LIPUTAN9.ID – Tokoh idola juga berarti mereka yang sosoknya menjadi model dalam perilaku. Memilki tokoh idola akan memberikan ruang kepada seseorang untuk mengarahkan setiap geraknya agar mirip atau serupa dengan gerak sang idola. Proses mimesis itu menjadi sedemikian menarik karena tidak jarang melibatkan sesuatu yang irasional.
Namun memiliki tokoh idola akan membuat seseorang secara sukarela berusaha mengadopsi sejumlah aspek ideal untuk mendapat derajat kesamaan dengan sang idola. Derajat kesamaan itu bersifat fisik maupun non fisik. Siapapun yang diidolakan pasti karena kelebihannya, keluarbiasaannya sehingga ia disebut sebagai idola. Karenanya ia akan berbuat dan bersikap seperti idolanya.
Nabi besar Muhammad saw. adalah idola untuk kamu muslimin, tentunya kamum muslimin akan menjadi sosok yang diikuti olehpara kaum muslimindalam kehidupan sehari-hari. Lantas apa yang penting dan sebaiknya dilakukan oleh kaum muslimin yang mengidolakan nabi besar Muhammada SAW. diantarnya adalah:
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُه. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَـمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Hadirin sidang jum’at yang dimulyakan Allah,
Pertama dan utama marilah kita bersyukur kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan berjuta-juta kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga kita masih diberi kesempatan dan kekuatan untuk bisa melaksanakan sholat jumat di masjid yang mulia ini,
Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad, SAW. Yang telah membingbing kita menuju dunia yang baik dan terang serta jelas, yaitu addiinul Islam. Semoga kita selalu beruaha mencintainya dan bershalawat kepadanya serta berusaha dekat dan mendekat sehingga benar-benar dekat dan diakui sebagai ummatnya beliau yang mendapatkan syafaatnya di hari kiamat nanti, amin.
Hadirin sidang jum’at yang dimulyakan Allah,
Selaku khotib kami mengajak kepada jamaah sekalian dan diri kami pribadi, Marilah kita bermangat untuk berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannaya dengan cara yang diajarkanNya, semoga Allah selalu memberikan kekuatan dan bimbingan serta hidayah dan semangat kepada kita sehingga kita selalu dalam keimanan dan ketaqwaan kepadanya Amin.
Hadirin siding jum’at yang dimulyakan Allah,
Kata Idoal berasal dari basa Yunani, eidolonyang berarti citra(dari kata eidos yang bermakna bentuk). Tokoh Idola adalah seorang yang sangat dipuja oleh pengagumnya, dan tokoh tersebut bisa berasal dari kalangan mana saja, bisa sastrawan,milmuan, olahragawan pemimpin agama dll.
Tokoh idola juga berarti mereka yang sosoknya menjadi model dalam perilaku. Memilki tokoh idola akan memberikan ruang kepada seseorang untuk mengarahkan setiap geraknya agar mirip atau serupa dengan gerak sang idola. Proses mimesis itu menjadi sedemikian menarik karena tidak jarang melibatkan sesuatu yang irasional. Namun memiliki tokoh idola akan membuat seseorang secara sukarela berusaha mengadopsi sejumlah aspek ideal untuk mendapat derajat kesamaan dengan sang idola. Derajat kesamaan itu bersifat fisik maupun non fisik. Siapapun yang diidolakan pasti karena kelebihannya, keluarbiasaannya sehingga ia disebut sebagai idola. Karenanya ia akan berbuat dan bersikap seperti idolanya.
Nabi besar Muhammad saw. adalah idola untuk kamu muslimin, tentunya kamum muslimin akan menjadi sosok yang diikuti olehpara kaum muslimindalam kehidupan sehari-hari. Lantas apa yang penting dan sebaiknya dilakukan oleh kaum muslimin yang mengidolakan nabi besar Muhammada SAW. diantarnya adalah:
Pertama, : Banyak Menebar Senyum.
Senyum hanyalah menarik bibirnya ke balakang, mudah dan tidak perlu mengeluarkan uang yang banyak, namun banyak orang yang tidak mau atau enggan bahkan sulit sekali untuk memperlihatkan dan menyampaikan kepada orang lain terutama yang memiliki masalah pribadi atau bermusuhan dengannya. Senyum memiliki pengaruh yang besar kepada seseorang jika dilakukan dengan ikhlas, tidak sedikit seseorag menjadi suami atau istri lantaran senyumnya. Sehingga nabipun menyampaikan bahwa senyum yang diberikan kepada orang lain adalah sedekah.
Nabi Muhammad saw. bukan haya bisa senyum, akan tetapi bisa lebih dari itu, sehingga wajar kalua nabi Muhammad banyak disukai dan diidolakan oleh sahabatsahabatnya. Senyum sellau diberikan kepada semua sahabatnya yang menemuinya sehingga nabi termasuk orangyang banyak menebar senyum, Rosululloh bersabda:
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا سُئِلَتْ: كَيْفَ كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ إِذَا خَلا فِي بَيْتِهِ؟ قَالَتْ: كَانَ أَلْيَنَ النَّاسِ وَأَكْرَمَ النَّاسِ. وَكَانَ رَجُلا مِنْ رِجَالِكُمْ إِلا أَنَّهُ كَانَ ضَحَّاكًا بَسَّامًا
Artinya: “Dari ‘Aisyah, ia ditanya bagaimana Rasulullah SAW ketika sendirian di rumah? Ia menjawab: ‘Beliau adalah manusia yang paling lembut dan manusia yang paling mulia, beliau seorang dari kaum laki-laki kalian, hanya saja beliau humoris nan banyak senyumnya.” (HR. Ahmad)
Kedua, Meninggalkan Perdebatan dan Dusta
Perdebatan yang dilakukan banyak orang apalagi dihiasi dengan kebongan akan mudah menimbulkan permusuhan dan perpecahan bahkan pembunuhan. Karenanya nabi Muhammad saw. mengajarkan kepada kamum muslimin semua dan ummat manusia pada umumnya untuk tidak menyenangi perdebatan apalagi dicampuri dengan kebohongan karena tidak ada kebaikan setelahnya tetapi kebathilan yang terasa.
Perdebatan menimbulkan kebencian dan kebohonan menimbulkan Ketika percayaan sehingga Allah membenci orang yang senang menimbulkan kebencian dan kebohongan. Karenanya perdebatan dan dusta kita maksimalkankan untuk menjauhinya. Rosululoh bersabda:
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِالْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
Artinya: “Aku adalah penjamin sebuah rumah di sekitar taman (Surga) bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan walaupun ia benar, penjamin rumah di tengah Surga bagi orang yang meninggalkan dusta walaupun ia bercanda, juga menjadi penjamin sebuah rumah di Surga paling atas bagi orang yang memiliki akhlak yang baik,” (HR Abu Dawud).
Ketiga, Memiliki dan menunjukan “Rasa Malu”
Rasa malu merupakan sebuah karakter yang baik dan perlu dikembangkan dengan penempatan yang pass dan benar. Rasa malu merupakan sikap yang baik dan disenangi Allah jika diterapkan ditempat yang tepat. Disisi lain terkadang malu bisa membuat orang tertinggal dalam prestasi terkadang pula bisa dianggap orangyang tidak berharga dikalangan masyarakat.
Rasa malu yang baik adalah rasa malu yang sudah diajarkan oleh Nabi Muhaam sang Idola kita dengan menempatkan danmenunjukan rasa malu di tempat yang benar dan pass. Merasa malu jika berbuat dosa, jika tidak beribadah dengan baik dan jika berbuat nakal dan jauh dari akhlak islam. Rasa malu harus ditunjukan ditempat yang benar jangan ditempat yang akan menjadikan kita tak berkahlak dalam ajaran Islam. Mengingat pentingnya rasa malu, sampai sampai nabi mengatakan bahwa “ malu dalah Sebagian dari iaman” alias orang yangtidak punya rasa malu,maka dia tidak dianggap beriman kepada Allah dan Rasulnya. Rosululoh bersabda:
قال رسولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- : “إِنَّ لِكُلِّ دِيْنِ خُلُقًا وَخُلُقُ الإسلامَ الْحَيَاءُ
Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabd: “Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islami adalah rasa malu,” (HR Ibnu Majah).
Keempat, Memiliki perhatian dan kepedulian sosial.
Manusia adalah mahluk sosial, tidak bisa hidup bahagia jika manusia hidup sendiri, karenanya manusia harus pandai memiliki teman yang baik dan banyak agar mendapatkan kebahagiaan yang lebih. Sebagai mahluk social maka manusai harus bergaul dan dalam pergaulan akan melihat dan bertemu mansuai yang membutuhan bantuan yang lain. Untuk itu manusai yang bisa berinteraksi dengan baik, makai a kan peduli dengan lainnya dan hal ini sudah diajarkan nabi Muhammad SAW agar perhatian dan peduli dengan orang yang lainyang membutuhkannya, baik berupa makanan, tenaga atau ainnya. Rosululohbersabda:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعَسِّرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِيْ الدُّنْيَا وَالآَخِرَةِ،…. رواها مسلم
Artinya “Dari Abu Hurairarah r.a. ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang menghilangkan satu kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan di dunia, niscaya Allah akan menghilangkan darinya satu kesulitan dari berbagai kesulitan pada hari Kiamat. Barangsiapa yang meringankan orang yang kesusahan (dalam hutangnya), niscaya Allah akan meringankan baginya (urusannya) di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim)
Dalam hadist lain rosul bersabda:
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ مَايُحِبُّ لِنَفْسِهِ. (رواه البخارى ومسلم وأحمد والنسائى)
Anas ra. berkata, bahwa Nabi saw. bersabda, “Tidaklah termasuk beriman seseorang di antara kami.
Kelima, : Mengajarkan kedamaian (salâm).
Kedamaian dan anti kekerasan serta kemurkaan adalah ajaran yang disampaikan oleh nabi Muhammad idola kita. Tindakan anarkis apalagi teroris merupakan sesuatu yang harus dijauhi sejauh-jauhnya karena dapat menimpulkan perpecahan bahkan kehancuran sebuah negara. Seorang muslim seharusnya menunjukan sikap baik, sikap damai dengan diawalai dengan menebarkan salam(ucapan salam) kepada siapapun yang bertemu dengan kita terutama sesama muslim.
Nabi SAW sudah mengajarkan kedamaian, kepada kaum muslimin dan siapapun yang berkenan untuk hidup berdampinga dengan kita ummat Islam. Bahkan lebih jauh nabi mengajarkan bahwa tidak dianggap beriman jika tetangga kita merasa tidak nyaman kaerena keberadaan kita dilingkungan mereka. Jadi kedamaian dan kebersamaan menjad hala penting dalam kehidupan umat Islam yang idajarkan nabi. Nabi bersabda:
أَفْشُوا السَّلاَمَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصِلُوا الأَرْحَامَ وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ
“Sebarkan salam/kedamaian, berilah makanan, sambunglah silaturahim, shalatlah di malam hari ketika orang lain sedang tidur, niscaya kalian masuk surga dengan penuh keselamatan.” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad; shahih)
Demikian khutbah ini semoga banyak manfaatnya bagi kita semua. Semoga kita, keluarga kita, masyarakat dan bangsa kita diberi pertolongan oleh Allah Taala menjadi orang-orang yang mampu meneladani akhlak agung Baginda Nabi Muhammad SAW, sehingga kita, keluarga, masyarakat, dan bangsa Indonesia ini mendapatkan keberkahan dan keselamatan, terhindar dari laknat dan ketidakridhaan Allah SWT. Amin.
Hadirin sidang jum’ah yang dimulyakan Allah,
Demikian khutbah yang singkat ini, semoga kita bisa mengidolakan nabi dengan baik dan berusaha mengikuti beberapa hal yang baik dan bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari:
- Banyak Menebar Senyum.
- Meninggalkan Perdebatan dan Dusta
- Memiliki dan menunjukan “Rasa Malu”
- Memiliki perhatian dan kepedulian sosial.
- Mengajarkan Kedamaian Sesama,
Semoga Allah memudahkan dan memberi kekuatan serta semangat kepada kita untuk bisa melakukan usaha maksimal dan total, sehingga kita menjadikan kita orang-orang yang masuk kedalam kelompok pecinta Rosululloh dan mengidolakannya serta mendapatkan ampunan serta rahmat serta kasih sayang Allah di tahun ini dan tahun depan serta di akhirat nanti, amin amin ya Robbal “aalamiiin.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهْ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةْ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ النَّهْضَةْ. أَمَّا بَعْدُ. أَيُّهَا النَّاسُ! أُوْصِيْكُمْ بتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ فَقَالَ تَعَالَى مُخْبِرًا وَأٰمِرًا: إِنَّ اللهَ وَمَلَآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَبَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا إِبْراهَيْمَ فِي الْعٰلَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالمْؤُمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ الْحاَجاَتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الِإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ وُلاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ بِمَا فِيْهِ صَلاَحُ الِإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ. رَبَّنَا أتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّءْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا. رَبَّناَ لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا. رَبَّنَا أتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهْ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاۤءِ ذِي اْلقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ اْلفَخْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمٍ يَّزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْا مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Materi khutbah Jum’at dengan tema Khutbah Jum’at: Nabiku Idolaku ini, dalam bentuk PDF dapat di Download dengan KLIK disini
KH. Ahmad Misbah, M.Ag., Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Tangerang Selatan, Banten