LIPUTAN9.ID – Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW adalah moment penting dan rutin yang dilaksanakan oleh mayoritas kaum muslimin untuk mengenang, mengahayati dan memuliakan kelahiran Rasulullah. Peringatan maulid Nabi tidak pernah terjadi pada masa Rasulullah maupun sahabat. Karena alasan inilah, sebagian kaum muslimin tidak mau merayakan maulid Nabi, bahkan mengklaim bid’ah pelaku perayaan maulid. Menurut kelompok ini seandainya perayaan maulid memang termasuk amal shaleh yang dianjurkan agama, mestinya generasi salaf lebih peka, mengerti dan juga menyelenggarakannya.
Inilah isi materi khutbah yang singkat ini, semoga kita bisa menyambut bulan Robi’ul awal ini dengan beberapa hal yang dilakukan; Bergembira menyambut kelahiran Nabi, Memupuk Cinta terhadap Nabi Muhammad, Meneladani Sikap dan Ucapan Rasulullah, Melanjutkan Perjuangan Rasulullah, Memperbanyak Membaca Shalawat.
Semoga Materi Khutbah Jum’at ini dapat bermanfaat bagi para khotib dan mubaligh sebagai rujukan untuk dijadikan materi khutbah. Serta menjadi pelajaran yang manfaat bagi hadirin sidang Jum’at. Amin.
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُه. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَـمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Hadirin sidang jum’at yang dimulyakan Allah,
Pertama dan utama marilah kita bersyukur kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan berjuta-juta kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga kita masih diberi kesempatan dan kekuatan untuk bisa melaksanakan sholat jumat di masjid yang mulia ini,
Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad, SAW. Yang telah membingbing kita menuju dunia yang baik dan terang serta jelas, yaitu addiinul Islam. Semoga kita selalu beruaha mencintainya dan bershalawat kepadanya serta berusaha dekat dan mendekat sehingga benar-benar dekat dan diakui sebagai ummatnya beliau yang mendapatkan syafaatnya di hari kiamat nanti, amin.
Hadirin sidang jum’at yang dimulyakan Allah,
Selaku khotib kami mengajak kepada jamaah sekalian dan diri kami pribadi, Marilah kita bermangat untuk berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannaya dengan cara yang diajarkanNya, semoga Allah selalu memberikan kekuatan dan bimbingan serta hidayah dan semangat kepada kita sehingga kita selalu dalam keimanan dan ketaqwaan kepadanya Amin.
Hadirin siding jum’at yang dimulyakan Allah,
Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW adalah moment penting dan rutin yang dilaksanakan oleh mayoritas kaum muslimin untuk mengenang, mengahayati dan memuliakan kelahiran Rasulullah. Peringatan maulid Nabi tidak pernah terjadi pada masa Rasulullah maupun sahabat. Karena alasan inilah, sebagian kaum muslimin tidak mau merayakan maulid Nabi, bahkan mengklaim bid’ah pelaku perayaan maulid. Menurut kelompok ini seandainya perayaan maulid memang termasuk amal shaleh yang dianjurkan agama, mestinya generasi salaf lebih peka, mengerti dan juga menyelenggarakannya.
Oleh karena itulah, penting kiranya untuk memperjelas hakikat perayaan maulid, agar bisa memberikan pemahaman yang lebih berdasarkan dalil-dalil yang shahih apalagi berdasarkan AL-Qur’an yang tidak ada keraguan didalamnya dari kelompok muslim manapun. Artinya semua masyarakat muslim dari berbagai kelompok dan golongan meyakini bahwa AL-Qur’an adalah dasar dan merupakan salah satu rukun Iman.
Bagaiamana Al-Qur’an memberikan respons atau memberikan arahan atau petunjuk terhadap ummat Islam terkait dengan maulid atau kelahiran nabi dan nabi itu sendiri.Ada beberapa respon al-Qur’an terhadap maulid nabi:
Pertama, Bergembira menyambut Kelahiran Nabi,
Nabi Muhammad adalah sosok manusia pilihan Allah yang diberikan tugas dakwah untuk membimbing manusia dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang, dari jalan kemusyrikan menuju jalan Tauhid kepada Allah. Nabi Muhammad menjadi rahmat, pengayom, pemberi nasihat menuju kebaikan, solusi masalah tauhid dan kemasyarakatan dimuka bumi ini.
Dengan kelahiran nabi Muhammad, menjadi satu titik awal manusai dimukan bumi ini akan mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan dalam menjalani kehidupannya,baik didunia maupun diakhirat. Dengan kelahiran dan atau kedatangan Nabi uhammad, maka manusia menjadi gembira lantaran maslahnya yang timbul mendapatkan solusi yang terbaik dan ternyaman sehingga kebahagiaan dapat dirasakan oleh banyak manusia dimuka bumi ini. Allah berfirman:
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
Artinya: Katakanlah, dengan anugerah Allah dan rahmatNya (Nabi Muhammad SAW) hendaklah mereka menyambut dengan senang gembira. (QS.Yunus: 58).
Kedua, : Memupuk Rasa Cinta terhadap Nabi
Rasulullah Perayaan Maulid Nabi dengan berbagai ibadah dan kegiatan merupakan satu bukti cinta umat Islam terhadap Baginda Rasulullah SAW. Pada kegiatan tersebut ummat Islam menujukan kecintaannya kepada Nabi dengan berbagai ungkapan seperti Shalawatan, kirim fatihah utuk nabi, pembacaan sejarah nabi dan lain sebagainya yang dilakukan dengan bersukacita sekaligus menjadi wahana memumupuk dan atau meneguhkan kembali rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW.
Kecintaan terhadap Nabi Muhammad ini juga merupakan refleksi kecintaan terhadap Allah SWT. Sehingga menjadi penting untuk menujukan cinta terhadap nabi yang juga merupakan perintah Allah dalam al-Qur’an sebagaimana firmanNya:
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ31
“Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. QS. Ali Imran ayat 31.
Ketiga,: Meneladani Sikap dan Ucapan Rasulullah
Memperingati hari kelahiran Nabi berarti memperingati sosok manusia yang menjadi suri teladan atau panutan bagi manusia diseluruh alam. Dengan Sosok tersebut, umat Islam akan semakin meneguhkan kembali dengan perilaku dan ucapan Nabi Muhammad SAW yang begitu sempurna dan patut ditiru serta menjadi contoh. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul sekaligus menjadi uswah hasanah (suri teladan yang baik) bagi umatnya agar manusia dimuka bumiii menjadi lebih baik dan benar dalam menjalani kehidupan sehingga mendapatkan keselamat dan kebahagiaan.
Ajaran akan mudah diserap dan amalkan apabila ajaran tersebut memiliki sosok contih yang dapat dijadikan patokan oleh manusia atau masyarakat sehingga dapat terkontrol dan terukur seberapa besar ajarannya dapat diserap dan diamalkan. Nabi Muhammad merupakan sosok manusia yang dijadikan contoh oleh Allah untuk pengamalan ajaran Islam sebagaimana firmanNya:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. QS Al-Ahzab ayat 21.
Keempat, : Melanjutkan Perjuangan Rasulullah SAW
Meneladani Rasulullah SAW berarti juga turut serta melanjutkan perjuangan Rasulullah SAW dalam menegakkan agama Islam yang rahmatan lil alamin. Untuk melakukan hal tersebut, umat Islam perlu mengamalkan Al-Qur’an dan Hadits dalam kehidupan sehari-hari terlebih dahulu. Selanjutnya bahwa perjuangan nabi dalam menegaakkan agaman Islam adalah sampai hari Qiyamat yang diteruskan oleh para Sahabat, Tabi’in dan Tabi’it-tabi’in. “Al’Ulama Warosatul Ambiya” Jadi perjuangan ajaran nabi tidak berhenti dan terus berjalan sampaihari Qiyamat yang diterukan oleh para Ulama dan Pemuka-pemuka Agama. Allah berfirman:
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَاَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ
“Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik.” Al-Hijr ayat 94,
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ , وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.” (QS. Asy-Syu’ara : 214 – 215)
Kelima, : Memperbanyak Membaca Shalawat
Dalam perayaan Maulid Nabi, umat Islam akan mengumandangkan salawat untuk Rasulullah SAW. Salawat ini merupakan bentuk penghormatan terhadap Baginda Nabi Muhammad SAW.
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
56. Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya. QS. Al-Ahzab ayat 56.
Demikian 5 hikmah Maulid Nabi yang patut untuk disimak. Semoga bermanfaat.
Hadirin sidang jum’ah yang dimulyakan Allah,
Demikian khutbah yang singkat ini, semoga kita bisa menyambut bulan Robi’ul awal ini dengan beberapa hal yang dilakukan :
- Bergembira menyambut kelahiran Nabi,
- Memupuk Cinta terhadap Nabi Muhammad”
- Meneladani Sikap dan Ucapan Rasulullah
- Melanjutkan Perjuangan Rasulullah,
- Memperbanyak Membaca Shalawat,
Semoga Allah memudahkan dan memberi kekuatan serta semangat kepada kita untuk bisa melakukan usaha maksimal dan total, sehingga kita menjadikan kita orang-orang yang masuk kedalam kelompok pecinta Rosululloh dan mendapatkan ampunan serta rahmat serta kasih sayang Allah di tahun ini dan tahun depan serta di akhirat nanti, amin amin ya Robbal “aalamiiin.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ.
اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Materi khutbah Jum’at dengan tema Khutbah Jum’at: Maulid Nabi Perspektif Al-Qur’an ini, dalam bentuk PDF dapat di Download dengan KLIK disini
KH. Ahmad Misbah, M.Ag., Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Tangerang Selatan, Banten