LIPUTAN9.ID – Lima hari ke depan tgl 19 Desember adalah peringatan hari “BELA NEGARA” merupakan peringatan penting bagi kita sebagai warga negara yang baik dalam memelihara dan memanfaatkan serta menjaga negara ini agar tetap exis dan manfaat untuk semua warga negaranya.
Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, KH. Hasyim Asy’ari yang merupakan pendiri NU(Nahdlatul Ulama) dan ulama-ulama terdahulu pernah berkumpul bersikap karena merasakan bersama adanya keresahan dengan kondisi negara Indonesia yang sudah merdeka akan dijajah kembali oleh Belanda dan sekutunya. Kondisi ini membangkitkan semangat untuk mempertahankan kemerdekaan dengan berusaha melawan agar kemerdekaan yang sudah dicapai tidak direbut atau dikoyak-koyak Kembali oleh Belanda dan sekutunya.
Itulah sinopsis materi khutbah kali ini. Semoga bermanfaat untuk para da’i, mubaligh, dan khotib sebagai refrensi materi khutbah hari ini.
Khutbah Pertama
اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وعلى اله وأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين،
أما بعد: فيايها الإخوان، أوصيكم و نفسي بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون، قال الله تعالى في القران الكريم: أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمان الرحيم: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صدق الله العظيم
Hadirin sidang Jumat rahimakumullah,
Marilah kita bersyukur kepada Allah dengan melangitkan kalimat Tahmid sebagai manifestasi dari pujian kita kepada Allah Swt. atas segala limpahan nikmat, rahmat, serta keberkahan yang kita terima setiap saat yang terkadang tanpa harus keluar keringat, Semoga kitab isa dan selalu berusaha menjadikan diri menjadi orang yang selalu bersyukur kepadaNya amin. Shalawat dan salam marilah senantiasa kita sanjungkan kepada baginda Rasulullah Muhammad Saw. Semoga kita kelak mendapatkan syafaatnya. Amin.
Selanjutnya, Khatib berwasiat pada diri khatib pribadi dan kepada segenap jamaah, marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt dengan taqwa yang sebenar-benar taqwa. Marilah kita menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya; memperbanyak berbuat baik, menghormati perbedaaan yang dianugerahkan kepada kita, serta senantiasa menjaga nikmat perdamaian dan kerukunan yang terlimpah kepada bangsa-bangsa dinunia ini.
Sidang Jumat Rahimakumullah,
Pada khutbah kali ini khotib ingin menyampaikan judul khutbahnya yaitu, BELA NEGARA DALAM AL-QUR’AN Refleksi Hari BELA NEGARA.
Lima hari ke depan tgl 19 Desember adalah peringatan hari “BELA NEGARA” merupakan peringatan penting bagi kita sebagai warga negara yang baik dalam memelihara dan memanfaatkan serta menjaga negara ini agar tetap exis dan manfaat untuk semua warga negaranya.
Lalu apa pengertian bela negara itu? menurut KBBI bela negara adalah menjaga, memelihara, melindungi, dan mempertahankan eksistensi negara bahkan melepaskannya dari bahaya dan ancaman negara lainnya. Sedangkan menurut Darji Darmodiharjo pengertian bela negara adalah dilaksanakannya doktrin keamanan yang nasional. Gunanya untuk berusaha menciptakan sebuah sistem pertahanan keamanan nasional. Keamanan nasional tersebut diharapkan mampu mengamankan serta mensukseskan, dan menurut Chaidir Basrie adalah sebuah sikap, tekad dan tindakan yang dilakukan oleh warga negara. Tindakan tersebut dilakukan secara menyeluruh, terpadu teratur serta berkelanjutan dilandasi dengan rasa cinta kepada tanah air. Selain itu, juga terdapat sikap kesadaran bernegara Indonesia, kesadaran dalam berbangsa, kesakitan dan juga kesetiaan kepada Pancasila.
Dari ketiga pengertian diatas ada satu persamaan yang prinsip yaitu memperkatahan dengan arah yang sama yaitu mempertahankan kedauatan, hak asasi, budaya dan lainnya yang merupakan milik dari bangs akita atau bangsa yang dimaksud.
Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, KH. Hasyim Asy’ari yang merupakan pendiri NU(Nahdlatul Ulama) dan ulama-ulama terdahulu pernah berkumpul bersikap karena merasakan bersama adanya keresahan dengan kondisi negara Indonesia yang sudah merdeka akan dijajah kembali oleh Belanda dan sekutunya. Kondisi ini membangkitkan semangat untuk mempertahankan kemerdekaan dengan berusaha melawan agar kemerdekaan yang sudah dicapai tidak direbut atau dikoyak-koyak Kembali oleh Belanda dan sekutunya.
Jargon NU dalam membangkitkan semangat bela negara yang dikobarkan oleh KH. Wahab Hasbulloh dengan jargon :
حُبُّ الوَطَنِ مِنَ الإِيْمَان
Mencintai tanah air adalah Sebagian dari iman.
Dari jargon tersebut diatas dan musyawarah para ulama-ulama NU mengahsilkan Gerakan nyata melawan penjajahan dengan keputusan Fatwa Resolusi Jihad. Fatwa ini menghendaki bahwa setiap muslim berkewajiban untuk melindungi negaranya dari serangan penjajah. Hanya dengan kondisi negara yang aman dan tentram lah ajaran agama dapat dilestarikan dengan sempurna. Dalam surat al-Baqarah ayat 190 disebutkan:
وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”QS. a-Baqarah/2: 190
Jamaah Jum’ah yang dirahmati Allah,
Kemudian bagaimana semangat dan kewajiban bela negara harus ditunjukan dalam kenyataan, tentunya harus memperhatikan beberapa hal dibawah ini:
Pertama, : Ketika penguasa/pemerintah memerintahkan untuk berperang,
Ketika negara dalam keadaan genting dan penguasa memerintahkan rakyatnya untuk berperang, maka wajib bagi setiap warga negara untuk melaksanakan perintah itu, artinya wajib ikut berperang dalam rangka mempertahankan kemerdekaan yang sudah didapatkan. Tidak boleh aada satu orangpun yang tinggal atau tidak ikut berperang kecuali karena udzur syar’i.
Berperang mempertahankan kedaulatan negara dan bangsa menjadi sangat penting, maka setiap warga negara yang tidak memilikiu dzur wajib mengikuti perang. Dan perang yang dilakukan merupakan perbuatan yang baik dan benar serta merupakan sikap tunduk kepada ulil amri serta memiliki nilai ibadah. Allah berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَا لَكُمْ إِذَا قِيلَ لَكُمُ انْفِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ اثَّاقَلْتُمْ إِلَى الأرْضِ أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الآخِرَةِ فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلا قَلِيلٌ (38) إِلا تَنْفِرُوا يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا أَلِيمًا وَيَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلا تَضُرُّوهُ شَيْئًا وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (39) }
Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kalian, “Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah, kalian merasa berat dan ingin tinggal di tempat kalian?” Apakah kalian puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. Jika kalian tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kalian dengan siksa yang pedih dan ditukarnya (kalian) dengan kaum yang lain, dan kalian tidak akan dapat memberi kemudaratan kepada-Nya sedikit pun. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. QS. At-Taubah: 38-39
Kedua, : Ketika musuh sudah mengepung,
Ketika musuh sudah mengepung dan siap menghancurkan dan membunuh, maka bukan hanya orang dewasa dan atau yang kuat serta semangat, tetapi semua lapisan masyarakat baik dewasa maupun anak-anak, baik perempuan maupun laki-laki semuanya berkewajiban untuk mempertahan dirinya sampai titik penghabisa. Kewajiban berlaku untuk semua tanpa terkecuali dan mempertahankan diri humkumnya wajib artinya semuakalangan berkewajban untuk membela diri dan tentunya membela negaranya.
Semangat terntunya harus berkobar mengingat kondisi nyawa sudah terancam, maka berdiri dan memberanikan diri untuk maju dan berperang menjadi sangat penting dan dibutuhkan serta diharuskan. Bukan kalah menang, akan tetapi kewajiban membela danmempertahan diri serat negara menjadi hal yang luar biasa dan harus membela. Allah berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِذَا لَقِيۡتُمُ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا زَحۡفًا فَلَا تُوَلُّوۡهُمُ الۡاَدۡبَارَ
Wahai orang yang beriman! Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir yang akan menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). (16) QS. Al-Anfa/8: 15.
Ketiga, : Ketika musuh sudah menyerang,
Pada saat suasana sudah terkepung dan sudah diserang maka membela harkat martabat dan kedaulatan bangsa dan negara harus dilakukan, tidak dibolehkan untuk berpikir akan lari meninggalkan perang, akan tetapi justru harus menyemangati diri dan lainnya agar bisa terbebas dari belenggu penindasan dan penjajahan dari siapapaun yang akan melakukannya.
Jika pembelotan dilakukan maka hal itu merupakan sikap yang sangat merugikan dan menyakitkan bagi lainnya sehingga akan mempengaruhi yang lain dan pada akhirnya kekalahan akan diderita. Allah memerintahkan untuk berperang jangan sampai menjadi pengecut meninggalkan perang yang sedang terjadi. Allah berfirman:
وَقَاتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوْا ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ
Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. QS. Al-Baqarah/2: 190
Keempat, Ketika ingkar janji dan menodai agama
Ketika sudah pernah dilakukan kerjasama diantara kedua belah pihak untuk saling tenggang rasa dan rukun bersama antar bangsa atau negara dan ternyata diingkari bahkan dilakukan penghinaan atau merendahkan agama atau keberagaman kita, maka dibolehkan untuk melakukan perlawanan atau peperangan dengan kelompok atau negara yang merendahkan tersebut.
Ingkar janji dan penodaan agama menjadi sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar dapat menjalani aktifitas dan ibdah dengan baik dan nyaman sehingga bisa menjadi hamba Allah yang baik. Allah berfirman:
وَاِنْ نَّكَثُوْٓا اَيْمَانَهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ عَهْدِهِمْ وَطَعَنُوْا فِيْ دِيْنِكُمْ فَقَاتِلُوْٓا اَىِٕمَّةَ الْكُفْرِۙ اِنَّهُمْ لَآ اَيْمَانَ لَهُمْ لَعَلَّهُمْ يَنْتَهُوْنَ
Dan jika mereka melanggar sumpah setelah ada perjanjian, dan mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin kafir itu. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, mudah-mudahan mereka berhenti. QS. At-Taubah/ 12
Kelima, : Ketika Membebaskan Penindasan,
Diamana saja ada sebuah penindasan dari sebuah negara atau bangsa, maka harus dicegah segera dengan cara-cara yang elegan dan bermartabat, namun jika penindasan tetap dilakukan dilakukan maka perlu dilakukan peperangan mengingat wajibnya membela diri atau membela saudaranya dari penindasan karena penindasan sama dengan penzoliman dan itu dibenci Allah SWT.
Memberi pertolongan kepada yang tertindas sangatlah baik dan pastinya akan mendapatkan apresiasi dari Allah SWT. Sebagai sebuah nilai kebaikan atau ibadah jika dilakukan dengan ikhlas. Apalagi jika penindasan itu kita yang merasakan atau mengalaminya, maka harus bangkit merespon dan melawan penindasan yang dialami, ibarat pepatah “ semut yang terinjak manusia dan sudah jelas kalah dan mudah dimatikan manusia, namun semut tetap berusaha menggigit manusia sebagai bentuk perlawan. Allah berfirman:
وَمَا لَـكُمۡ لَا تُقَاتِلُوۡنَ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ وَالۡمُسۡتَضۡعَفِيۡنَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَآءِ وَالۡوِلۡدَانِ الَّذِيۡنَ يَقُوۡلُوۡنَ رَبَّنَاۤ اَخۡرِجۡنَا مِنۡ هٰذِهِ الۡـقَرۡيَةِ الظَّالِمِ اَهۡلُهَا ۚ وَاجۡعَلْ لَّـنَا مِنۡ لَّدُنۡكَ وَلِيًّا ۙۚ وَّاجۡعَلْ لَّـنَا مِنۡ لَّدُنۡكَ نَصِيۡرًا
Dan mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang yang lemah, baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak yang berdoa, “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang penduduknya zhalim. Berilah kami pelindung dari sisi-Mu, dan berilah kami penolong dari sisi-Mu.” QS. Annisa: 75
Hadirin sidang jum’ah yang dimulyakan Allah,
Demikian khutbah yang singkat ini, semoga kita bisa memahami sikap bela negara dan usaha usahanya sehingga siap kapan dibutuhkan untuk bela negar, dan Bela Negara dibutuhkan ketika :
- Ketika Penguasa/Pemerintah memerintahkan untuk berperang,
- Ketika musuh sudah mengepung,
- Ketika musuh sudah menyerang,
- Ketika Ingakar Janji dan Menodai Agama,
- Ketika Membebaskan Penindasan,
Semoga juga Allah memperkuat semangat kita untuk membela negara yang kita cintai serta memberi petunjuk dan kekuatan sehingga kita pantas untuk bisa memberi kontribusi terkait bela negara, amin ya Allah ya Robbal “aalamiiin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ فِى اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، اِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، وَالْعَصْرِ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِىْ خُسْرٍ اِلاَّ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوْ الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا,
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ,
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Materi khutbah Jum’at dengan tema Khutbah Jum’at: Bela Negara dalam Al-Qur’an (Refleksi Hari Bela Negara) ini, dalam bentuk PDF dapat di Download dengan KLIK disini
KH. Ahmad Misbah, M.Ag., Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Tangerang