Khutbah Pertama
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ أَمَّا بَعْدُ.
فَيَا عباد الله أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اِتَّقُوْ الله, وَاعْمَلُوا الصَّالِحَات وَاجْتَنِبُوا الْمُنْكَرَات وَاذْكُرُوا اللهَ فِي اَيَّامٍ مَعْلُوْمَت وَاشْكُرُوْا وَاَكثِرُوا التَّلْبِيَّة : لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Haji merupakan ibadah yang teramat sangat mulia dan agung yang sarat dengan syi’ar (lambang) keagungan Islam, tanda-tanda kebesaran Alllah Subhanahu wata’aalaa dan bukti kebenaran Islam serta firman-firman Allah Subhanahu wata’aalaa bahkan tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa haji merupakan salah satu keajaiban dunia.
Dalam hadits riwayat Abu Daud dari Abd. Al-Rahman bin Yu’mar al-Dailiy, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
الحجُّ عرفةُ , فمن اَدْرَكَ لَيْلَةَ عرفةَ قبلَ طُلُوْعِ الفَجْرِ من ليلةِ جُمَعٍ فَقَدْ تَمَّ حَجُّـهُ.
_”(Inti ibadah) Haji itu adalah Wukuf Di ‘Arafah, maka barangsiapa yang mengetahui (wukuf di ‘Arafah) pada malam Arafah, hingga menjelang terbitnya Fajar dari malam berkumpulnya para jama’ah, maka sungguh hajinya telah sempurna.”_
Disamping wukuf di Arofah merupakan salah satu rukun sahnya ibadah haji,
Pernyataan Nabi Muhammad saw dalam hadits di atas tidak hanya dimaksudkan untuk menunjukkan dari sisi ritualnya saja. Dimana wukuf merupakan rukun haji yang tidak sah ibadah haji seseorang tanpa wkuf di Padang ‘Arafah. Namun, kelihatannya terdapat maksud lain yang ingin beliau sampaikan lewat pernyataannya tersebut. Rasulullah Saw ingin menunjukkan keagungan dan kebenaran agama Islam, seperti dalam [Surat Ali ‘Imran: 19]
إِنَّ ٱلدِّینَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلۡإِسلام
Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa wukuf merupakan salah satu dari keajaiban dunia yaitu “berkumpulnya ummat Islam dari seluruh penjuru dunia di satu tempat dalam satu waktu dengan jumlah yang sangat spektakuler yaitu sekitar sekitar hampir tiga juta ummat saat wukuf di Arofah. Hanya Islam satu-satunya agama yang mampu melakukannya”.
Disamping itu ayat 27 surat al-hajj cara Allah SWT membuat seluruh manusia terkagum kagum dan tercengang dengan membuktikan kebenaran firmanNya, [Surat Al-Hajj: 27]
{ وَأَذِّن فِی ٱلنَّاسِ بِٱلۡحَجِّ یَأۡتُوكَ رِجَالࣰا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرࣲ یَأۡتِینَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِیقࣲ }
Dalam Kitab tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma menceritakan, “Setelah Ibrahim selesai membangun Ka’bah, dikatakan kepadanya: Serulah manusia melaksanakan Haji! Ibrahim menjawab: Wahai Tuhanku, apakah suaraku sampai ke mereka? Allah swt berfirman: Serulah, dan kami menyampaikan –seruan itu-. Kemudian Ibrahim berseru: “Wahai manusia, telah diwajibkan haji ke Baitul ‘Atiq (baitullah) atas kalian, maka berhajilah kalian.” Ibnu Abbas melanjutkan, “Apa saja yang ada di antara langit dan bumi mendengar seruan itu, tidaklah engkau lihat manusia dari penjuru bumi datang bertalbiyah?!” Dalam lafadz lain dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma, ia berkata: Ibrahim berdiri di atas batu lalu menyeru, Wahai manusia, diwajibkan haji atas kalian. Orang-orang yang masih di sulbi para laki-laki dan di rahim para wanita mendengarnya. Lalu orang-orang beriman menjawabnya dan orang-orang yang telah Allah catat akan berhaji sampai hari kiamat “Labbaika Allahuma Labbaika (Kami penuhi seruan-Mu, ya Allah. Kami penuhi seruan-Mu, Ya Allah).” (Diriwayatkan Al-Faqihi dengan isnad shahih)
Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah Subhanahu wata’aalaa
ََلَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ، وَالنِّعْمَةَ، لَكَ وَالْمُلْكَ، لاَ شَرِيكَ لَكَ –
Inilah kalimat thoyyibah yang berulang2 dan tak henti-hentinya bahkan paling banyak diucapkan para jamaah haji.Baik sebelum berangkat haji, saat berhaji bahkan sepulangnya dari haji
Apa rahasia dibalik berulang-ulangnya
Kalimat talbiyah ini dikumandangkan ?
Merujuk kepada berbagai literatur karya ulama yang berkepenten di bidang syariat Islam dan bahasa khusunya, seperti kitab maqoyisullughoh karya Ibnu Faris, kitab Asshohhaah karya Jauhari dan kitab manasik bab mengangkat suara ketika mengucapkan kalimat tarbiyah dll bahwa makna kalimat tarbiyah adalah :
Pertama : Dalam kaitannya dengan pelaksanaan ritual ibadah haji, Talbiyah ialah bacaan yang disunnahkan untuk dikumandankan terus menerus tatkala seseorang sedang beribadah haji maupun umroh, tepatnya setelah berihram dan berhenti ketika jama’ah sudah mulai melakukan TAWAF.
Kedua : Kalimat talbiyah merupakan KALIMAT TAUHID yang merupakan pernyataan sakral dan penting bahwa seseorang telah bertauhid kepada Allah, mengagungkan keesaan Allah, dan “berjanji” untuk menjauhi syirik dan hanya berserah diri serta meminta pertolongan hanya kepada Allah SWT.
Dengan memahami dan meyakini bahwa Allah lah yang maha satu, maka kita harus memantapkan diri untuk senantiasa selalu berserah diri kepada Allah, meminta pertolongan hanya kepadaNya dan percaya akan keputusanNya. Kita juga harus senantiasa bermunajat, memohon, dan memasrahkan segala persoalan kehidupan hanya kepadaNya, bukan kepada yang lain selain kepada Allah Subhanahu wata’aalaa.
Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah Subhanahu wata’aalaa
Ketiga : Yang tidak kalah essensialnya, dengan memahami maknai dan maksud dari bacaan talbiyah yang artinya aku penuhi panggilanMu ya Allah artinya kita juga harus mengaplikasikannya dalam Ubudiyah kita secara continue terus-menerus sepanjang hidup. Seperti yang dikatakan ulama
أنَّ قوله: “لبيك” يدل على التزام العبودية، والإقامة على ذلك، والثَّبات والدَّوام
Dengan berulang-ulangnya kalimat tarbiyah dikumandankan artinya mengingatkan kepada jama’ah haji khusunya dan kita umat Islam seluruhnya untuk secara istiqamah, continue terus menerus beribadah menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Janganlah kita menyesal di kemudian hari. Janganlah kita baru mau beribadah saat sudah tidak bisa lagi beribadah. Saat sakratul mau kita sudah menyesal apalagi setalah wafat.
(وَأَنذِرِ ٱلنَّاسَ یَوۡمَ یَأۡتِیهِمُ ٱلۡعَذَابُ فَیَقُولُ ٱلَّذِینَ ظَلَمُوا۟ رَبَّنَاۤ أَخِّرۡنَاۤ إِلَىٰۤ أَجَلࣲ قَرِیبࣲ نُّجِبۡ دَعۡوَتَكَ وَنَتَّبِعِ ٱلرُّسُلَۗ أَوَلَمۡ تَكُونُوۤا۟ أَقۡسَمۡتُم مِّن قَبۡلُ مَا لَكُم مِّن زَوَالࣲ)
_”Dan berikanlah peringatan (wahai Muhammad) kepada manusia pada hari (ketika) azab datang kepada mereka, maka orang yang zhalim berkata, “Ya Tuhan kami, berilah kami kesempatan (kembali ke dunia) walaupun sebentar, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau (untuk menjalankan semua perintahMu dan menjauhi segala laranganMu) dan akan mengikuti (Sunnah) rasul-rasul.” [Surat Ibrahim : 44]
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْأَنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ، وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah kedua
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا كَامِلاً وَيَقِيْنًا صَادِقًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَقَلْبًا خَاشِعًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَحَلاَلاً طَيِّبًا وَ توبة نَصُوْحًا. اَللّهُمَّ اجْعَلْ حَجَّنَا حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَعَمَلاً صَالِحًا مَقْبُوْلاً وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرَ يَا عَالِمَ مَا في الصُّدُوْرِ أَخْرِجْنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Hasan Yazid Al-Palimbangy M.Ag., Juru Da’wah (Khotib, penceramah pengajian mingguan, bulanan di masjid-masjid perumahan dan kantor dan penulis buku-buku agama Islam.)_
Domisili :Thali’a Clauster (Ps. Ceger) Jl. Musholla Nurul Huda No.1, blok B12Jurang Mangu Barat, Kec. Pd. Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten 15222 HP/WA +62852-1737-0897