Khutbah Pertama
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اَلْحَمدُ للّهِ الَّذِي جَعَلَ الْمُحَرَّمَ أَوَّلَ الشُّهُورِ, أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ العَزِيزُ الغَفُور, وَأشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الَّذِي أَنْقَذَنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورِ.
اللهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ وَتَرَكَ المَعَاصِي والْفُجُورَ. أَمَّا بَعْدَهُ,
فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوصِيكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فازَ المُتَّقُونَ. قَالَ تَعَالَى فَاعتَبِرُوا يَا أولِي الأبصَارِ.
Hadirin siding jum’at yang dimulyakan Allah,
Pertama dan utama marilah kita bersyukur kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan berjuta-juta kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga kita masih diberi kesempatan dan kekutana untuk bisa melaksanakan sholat jumat di masjid yang mulia ini,
Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad, SAW. Yang telah membingbing kita menuju dunia yang baik dan terang serta jelas, yaitu addiinul islam. Semoga kita selalu beruaha mencintainya dan bershalawat kepadanya serta berusaha dekat dan mendekat sehingga benar-benar dekat dan diakui sebagai ummatnya yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin.
Hadirin siding jum’at yang dimulyakan Allah,
Selaku khotib kami mengajak kepada jamaah sekalian dan diri kami pribadi, Marilah kita semangat berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannaya dengan cara yang diajarkanNya, semoga Allah selalu memberikan kekuatan dan bimbingan serta hidayah dan semangat kepada kita sehingga kita selau dalam keimanan dan ketaqwaan kepadanya Amin.
Hadirin siding jum’at yang dimulyakan Allah,
Beberapa hari lagi kita akan menemui kembali tahun baru umat Islam yaitu tahun baru Hijriyah 1445. Hal ini menggambarkan bahwa secara kuantitatif umur kita semakin bertambah banyak dan secara kalkulatif ini memperjelas bahwa kematian semakin dekat. Perpindahan atau Pergantian tahun hijriyah ini harus kita jadikan tahun yang lebih bernilai dan mulia. Hal ini menjadi penting agar pergantian tahun baru tidak hanya sekedar perputaran yang terjadi setiap tahun, tetapi pergantian tersebut sesungguhnya mengandung hikmah dan pelajaran serta kemulyaan yang harus kita pahami.
Berita Terkait:
Khutbah Jum’at: Spirit Hari Raya Idul Adha dengan Berkurban
Khutbah Jum’at: Anjuran Islam Dalam Bertetangga
Khutbah Jum’at: Menyambut Kemulian Bulan Dzulhijjah
Allah swt. memulyakan bulan pertama hijriah atau bulan muharram, maka seharusnya dan seyogyanya kita sebagai hambaNya juga ikut memulyakan bulan Muharram yang sebentar lagi akan datang. Menyongsong tahun baru hijriah merupakan moment penting bagi kita ummat Islam untuk melakukan sesuatu yang bernilai, tidak hanya siap dan bahagia menyongnsong kehadiran tahun baru masehi. Allah berfirman:
إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ
Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” QS. At Taubah ayat 36-37 :
Kaum muslimin sidang Jum’at rahimakumullah,
Pertanyaanya yang harus kita jawab dan sikapi adalah, apa yang harus kita lakukan dalam rangkan meyongsongsong kehadiran tahun baru Islam. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan:
Pertaman, Berdoa khususnya Doa Awal dan Akhir Tahun
Doa merupakan wahana komunikasi seorang hamaba dengan Tuhannya yang dapat memberikan kesejukan hati dan jembatan harapan seorang hamba terhadap Tuhannya. Semakin banyak berdoa bukan semakkin dicintai Allah dan tidak sebaliknya. Allahpun menyuruh hambanya untuk selalu berdoa serta berjanji akan mengkabulkan doa-doanya.
Akhir tahun dan awal tahun hijriyah juga merupakan moment yang pas untuk memanjatkan doa-doa kepada Allah untuk kurun waktu satu tahun kebelakang dan satu tahun kedepan. Berdoa diawal tahun tahun sangat penting dipanjatkan agar rencana dan harapan akan mudah dijangkau dan terwujud dengan doa-doa yang dipanjatkan. Doa –doa diawal tahun juga dipanjatkan oleh para sahabat-sahabta nabi sebagaimana disebutkan dalam hadits nabi:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيٍّ الصَّائِغُ قَالَ: نا مَهْدِيُّ بْنُ جَعْفَرٍ الرَّمْلِيُّ قَالَ: نا رِشْدِينُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ أَبِي عُقَيْلٍ زُهْرَةُ بْنُ مَعْبَدٍ، عَنْ جَدِّهِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ هِشَامٍ قَالَ: «كَانَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَتَعَلَّمُونَ هَذَا الدُّعَاءَ إِذَا دَخَلْتِ السَّنَةُ أَوِ الشَّهْرُ: اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ، وَالْإِيمَانِ، وَالسَّلَامَةِ، وَالْإِسْلَامِ، وَرِضْوَانٍ مِنَ الرَّحْمَنِ، وَجَوَازٍ مِنَ الشَّيْطَانِ»
Dari Abdullah bin Hisyam, ia berkata bahwa para Sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mempelajari doa berikut jika memasuki tahun atau bulan “Ya Allah, masukan kami ke dalamnya dengan aman, iman, selamat dan Islam. Mendapatkan ridho Allah dan dijauhkan dari gangguan syetan” (HR Thabrani, Al Hafizh Al Haitsamiy menilai Hasan).
Kedua: Bermuhasabah
Muhasabah adalah mengkoreksi terhadap perilaku atau kegiatan yang telah dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), muhasabah diri artinya introspeksi. Muhasabah diri artinya peninjauan atau koreksi terhadap (perbuatan, sikap, kelemahan, kesalahan, dan sebagainya) diri sendiri. Menurut Imam Al-Ghozali, muhasabah diri artinya upaya i’tisham dan istiqomah. I’tisham merupakan pemeliharaan diri dengan berpegang teguh pada aturan-aturan syariat. Sementara istiqomah adalah keteguhan diri dalam menangkal berbagai kecenderungan negatif.
Awal tahun hijriah ini sangat penting bagi kita untuk introspeksi diri, apakah yang kita lakukan diwaktu satu tahun ke belakang. Sudah sesuai dengan rencana yang dicanangkan? Apakah ditahun lalu kita sudah banyak berbuat untuk keluarga, orang lain, masyarakat atau hanya memikirkan sendiri. Apakah kita banyak berbuat dosa atau justru banyak beribadah? Kita berusaha untuk menghitung apa dan sebesar apa yang sudah dilakukan dalam kehidupan kita satu tahun kebelakang sebelum kita dihitung di yaumul hisab. ALlaoh SWT. berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS. Al-Hasyr (59): 18
Ketiga: Berpuasa Muharram
Berpuasa merupakan ibadah yang cukup berat bagi orang-orang tertentukhususnya yang memiliki penyakit lantaran harus menahan makan dan minum serta sesuatu yang membatalkan puasa dari terbitnya matahari sampai tenggelamnya matahari dengan niat mengharap ridho dari Allah swt. disamping itu agar kualitas puasanya lebih baik dan sangat mungkin mendapatkan ridho dari Allah, maka ikut juga bepuasa dari anggota badan kita seperti mata puasa dari melihat hal-hal yang dilarang Alah untuk dilihatnya.
Dalam bulan Muharram ini ummat Islam disunnahkan untuk berpuasa sebagai bentuk penyambutan bulan muharram yang juga merupakan bulan yang dimulyakan Allah swt. Memulyakan bulan muharram berarti juga patuh dengan perintah Allah sekaligus memulyakan Allah swt. Amin. Dengan puasa Muharram satu bulan penuh berarti melaksanakan ibadah dalam rangkan menyambut dan memulyakan bulan muharram. Rosululloh bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
Artinya: “Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadan adalah puasa pada bulan Allah-Muharram. Sementara salat yang paling utama setelah salat wajib adalah salat malam.” (HR Muslim).
Keempat: Bertaubat,
Tidak ada manusia yang tidak punya dosa kecuali sudah diampuni Allah. Kesadaran memiliki dosa dan kesalahan seharusnya menjadi landasan kita manusia untuk berusaha memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa yang pernah diperbuat dalam hidupnya. Pengampunan dosa dari Allah menjadi sangat penting untuk kehidupan kita manusia didunia dan akhirat. Kesucian hati menjadikan kenikmatan-kenikmatan dalam beribadah.
Awal tahun merupakan momonet yang sangat baik untuk kita mansuai melakukan pertaubatan atas dosa dan noda yang pernah dilakukan selama satu tahun kebelakang. Boleh jadi kita banyak dan tidak terkontrol melakukan dosa, atau boleh jadi kita tidak banyak melakukan perbuatan dosa, tetapi yang pasti kita memiliki dosa. Bertaubat yang baik, bertaubat nashuha diawal bulan muharram menjadi sangat penting agar nantinya ketika masuk pada tahun yang baru sudah tidak memiliki dosa lagi sehingga menjalani kehidupan lebih baik dan nikmat lagi. Rosululloh bersabda:
إِنْ كُنْتَ صَـائِمًا شَهْرًا بَعْدَ رَمَضَانَ فَصُمْ الْمُحَرَّمَ، فَإنَّ فِيْهِ يَوْمًا تَابَ اللهُ فِيْهِ عَلَى قَوْمٍ، وَيَتُوْبُ فِيْهِ عَلَى آخَرِيْن
Artinya, “Bila seseorang puasa sebulan setelah bulan Ramadhan, maka puasalah di bulan Muharram. Karena di bulan itu, hari-hari ketika Allah Swt menerima tobat suatu kaum, dan menerima tobat kaum-kaum yang lain.” (HR At-Tirmidzi)
Kelima: Berhijrah
Penanggalan Hijriah atau bulan Islam tidak ditandai dari kelahiran Nabi Muhammad saw. Akan tetapi dimulai dari hijrahnya nabi besar Muhammad SAW. dari Makkah ke Madinah yang jaraknya sekitar 483km. Nabi Muhammad berhijrah bukan karena takut dan tidak siap menerima perlawanan dan atau hinaan orang-orang kafir, akan tetapi atas perintah Allah untuk melakukan hijrah dalam rangkan memeperbaiki dan menguatkan semangat orang Islam yang jumlahnya masih sedikit.
Hakikat hijrah yang sebenarnya adalah apa yang disebut dengan hijrah maknawiyah, yaitu hijrah dalam arti meninggalkan segala bentuk yang tidak dibenarkan oleh Allah SWT. Dalam hal ini Rosululloh bersabda:
اَلْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَانَهَأ عَنْهُ
Artinya : “Orang yang hijrah itu adalah orang yang meninggalkan apa-apa yang dilarang Allah atasnya (HR. Bukhori-Muslim)
Dengan berdasar peristiwa hijrah nabi dalam rangka memperbaiki keadaan, yang merupakan dasar awal penanggalan bulan hijriah, marilah kita melakukan hijrah dibulan muharram ini yang merupakan awal dari bulan hijriah dengan hijrah sebagai berikut:
- hijrah meninggalkan segala bentuk keyakinan, kepercayaan tidak dibenarkan oleh Allah SWT.
- hijrah meninggalkan segala bentuk pola pikir yang tidak sesuai dengan pola pikir yang Islami.
- hijrah meninggalkan segala bentuk perasaan yang cenderung kepada hal-hal yang tidak benar,
- hijrah meninggalkan segala bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan ketentuan Allah SWT.
- hijrah meninggal segala bentuk kejahilan yang merusak keimanan.
Dan hijrah-hijrah lainnya, Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Q.S Al-Baqarah: 218
Hadirin siding jum’ah yang dimulyakan Allah,
Demikian khutbah yang singkat ini, semoga bisa memahami apa dan bagaimana kita menyongsong datangnya tahun baru Islam sehingga kita bersemangat untuk melaukan beberapa halini:
- Berdoa khususnya Doa Awal dan Akhir Tahun
- Bermuhasabah
- Berpuasa Muharram
- Bertaubat
- Berhijrah
Sehingga Allah ridho menjadi kan kita semua orang yang beruntung, mendapatkan kebahagiaan, rahmat dan kasih sayang Allah di tahun ini dan tahun depan serta di akhirat nanti, amin amin ya Robbal “aalamiiin.
بَارَكَ اللَّهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَاِيَّاكُمْ تِلاَ وَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ.
فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى. وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ.وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَممْوَاتِ اللَّهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ االدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَـقَـبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَا مَنَا وَرُكُوْ عَنَا وَسُجُوْدَنَا وَقُعُوْدَنَا وَتَضَرُّ عَنَا وَتَخَشُّوْ عَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَ نَا يَا اَلله يَا رَبَّ الْعَا لَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبۡحَٰنَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار . عِبَادَاللَّهِ:
اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ.
KH. Ahmad Misbah, M.Ag., Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Tangerang Selatan, Banten