LIPUTAN9.ID – Pahlawan dalam Pandangan Al-Qur’an. Pahlawan dalam panadanga Islam adalah orang yang berani dan rela berjuang di jalan Islam sampai ia menang atau mati membela kebenaran dan terlepas dari penindasan. Orang-orang ini berjuang tanpa memperdulikan harta dan apakah ia bakal mendapatkan penghargaan dari siapapun atau institusi manapun. Mereka ini nantinya dikenal dengan mati syahid. Mereka hanya mengharapkan keridhoan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Beberapa diantaranya pahlawan yang ada di Indonesia yang selain membela negara juga membela agama. Diantaranya adalah Tuanku Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Tengku Cik Ditiro, Tengku Umar, Agus Salim, dan masih banyak lagi lainnya.
Demikian khutbah yang singkat ini, semoga bisa memahami apa dan bagaimana seorang pahlawan dan peling tidak memehami sikap para pahlawan atau jika ingin menjadi pahlawan ada beberapa sikap yang harus dimiliki; Memiliki Sikap Pemberani, Memiliki sikap Ksatrian dan Pantang Menyerah, Memiliki Sikap Sabar, Memiliki Sikap Teguh dalam Berprinsip, Memiliki Semangat Kebersamaan.
Sehingga Allah ridho menjadi kan kita semua orang yang beruntung, mendapatkan kebahagiaan, rahmat dan kasih sayang Allah di tahun ini dan tahun depan serta di akhirat nanti, amin amin ya Robbal “aalamiiin.
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَناَ أَنْ نُصْلِحَ مَعِيْشَتَنَا لِنَيْلِ الرِّضَا وَالسَّعَادَةِ، وَنَقُوْمَ بِالْوَاجِبَاتِ فِيْ عِبَادَتِهِ وَتَقْوَاهُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ،
أَمّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ الله اُوْصِيْنِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الّذين آمنوا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Hadirin siding jum’at yang dimulyakan Allah,
Pertama dan utama marilah kita bersyukur kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan berjuta-juta kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga kita masih diberi kesempatan dan kekutana untuk bisa melaksanakan sholat jumat di masjid yang mulia ini.
Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad, SAW. Yang telah membingbing kita menuju dunia yang baik dan terang serta jelas, yaitu addiinul islam. Semoga kita selalu beruaha mencintainya dan bershalawat kepadanya serta berusaha dekat dan mendekat sehingga benar-benar dekat dan diakui sebagai ummatnya yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin.
Hadirin siding jum’at yang dimulyakan Allah,
Selaku khotib kami mengajak kepada jamaah sekalian dan diri kami pribadi, Marilah kita semangat berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannaya dengan cara yang diajarkanNya, semoga Allah selalu memberikan kekuatan dan bimbingan serta hidayah dan semangat kepada kita sehingga kita selau dalam keimanan dan ketaqwaan kepadanya Amin.
Hadirin siding jum’at yang dimulyakan Allah,
Pada khutbah kali ini khotib ingin menyampaikan khutbahnya yang berjudul, Pahlawan dalam Pandangan Al-Qur’an. Pahlawan dalam panadanga Islam adalah orang yang berani dan rela berjuang di jalan Islam sampai ia menang atau mati membela kebenaran dan terlepas dari penindasan. Orang-orang ini berjuang tanpa memperdulikan harta dan apakah ia bakal mendapatkan penghargaan dari siapapun atau institusi manapun. Mereka ini nantinya dikenal dengan mati syahid. Mereka hanya mengharapkan keridhoan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Beberapa diantaranya pahlawan yang ada di Indonesia yang selain membela negara juga membela agama. Diantaranya adalah Tuanku Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Tengku Cik Ditiro, Tengku Umar, Agus Salim, dan masih banyak lagi lainnya.
Jasa-jasa para pahlawan, baik yang telah dinobatkan sebagai pahlawan nasional oleh negara maupun yang belum, tidak boleh dilupakan oleh warga bangsa ini. Hanya bangsa bodoh yang melupakan jasa-jasa pahlawan mereka. Bahkan, Bung Karno menyebutkan istilah “jas merah”, yakni jangan sekali-kali melupakan sejarah. Keberadaan para pahlawan merupakan bagian dari historis perjalanan bangsa ini yang tidak boleh dinafikan.
Dalam Al-Qur’an, makna pahlawan sering disebut dengan “terma rijal”. Terma rijal berarti seseorang laki-laki yang gagah berani. firman Allah SWT,
مِّنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا۟ مَا عَٰهَدُوا۟ ٱللَّهَ عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُم مَّن قَضَىٰ نَحْبَهُۥ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا۟ تَبْدِيلًا
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu gugur, dan mereka tidak merubah janjinya.” (QS. Al-Ahzab: 23).
Beberapa nilai kepahlawanan (rijal) yang dimiliki atau jika ingin menjadi pahlawan dalam Al-Qur’an di antaranya:
Pertama, Memiliki Sikap Pemberani (syaja’ah)
Dalam perjuangan membela ummat atau masyarakat diperlukan keberanian dalam mengemban misi kebaikan yang diinginkan, apalagi perjuangan yang sudah mengguakan fisik alias perang, maka keberanian sangatlah diperlukan. Modal Keberanian merupakan modal yang cukup penting dalam mencapai perjuangan terlebih peperangan.
Namun tidak cukup dengan keberanian dalam perjuangan, diperlukan juag perangkat-perangkat lain seperti kecerdasan dan strategi dalam berjuang agar perjuangan dapat mencapai kemenangan. Firman Allah SWT,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِۦ فَسَوْفَ يَأْتِى ٱللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُۥٓ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ يُجَٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَآئِمٍ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ ٱللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas pemberianNya, lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Maidah: 54).
Kedua, : Memiliki sikap Kesatria dan Pantang Menyerah
Dalam perjuangan atau berjihad dibutuhkan sifat kesatria, yaitu sikap memegang teguh ajaran moral, semangat, rendah hati, dan bertanggung jawab dan pantang menyerah. Semangat dimaksud adalah semangat persatuan kesatuan antara manusia dengan Tuhannya dan sesama manusia. Sebuah bangasa termasuk bangsa Indonesia ini tidak akan merdeka tanpa sikap Ksatria dan Pantang menyerah para pahlawan.
Mereka berjuang puluhan hingga ratusan tahun untuk mengusir hegemoni para penjajah. Bahkan, mereka mengorbankan seluruh raga dan jiwa untuk kepentingan bangsa dan agama. Berbeda dengan orang-orang munafik, mereka hanya berjuang dengan penuh kepura-puraan dan pencitraan, tapi sesungguhnya hati mereka enggan untuk berperang. Dalam Al-Qur’an,
وَإِذَآ أُنزِلَتْ سُورَةٌ أَنْ ءَامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَجَٰهِدُوا۟ مَعَ رَسُولِهِ ٱسْتَـْٔذَنَكَ أُو۟لُوا۟ ٱلطَّوْلِ مِنْهُمْ وَقَالُوا۟ ذَرْنَا نَكُن مَّعَ ٱلْقَٰعِدِينَ رَضُوا۟ بِأَن يَكُونُوا۟ مَعَ ٱلْخَوَالِفِ وَطُبِعَ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُونَ
“Dan apabila diturunkan suatu surat yang memerintahkan kepada orang munafik itu: berimanlah kamu kepada Allah dan berjihadlah beserta Rasul-Nya, niscaya orang-orang yang sanggup di antara mereka meminta izin kepadamu untuk tidak berjihad dan mereka berkata: biarkanlah kami berada bersama orang-orang yang duduk. Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak berperang, dan hati mereka telah dikunci mati maka mereka tidak mengetahui kebahagiaan beriman dan berjihad.” (QS. At-Taubah: 86-87).
Ketiga, Memiliki Sikap Sabar
Kesabaran sangat diperlukan dalam perjuangan, terlebih dalam perang, seringkali emosi-emosi muncul mengotori perjuangan. Orang yang sabar akan dibersamaai oelh Allah, maka orang sabar akan banyak berpikir yang lebih baik dan brilian lantaran dibersamai Allah.
Kesabaran juga merupakanbentuk control dari para pejuang agar mampu meliahat peluang kemenangan dankesuksesan. Disamping itu jikalau tidak menunjukan sikap sabar, akan banyak melakukan kesalahan ataupun kecerobohan sehingga mudah dikendalikan atau dikalahkanmusuh, untuk kesabaran menjadi sangat penting yang dimiliki oleh para pejuang. Allah berfirman,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ حَرِّضِ ٱلْمُؤْمِنِينَ عَلَى ٱلْقِتَالِ ۚ إِن يَكُن مِّنكُمْ عِشْرُونَ صَٰبِرُونَ يَغْلِبُوا۟ مِا۟ئَتَيْنِ ۚ وَإِن يَكُن مِّنكُم مِّا۟ئَةٌ يَغْلِبُوٓا۟ أَلْفًا مِّنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَفْقَهُونَ
“Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.” (QS. Al-Anfal: 65).
Keempat, Memiliki Sikap Teguh dalam Berprinsip
Para Pejuang dan pahlawan Allah dikaruniai keteguhan dan kekuatan hati untuk senantiasa istiqamah berjuang dan tidak mudah terpengaruh oleh propaganda dan iming-iming dari para penjajah. Jika para pejuang ataupun pahlawan tidak sanggup memgang prinsip alais tergoda oleh rayuan dan bujukan penajaha niscaya perjuangan belum alias Indonesia belum merdeka, Allah berfirman:
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا ۚ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah tobat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan“ (QS Hud: 112).
Kelima, : Memiliki Semangat Kebersamaan
Setiap Keberhasilan dan atau kemenangan diadapat karena perjuangan atau kerja secara bersama, bukan perjuangan satu orang , namun hasil dari kerja bersama. Secara rasional pastinya tidak mungkin sebuah perjuangan didapat oleh satu orang, namun adanya kerja kolektif dari panyak pihak, walau dalam satu komando
Kekalahan umat Islam pernah dialami ketika perang Uhud disebabkan hilangnya semangat kebersamaa atau kolektivitas dari para pemanah di atas Jabal Uhud, sehingga medan perang dikuasai oleh kaum musyrikin? Tapi, tatkala umat Islam mampu menyatukan kembali pasukan perang, maka medan perang pun mampu dikuasai lagi. Firman Allah SWT.
إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلَّذِينَ يُقَٰتِلُونَ فِى سَبِيلِهِۦ صَفًّا كَأَنَّهُم بُنْيَٰنٌ مَّرْصُوصٌ
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. Ash-Shaff: 4).
Hadirin siding jum’ah yang dimulyakan Allah,
Demikian khutbah yang singkat ini, semoga bisa memahami apa dan bagaimana seorang pahlawan dan peling tidak memehami sikap para pahlawan atau jika ingin menjadi pahlawan ada beberapa sikap yang harus dimiliki:
- Memiliki Sikap Pemberani
- Memiliki sikap Ksatrian dan Pantang Menyerah
- Memiliki Sikap Sabar
- Memiliki Sikap Teguh dalam Berprinsip
- Memiliki Semangat Kebersamaan
Sehingga Allah ridho menjadi kan kita semua orang yang beruntung, mendapatkan kebahagiaan, rahmat dan kasih sayang Allah di tahun ini dan tahun depan serta di akhirat nanti, amin amin ya Robbal “aalamiiin.
بَارَكَ اللَّهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَاِيَّاكُمْ تِلاَ وَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ
فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْن
Materi khutbah Jum’at dengan tema Khutbah Jum’at: Pahlawan dalam Pandangan Al-Qur’an ini, dalam bentuk PDF dapat di Download dengan KLIK disini
KH. Ahmad Misbah, M.Ag., Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Tangerang Selatan, Banten