اَلْـحَمْـدُ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
Ma‘asyiral muslimin rahimakumullāh,
Puji syukur senantiasa membasahi lidah dan lisan kita untuk Allah Rabbul Izzah , Allah Ta’ala yang telah menciptakan kita semua dari air yg hina.
Namun ingat, Allah akan memuliakan siapa saja diantara kita yang bertaqwa, hal tersebut sebagaimana Allah tegaskan dalam statementnya;
ان أكرمكم عند الله اتقاكم
Artinya: “Sesungguhnya yang paling mulia disisi Allah adalah orang yg paling bertaqwa diantara kalian.”
Oleh karena itu, jemaah sekalian, marilah kita kita tingkatkan iman dan taqwa kita.
Kenapa?
Karena Iman dan Taqwa itulah yang akan menjaga, melindungi, dan membentengi kita dari bujukan, rayuan, dan godaan iblis laknatullah alaihi .
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم
Ikhwatal Islam, jamaah jumat yg dimuliakan Allah,
Kita hidup di zaman yang serba sibuk. Semua orang berlari berlomba mengejar dunia — tapi lupa mengejar ridha Allah.
Banyak orang yang hatinya tampak hidup, tapi sebenarnya sedang berproses mati perlahan.
Dulu hati kita pernah lembut di saat mendengar ayat Al-Qur’an, namun kini ayat-ayat tidak lagi berasa apa-apa ketika kita mendengar atau membacanya.
Dulu mata kita mudah sekali menangis dalam sujud, namun saat ini kita lebih sering meninggalkan sujud.
Jemaah sekalian,
Suatu saat Baginda Nabi ﷺ pernah bilang begini:
أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
Artinya: “Ketahuilah, di dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, maka seluruh tubuh akan baik. Jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, itu adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jamaah yang dirahmati Allah,
Salah satu tanda hati yang mati adalah tidak lagi merasa bersalah saat berbuat dosa.
Hati yang mati tidak lagi tersentuh ketika melihat penderitaan orang lain.
Hati yang mati merasa tenang ketika berbuat maksiat, tapi gelisah kalau kehilangan dunia.
Maasyiral Muslimin,
Allah Ta‘ālā berfirman:
أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِّن رَّبِّهِ ۚ فَوَيْلٌ لِّلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ اللَّهِ ۚ
Artinya: “Maka apakah orang yang dilapangkan dadanya oleh Allah untuk menerima Islam, lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan yang keras hatinya)? Celakalah orang-orang yang keras hatinya dari mengingat Allah.” (QS. Az-Zumar: 22)
Subḥānallāh…
Hati bisa menjadi keras karena terlalu jauh dari dzikir,
Terlalu sibuk dengan scroll layar dan urusan dunia,
Tapi jarang menunduk di atas sajadah.
Padahal Allah telah mengingatkan kita dengan lembut:
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ
Artinya: “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang beriman untuk tunduk hatinya mengingat Allah?” (QS. Al-Ḥadīd: 16)
Saudaraku,
Berbeda antara hati yang mati dengan hati yang hidup Qolbun Hayyun, hati yg hidup akan bergetar saat mendengar nama Allah, berbeda dengan hati yang mati, hati yg mati tidak akan pernah tersentuh ketika nama Allah disebut, tidak akan bergetar ketika ayat-ayat Al-Qur’an diperdengarkan, bahkan diulang hingga berulang kali.
Jemaah sekalian,
Agar hati kita tidak mati, tidak menjadi qolbun mayyit, marilah kita hidupkan hati kita, kita bangunkan hati kita dengan dzikir, istighfar, dan sujud panjang di malam hari.
Kenapa kita harus menghidupkan hati kita? Karena hati yang hiduplah yang kelak akan memberikan manfaat tatkala harta dan anak keturunan kita tiada berguna.
Hal itu telah Allah tegaskan dalam firmanNya:
يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ. إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Artinya: “Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu‘arā’: 88–89)
Jamaah sekalian,
Marilah kita rawat hati kita sebelum ia benar-benar mati.
Lembutkan hati kita dengan istighfar, hidupkan dengan Al-Qur’an, dan kuatkan dengan shalat malam.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
الْـحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ، فَإِنَّ تَقْوَى اللّٰهِ خَيْرُ الزَّادِ
Wahai kaum Muslimin,
Bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa.
Hidup kita singkat. Dunia ini tempat singgah, bukan tempat tinggal.
Mari perbaiki hati sebelum ajal menjemput, sebelum air mata penyesalan tak lagi berguna.
Doa
اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا، وَطَهِّرْ قُلُوْبَنَا، وَنَوِّرْ صُدُوْرَنَا، وَارْزُقْنَا تَوْبَةً نَصُوْحًا قَبْلَ الْمَوْتِ، وَرَاحَةً عِنْدَ الْمَوْتِ، وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ.
اللّٰهُمَّ أَحْيِ قُلُوْبَنَا بِذِكْرِكَ، وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْغَافِلِيْنَ.
اللّٰهُمَّ انْصُرِ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَارْفَعِ الظُّلْمَ عَنْ إِخْوَانِنَا فِيْ فِلَسْطِيْنَ وَغَزَّةَ وَفِيْ كُلِّ مَكَانٍ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.
فَاذْكُرُوا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ، وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.
H. Akmal Burhanuddin, Lc., M.Sos., Divisi Informasi dan Komunikasi Asosiasi Bank Syariah Indonesia
























