JAKARTA | LIPUTAN9NEWS
Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah, tetapi juga hubungan manusia dengan alam. Menjadi khalifah bukan sekadar gelar kehormatan, melainkan amanah untuk menjaga, merawat, dan mengelola lingkungan secara bijaksana. Namun hari ini, kita dihadapkan pada berbagai krisis lingkungan: banjir, kekeringan, polusi udara, penumpukan sampah plastik, kebakaran hutan, hingga kerusakan ekosistem laut.
Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul: “Krisis Lingkungan dan Tanggung Jawab Sosial Muslim”. Sebelumnya sudahtayang di NU Online 7 Oktober 2025. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik tautan diakhir artikel materi khutbah.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ.
أَمَّا بَعْدُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اِتَّقُوْ اللهَ، وَاعْمَلُوا الصَّالِحَاتِ وَاجْتَنِبُوا الْمُنْكَرَاتِ وَاذْكُرُوا اللهَ فِي أَيَّامٍ مَعْلُوْمَتٍ وَاشْكُرُوْا لِلّٰهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ
Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Saat ini kita sedang menghadapi krisis lingkungan yang semakin mengkhawatirkan. Hutan dibabat habis, sungai tercemar, udara kotor, iklim semakin panas, dan bencana datang silih berganti. Berdasarkan laporan PBB, dunia menghadapi “krisis planet tiga ganda,” yaitu kombinasi perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, serta polusi dan limbah. Peningkatan penggunaan sumber daya alam secara berlebihan, kerusakan ekosistem, dan tekanan terhadap habitat alami memperburuk situasi ini.
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) bahkan mencatat bahwa tahun 2024 adalah tahun terpanas dalam sejarah modern, dengan suhu rata-rata global meningkat 1,55°C dibanding era pra-industri. Lonjakan suhu ini memicu bencana alam yang lebih ekstrem, dari gelombang panas hingga banjir dan kekeringan.
Situasi ini menuntut tindakan kolektif dari seluruh negara, sebagaimana ditegaskan PBB: “Climate change is a global challenge that requires coordinated global action”. Tanpa langkah nyata, dampak krisis ini akan semakin sulit ditangani, terutama bagi negara-negara yang rentan terhadap perubahan iklim ekstrem.
Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Di Indonesia, deforestasi terus meningkat. Pada 2025, sekitar 600.000 hektar hutan hilang. Hutan yang seharusnya menjadi paru-paru dunia dan sumber kehidupan masyarakat terus menyusut. Setiap tahun, Indonesia menghasilkan lebih dari 33 juta ton sampah, termasuk 14 juta ton plastik yang berakhir di laut.
Bencana alam juga semakin sering terjadi. Kita menghadapi banjir, tanah longsor, dan gempa bumi yang mengancam keselamatan. Polusi udara, terutama di kota-kota besar, seperti Jabodetabek, juga membuat kualitas hidup terancam setiap hari.
Menghadapi masalah ini, para ahli lingkungan menyebut solusinya membutuhkan kebijakan berkelanjutan, partisipasi masyarakat, dan kesadaran global akan pentingnya menjaga bumi sebagai rumah bersama. Tanpa tindakan nyata, krisis ini akan memperburuk kesenjangan sosial dan merusak harmoni kehidupan.
Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Dalam Islam, manusia dipercaya untuk merawat bumi dan semua makhluk di dalamnya. Sebagai Muslim, kita punya tanggung jawab sosial terhadap lingkungan. Tanggung jawab itu bisa dilakukan dengan hal-hal sederhana, seperti mengurangi sampah, menanam pohon, menjaga sumber air, dan mendukung kebijakan ramah lingkungan. Merawat bumi juga termasuk ibadah, yang mendatangkan pahala dan melindungi hak generasi berikutnya.
Dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf Allah berfirman:
وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ
Artinya; “Janganlah kalian berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’raf: 56)
Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Profesor Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah jilid V, halaman 123 menjelaskan larangan merusak bumi ini mencakup segala bentuk tindakan yang merusak keseimbangan alam, termasuk pencemaran lingkungan, penebangan hutan liar, dan peperangan. Selain itu, Al-Qur’an juga menyebut tentang amanah yang diberikan kepada manusia. Dalam surat Al-Ahzab ayat 72, Allah berfirman:
اِنَّا عَرَضْنَا الْاَمَانَةَ عَلَى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالْجِبَالِ فَاَبَيْنَ اَنْ يَّحْمِلْنَهَا وَاَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْاِنْسَانُۗ اِنَّهٗ كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلًا٧٢
Artinya; “Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya. Lalu, dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya ia sangat zalim lagi sangat bodoh.” (QS. Al-Ahzab: 72)
Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Dalam Tafsir Ma’alimut Tanzil jilid VI halaman 380, Imam al-Baghawi menjelaskan bahwa amanah yang dimaksud dalam Al-Qur’an mencakup seluruh tanggung jawab manusia, baik kepada Allah maupun kepada sesama makhluk, termasuk kewajiban menjaga alam dan lingkungan. Ketika langit, bumi, dan gunung-gunung menolak memikul amanah, itu menunjukkan bahwa mereka menyadari batas kemampuan mereka. Sedangkan manusia menerimanya, meskipun berat, karena manusia diberi kebebasan memilih dan harus siap menanggung risikonya.
Syekh Ali Jum’ah juga menjelaskan dalam kitabnya “al-Bi’ah wal Hifazh ‘alaiha” halaman 23, bahwa menjaga lingkungan merupakan bagian dari ibadah dan tanggung jawab spiritual. Seorang Muslim diajarkan untuk menghormati setiap ciptaan Allah, termasuk bumi, langit, hewan, dan tumbuhan, dengan penuh kasih sayang dan rasa tanggung jawab. Karena itu, ia tidak boleh merusak, menyia-nyiakan, atau bersikap acuh terhadap alam yang telah Allah percayakan kepadanya.
Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Rasulullah SAW memberikan teladan mulia dalam menjaga kelestarian sumber daya alam. Salah satunya adalah larangan pemborosan air. Nabi bersabda:
لَا تُسْرِفْ فِي الْمَاءِ وَلَوْ كُنْتَ عَلَى نَهَرٍ جَارٍ
Artinya: “Janganlah berlebih-lebihan dalam menggunakan air, meskipun engkau berada di sungai yang mengalir.” (HR. Ibnu Majah)
Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Hadits Rasulullah ini menegaskan bahwa sikap hemat dan bijak dalam menggunakan air bukan hanya soal efisiensi, tetapi merupakan bagian dari etika spiritual seorang Muslim. Penghematan air adalah wujud nyata dari upaya seorang Muslim dalam menjaga keberlanjutan bumi.
Dalam ajaran Islam, seluruh alam semesta adalah amanah dari Allah. Karena itu, setiap Muslim tidak hanya diperintahkan untuk memanfaatkannya, tetapi juga menjaga dan merawatnya dengan penuh tanggung jawab.
Pesan ini menjadi sangat relevan di tengah krisis lingkungan yang semakin nyata, baik secara global maupun nasional. Kerusakan alam, kekeringan, pencemaran air, dan perubahan iklim adalah ujian bagi manusia, khususnya umat Islam. Amanah Allah atas bumi menuntut tumbuhnya kesadaran ekologis yang sejalan dengan tanggung jawab spiritual. Tanpa langkah nyata, baik secara pribadi maupun kolektif, ancaman kerusakan bumi dan dampaknya bagi generasi mendatang akan semakin besar.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Ustadz Zainuddin Lubis, Pegiat Kajian Keislaman, tinggal di Parung.
Naskah Khutbah Jumat dalam bentuk PDF dapat di download dengan KLIK disini