apa sebenarnya makna simbolik dibalik ibadah kurban yang dilakukan Nabi Ibrahim as? Mengapa Nabi Ibrahim as harus menyembelih  Ismail as, lalu Allah SWT menggantinya dengan domba gibas?

Jika kita renungkan lebih dalam, kisah Nabi Ibrahim as dan keluarganya ternyata sarat dengan muatan pesan moral yang begitu dalam.

Pertama, Nabi Ibrahim  as., merupakan simbol bagi manusia yang rela mengorbankan apa saja demi mencapai  keridlaan  Allah, termasuk rela mengorbankan dirinya sendiri dalam kobaran lautan api yang disulut raja Namrudz. Setiap orang pasti mempunyai kelemahan terhadap sesuatu yang paling dicintainya, dan kelemahan Nabi Ibrahim as,  bisa jadi terletak pada puteranya Isma’il as yang sudah lama dirindukan. Kenyataannya, Ibrahim as lulus ketika diuji  Allah untuk mengorbankan putera kesayangannya, Isma’il as.

Kedua, Isma’il as adalah simbol bagi sesuatu  yang paling dicintai dan sekaligus berpotensi untuk menggoyahkan iman; simbol bagi sesuatu yang dapat membuat manusia enggan  untuk menerima tanggung jawab; simbol  bagi sesuatu yang bisa mengajak manusia berpikir subjektif dan berpendirian egois. Ringkasnya, Ismail as adalah  simbol dari sesuatu  yang dapat menyesatkan manusia dari jalan ilahi.

Ketiga, Hajar adalah simbol dari gambaran seorang isteri yang sangat sabar dan sangat memahami kepergian suaminya (Ibrahim. AS), bertahun-tahun meninggalkannya tanpa bekal yang memadai untuk tugas agama, mengemban risalah ilahiah. Siti Hajar merupakan sosok ibu  yang ikhlas menerima keadaaan, dan sangat sayang kepada puteranya Isma’il as. Pada saat yang sama, Siti Hajar begitu tawakal dan meyakini do’a suaminya pada saat ditinggalkan Nabi Ibrahim as suaminya balik ke Palestina untuk menemui Sarah, isterinya selain membina kaumnya..

Hadirin Sidang Idul Adha Rahimakumullah
Marilah kita introspeksi, sudahkah kita memiliki keimanan, loyalitas, dan cinta-setia kepada Allah setangguh Nabi Ibrahim as dan keluarganya? Apakah kita sudah menunjukkan  pengorbanan yang optimal ke jalan yang diridlai Allah Swt?

Nabi Ibrahim as telah mengorbankan Ismail, puteranya yang sangat dicintai. Sebagai simbol bagi sesuatu  yang amat kita cintai,  boleh jadi  ”Ismail-Isma’il” itu kini mengambil bentuk berupa kekayaan, kendaraan baru, rumah mewah, deposito, jabatan penting, dsb. Apakah kita sanggup mengorbankan semua “Isma’il-Isma’il” itu untuk meraih  ridla Allah?

Pendek kata, jika kita sebagai suami, sanggupkah kita meniru ketangguhan iman  Nabi Ibrahim as,  rela mengorbankan sesuatu yang paling dicintai demi memenuhi perintah Allah? Bukankah yang banyak terjadi, setelah manusia  itu kaya raya, kecenderungannya pelit dan tidak mau berkurban? Setelah manusia itu menduduki jabatan penting dan strategis, bukankah malah banyak yang sombong, lupa diri, dan hanya mementingkan diri sendiri, kroni dan  kelompoknya? Tidak ada lagi idealisme, tidak ada lagi yang tersisa untuk  warga, umat, agama, dan bahkan negaranya. Mereka lupa dengan sumpah jabatan yang dulu pernah diikrarkan ketika dilantik menjadi pejabat.

Begitu juga, jika kita memposisikan sebagai isteri, apakah  kita sanggup  meniru ketabahan dan ketaatan Siti Hajar, merelakan suami tercinta menjalankan perintah Allah dan menghargai  jiwa besar anaknya Isma’il as?  Ataukah justeru menjadi isteri yang sering tidak bersyukur dengan nafkah yang diberikan suami, gampang cemburut kalau gaji yang dibawa suami tidak sebarapa dan tidak banyak? Atau menjadi isteri yang banyak ngambek karena suami menjalankan tugas negara berbulan-bulan dan tidak bisa berkumpul bersama keluarga?

Begitu juga jika kita  sebagai anak, sudahkah kita memiliki  idealisme yang kokoh  seperti Nabi isma’il as,  yang merelakan jiwa raganya menjadi korban untuk tujuan yang sangat mulia? Ataukah menjadi anak yang suka menghalang-halangi niat baik bapaknya dalam melakukan ketaatan dan amal shaleh kepada Allah SWT?
Aneh, sekarang ini banyak orang tua yang akan berbuat amal shaleh, dihalang-halangi atau bahkan dibatalkan anak-anaknya. Kasus banyaknya tanah waqaf yang diambil alih atau dijual ahli warisnya (anak), menjadi bukti, banyak anak-anak di zaman ini, tidak mewarisi karakter Nabi Isma’il as. Bahkan, ada seorang anak yang tega menggugat ibu/bapak kandungnya sendiri karena dianggap telah merugikan dirinya. Na’udzu billah…

  1. Hadirin Jama’ah Sholat ‘Id Yang Dimulyakan Allah 
    Dalam perspektif yang lebih luas dan dalam konteks keadaan kita sekarang ini:
    Bagi para pejabat/aparatur negara dan para birokrat, ibadah kurban ini hendaknya dirmaknai sebagai keteladanan dalam berperilaku dan bersikap, semangat rela berkurban dalam mewujudkan perilaku jujur dan amanah dalam mengemban  tugas negara, selain kesediaan mengabdi dan memberikan palayan yang terbaik untuk rakyat.
  2. Bagi para penegak keadilan, ibadah kurban dapat  dimaknai sebagai kesediaan untuk memerangi jual beli kasus dan menyembelih budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme yang kian menggurita hampir di semua lini kehidupan. Kita prihatin, di sebuah negara dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia, dengan jumlah jama’ah haji terbanyak di dunia, kenapa keadilan sulit ditegakkan. Sampai-sampai ada yang mengatakan, ”Keadilan dI Indonesia sulit ditegakkan. Sulitnya seperti mendirikan benang yang basah. Keadilan di Indonesia sulit dicari. Sulitnya seperti mencari jarum patah yang  jatuh dalam jerami”. Sungguh, kita merindukan penegak keadilan yang  jujur, adil, dan amanah.
  3. Bagi para elit politik, berkurban bisa berarti keseriusan dalam menghentikan pelbagai pertikaian dan konflik antar partai,  ras, suku, maupun agama. Jangan ajari rakyat ini dengan kasak kusuk, lobi dagang sapi, dan intrik-intrik politik yang tidak manusiawi. Jangan kau tunjukkan sikap dan perilaku yang memuakkan, menyebarkan berita hoax, fitnah, ujaran kebencian, dan cara-cara yang kotor dan  tidak sportif, demi mengejar ambisi politik sesaat yang bisa mengancam keutuhan berbangsa dan bernegara.
  4. Bagi para anggota Dewan  dan pemimpin Partai yang terhormat, berkurban juga dapat dimaknai  kesediaan memberi contoh pengamalan ajaran Islam yang santun dan menyejukkan dalam berkontribusi membangun bangsa dan negara, selain kesediaan memberi preseden yang baik dalam menjalin  ukhuwah islamiyah dan  ukhuwah basyariyah. Bukan sebaliknya, memberi contoh cara bertikai, kasak-kusuk, intrik berebut kekuasaan, dan tindakan tercela lainnya –yang ujung-ujungnya– hanya untuk memperkaya diri dan partainya secara membabi buta.
  5. Bagi umat Islam yang mampu dan dianugerahi rizki berlebih, berkurban bisa diartikan sebagai kesediaan diri untuk menyediakan sarana peribadatan, sarana perumahan, sarana pendidikan, sarana kesehatan, dll. Cakupan pesan menyembelih hewan kurban dengan demikian bisa diartikan dengan kesediaan memotong deposito, mendebet rekening di bank, dan mensedekahkan sebagian keuntungan investasi saham di perusahaan-perusahaan bonafide. untuk mensejahterakan fakir-miskin  yang kurang beruntung secara ekonomi dan membantu saudara-saudara kita  yang sedang mendapatkan musibah.

Selain itu,  ibadah kurban yang dilakukan, hendaknya dijadikan sebagai lambang untuk menyembelih sifat kebinatangan yang mungkin ada pada dirinya; seperti sifat tidak mengenal halal dan haram, sombong, dengki, serakah, suka pamer, dan ingin menang sendiri.

Insya Allah, dengan hilangnya sifat-sifat kebinatangan tersebut, manusia akan terbebas dari perbuatan keji dan mungkar, baik yang merugikan diri sendiri maupun merugikan orang lain, serta menjadi sosok  manusia paripurna yang diridloi Allah SWT.

Jama’ah Sholat ‘Idul Adha Yang Dimulyakan Allah
Dari mimbar yang mulia ini kiranya patut disampaikan harapan, mudah-mudahan Hari Raya Idul Adha tahun 1444 H ini dapat menumbuhkan semangat baru bagi kita; semangat rela berkorban dalam wujudkan masyarakat yang adil, sejahtera, dan bermartabat, semangat dalam meningkatkan solidaritas kepada sesama, semangat berkurban dalam menyembelih egoisme pribadi untuk memperkokoh jalinan persaudaraan keumatan dan kebangsaan dalam bingkai NKRI, dan juga semangat untuk melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara kaffah demi terwujudnya Negara yang baldatun thoyyibatun warabbun ghafuur.

Akhirnya saya ucapkan, selamat berkurban. Semoga Allah menerima dan meridloi kurban kita. Amin.

Jama’ah Sholat ‘Idul Adha Yang Dimulyakan Allah
Marilah kita akhiri khutbah Idul Adha 1444 H ini  dengan berdo’a kehadirat Allah SWT, Zat Yang Maha Pemurah dan lagi Maha Penyayang:

“Ya Allah ya Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa kami, dosa-dosa kedua orang tua Ibu-Bapak kami, dosa-dosa segenap kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah mendahului kami, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun,

Ya Allah Tuhan Yang Maha kaya, berikanlah kepada kami rizki yang halal, yang dengan rizki itu kami dapat membentu orang-orang fakir dan miskin, dan dengan rizki itu pulalah kami akan mampu berkurban dengan harta demi kesejahteraan bangsa dan rakyat Indonesia.

Ya Allah, tunjukkanlah kepada pemimpin-pemimpin kami jalan yang lurus, yang dapat menghantarkan mereka kepada kearifan dalam mengayomi dan memimpin kami.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, Jadikanlah negeri kami Indonesia, negeri yang aman, tentram, adil, dan makmur di bawah naungan rahmat dan ridho-Mu dan Hindarkan kami dari segala bencana, wabah, kekejian, kemungkaran, cobaan-cobaan dan fitnah yang nampak maupun tidak nampak di negara kami Indonesia khususnya dan di negara muslim pada umumnya.

Ya Allah Tuhan yang maha penerima do’a , terimalah do’a kami ini karena engkaulah yang maha mendengar dan maha mengetahui.”

ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين أمنوا ربنا إنك رءوف الرحيم. سبحان ربك رب العزة عمايصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Materi khutbah dengan judul “Khutbah Idul Adha 2023: Ibadah Idul Adha Upaya Mewujudkan Masyarakat yang Religius, Sejahtera, dan Bermartabat” ini disampaikan pada sidang shalat Idul Adha Rabu Kliwon, 10 Dzul Hijjah  1444 H / 28  Juni 2023 M, di Masjid Baiturrahman PT. Pupuk Kaltim, Bontang, Samarinda.

Prof. Dr. KH. Fuad Thohari, M.A, lahir di Ngawi, Jawa Timur, alumnus Pesantren MTs-A “Al-Islam”, Joresan, Ponorogo (1983-1989), Pesantren Al-Falah, Ploso, di Kediri (1989-1992), Pendidikan Kader Ulama MUI Jakarta (1994-1996), Pendidikan Kader Ulama (PKU) MUI Pusat (1997), dan pascasarjana (S3) UIN Jakarta (2007)

Menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Tafsir-Hadis Fakultas Ushuluddin IAIN Jakarta (1997), menyelesaikan S2 Kosentrasi Tafsir-Hadis IAIN Jakarta (1999), dan Program Doktor Islamic Studies (Konsentrasi Hadis dan Ulum al-Hadis) di Pascasarjana (S3) UIN Jakarta (2001-2007).

Pernah mengikuti Postdoctoral (Daurah Tarbiyah fi al-Lughah wa al-Tsaqafah, di Al-Azhar, Cairo, Mesir, tahun 2010; mengikuti Postdoctoral Fellowship Program For Islamic Higher Education (POSFI) di Tunisia, tahun 2014, dan penelitian di berbagai Negara; Arab Saudi, China (Beijing), Hongkong, dan China (Shanghai), Mesir, Singapore, Malaysia, Thailand, Turki, Iran, Yordania, Palestina, dan India.

Sehari-hari sebagai dosen tetap Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Jakarta (sejak 2000), pengajar di Pascasarjana Fakultas Ushuluddin, UIN Jakarta, Pascasarjana Fakultas Syari’ah Dan Hukum, UIN Jakarta, Sekolah Pascasarjana (SPS) UIN Jakarta, Pendidikan Kader Ulama (PKU) MUI, dosen beberapa kampus di Jakarta, dan sekitarnya..
Menjadi narasumber di berbagai kajian keilmuan, seminar, halaqah, talkshow di beberapa radio dan stasiun televisi, dan aktif menjadi peneliti nasional dan internasional, menulis di berbagai Jurnal Ilmiah, Media Massa, Buku, serta Media Elektronik berbasis WEB (Internet).

Sekarang diamanahi sebagai Ketua Komisi FATWA MUI DKI Jakarta (2015-2020), Anggota Komisi Fatwa MUI Pusat, Wakil Direktur LPPOM (Lembaga Pengkajian Pangan Obat-Obatan dan Kosmetika) MUI DKI Jakarta, salah satu Pengurus LD-NU (Lembaga Dakwah PBNU), dan pernah sebagai Pengurus LBM (Lembaga Bahtsul Matsa’il) PBNU (2010-2015), Pengurus ASBIHU (Asosisasi Bina Haji dan Umroh) PBNU, Pengurus PPSDM (Pusat Pengkajian Sumber Daya Manusia), UIN Jakarta, dan sebagai Dewan Pertimbangan, “Rahmat Semesta Center”, di Ciputat.

Email : fuadinfoulama@yahoo.com
HP : 0816 -110-8747/081387309950

Tags: Dr. KH. Fuad ThohariKhutbah Idul AdhaKurbanSosialUnta
Share234Tweet147SendShare
liputan9news

liputan9news

Media Sembilan Nusantara Portal berita online yang religius, aktual, akurat, jujur, seimbang dan terpercaya

BeritaTerkait

Ilustrasi Lingkungan (Foto: Mongobay)
Khutbah

Khutbah Jumat: Krisis Lingkungan dan Tanggung Jawab Sosial Muslim

by liputan9news
October 10, 2025
0

JAKARTA | LIPUTAN9NEWS Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah, tetapi juga hubungan manusia dengan alam. Menjadi khalifah bukan...

Read more
Haris Rusly Moti, Pemrakarsa 98 Resolution Networks,

Gerakan Political Blitzer Mengeksploitasi Kerentanan Ekonomi dan Keresahan Sosial

September 18, 2025
Diundang Presiden Prabowo Subianto, BEM PTNU Dorong Kenaikan Gaji Guru dan Ojol

Diundang Presiden Prabowo Subianto, BEM PTNU Dorong Kenaikan Gaji Guru dan Ojol

September 6, 2025
PNIB-Kurban

PNIB: Hikmah Idul Adha momentum untuk kuatkan Persatuan, Toleransi dan Kesetaraan, Waspada Propoganda Khilafah Terorisme kian massive

June 23, 2025
Load More

Comments 3

  1. Nude women says:
    2 years ago

    Using a having sex doll is not because taboo since
    it as soon as was. There is a multi-billion dollar industry around the
    distribution and creation of sophisticated and not-so-sophisticated sex dolls.
    The phrase, Genuine Doll offers turn out to be widely identified
    and component of the mainstream vocabulary as new components
    and technology make the difficult, feasible. While men can completely enjoy regular strike up intercourse dolls still, nowadays we
    notice much more detailed and better models all the time technologically.
    Iron Man, eat your coronary heart out.

    Reply
    • liputan9news says:
      2 years ago

      Indonesian social culture does not know that

      Reply
  2. KOSTENLOSE PORNOBILDER says:
    2 years ago

    Einige der größten Namen der Erwachsenen- und absoluten Pornolegenden sind hier zu finden, zusammen via exhibitionistischen Amateuren, lebenslustigen heißen Frauen und betrügerischen Müttern und
    noch viel mehrKOSTENLOSE PORNOBILDER.
    Sobald jene die Kinder zur Schule geschickt haben, sind diese süßen, sexverrückten Mamas total bereit zum Spielen!

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gus Yahya

PBNU Respon Rais Am JATMAN yang telah Demisioner dan Teken Sendirian Surat Perpanjangan Kepengurusan

November 26, 2024
Akhmad Said Asrori

Bentuk Badan Hukum Sendiri, PBNU: JATMAN Ingin Keluar Sebagai Banom NU

December 26, 2024
Jatman

Jatman Dibekukan Forum Mursyidin Indonesia (FMI) Dorong PBNU Segera Gelar Muktamar

November 22, 2024
Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

2463
KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

757
KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

141
Wali Kekasih Allah

Ciri Wali (Kekasih) Allah: Tidak ada Rasa Takut dan Larut dalam Kesedihan

October 27, 2025
Kemendikbud Siapkan 150 Ribu Beasiswa untuk Guru yang Belum S1/D4

Kemendikbud Siapkan 150 Ribu Beasiswa untuk Guru yang Belum S1/D4

October 27, 2025
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti

Program Wajib Belajar 13 Tahun pada 2026, PIP untuk TK dan Insentif Guru Dinaikkan

October 27, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
  • Media Sembilan Nusantara

Copyright © 2024 Liputan9news.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Wisata-Travel
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Dunia Islam
    • Filantropi
    • Amaliah NU
    • Al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Muallaf
    • Sejarah
    • Ngaji Kitab
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Seputar Haji
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Pendidikan
    • Sejarah
    • Buku
    • Tokoh
    • Seni Budaya

Copyright © 2024 Liputan9news.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In