Jakarta | LIPUTAN9NEWS
Naskah khutbah Jum’at dengan judul Khutbah Jumat: Perbaiki Shalatmu, Maka Allah Akan Perbaiki Hidupmu ini, disampaikan pada sidang shalat Jumat di Masjid Raya Kebayoran Residence (MRKR) Bintaro Jaya Sektor 7 Tangerang Selatan pada 01 Sya’ban 1446 H/31 Januari 2025 M.
Khutbah pertama
الحمد لله ٱلَّذِیۤ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَیۡلࣰا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِی بَـٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِیَهُۥ مِنۡ ءَایَـٰتِنَاۤۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡبَصِیرُ وجعل الصلاة على المؤمنين كتابًا موقوتًا. نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِالِلّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا¸ مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ الِلّٰهِ¸ أُوْصِيْنِيِ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰهِ¸ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللّٰهُ الْعَظِيمْ.
Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah Subhanahu wata’aalaa
Menjadi prioritas utama bagi khatib dalam mengawali khutbah ini untuk senantiasa mengingatkan, mengajak, dan berwasiat kepada diri khatib dan para jamaah untuk terus dan tak henti-hentinya berusaha dengan sungguh-sungguh meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wata’aalaa.
Wujud peningkatan ketakwaan ini adalah dengan penguatan komitmen untuk menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Hikmah terbesar dari Isra’ dan Mi’raj adalah disyari’atkannya ibadah shalat.
Allah Subhanahu wata’aalaa teramat sangat sayang kepada kita sebagai hambaNya. Minimal 5 kali sehari kita dipanggil untuk menghadap kepadaNya bukan untuk membebani kita, akan tetapi dalam rangka mengajak kita menuju kemenangan dan kejayaan
Hayya ‘ala al-sholah hayya ‘ala al-falah ….. !!!
Ayo dirikan/ tegakkan shalat agar kalian mendapatkan kemenangan, kesuksesan, keberuntungan, kecukupan, kesejahteraan, kebahagiaan, kedamaian, ketenangan, ketenteraman dan apapun itu_
Shalat mempunyai kedudukan yang agung dan paling tinggi derajatnya dalam Islam
hadits Nabi Riwayat Ibnu Hibban (No. 258):
جاء رجل يسأل النبي – صلى الله عليه وسلم – عن أفضل الأعمال فقال له: “الصلاة” قال: ثم مه؟ قال: “ثم الصلاة” قال: ثم مه؟ قال: “الصلاة”
“Seseorang datang pada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya tentang amalan yang paling utama. Nabi berkata, ‘Shalat’. Kemudian ditanyakan, ‘Lantas apa?’ Nabi menjawab, ‘Shalat’. Kemudian ditanyakan, “Lantas apa?” Nabi menjawab, ‘Shalat’.”
1. Shalat adalah tiang/pondasi agama.
Apabila rusak pondasinya maka rusak seluruh bangunannya. Pun demikian dengan shalat, apabila rusak shalatnya maka rusak seluruh ibadahnya bahkan agamanya bagi dirinya
الصَّلاةُ عِمادُ الدِّينِ مَنْ أقَامَها فَقدْ أقَامَ الدِّينَ وَمنْ هَدمَها فَقَد هَدَمَ الدِّينَ
Artinya: “Shalat itu adalah tiang agama (Islam), maka barangsiapa mendirikannya, sungguh ia telah menegakkan agama (Islam) itu; dan barang siapa merobohkannya, sungguh ia telah merobohkan agama (Islam) itu” (HR al-Baihaqi).
2. Shalat adalah pembeda antara mu’min dan kafir.
عن جابر رضي الله عنه؛ أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: بينَ الرجلِ وبينَ الشركِ والكفرِ تركُ الصلاةِ
Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu anhu bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Di antara seseorang dan kesyirikan serta kekafiran adalah meninggalkan shalat,” [HR. Imam Muslim]
3. Shalat adalah ibadah yang tidak boleh ditinggalkan sama sekali dalam keadaan apapun sampai mati. Bila ditinggalkan maka ia tergolong dosa besar.
Lebih besar daripada membunuh, mencuri, berzina dan minum khomar. Seperti yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah yang diperkuat oleh ucapan sahabat Umar bin Al Khottob Radhiyallahu Anhu
إِنَّ أَهَمَّ أُمُوْرِكُمْ عِنْدِي الصَّلاَةُ فَمَنْ حَفِظَهَا حَفِظَ دِيْنَهُ وَمَنْ ضَيَّعَهَا فَهُوَ لِمَا سِوَاهَا أَضْيَع وَلاَحَظَّ فِي الاِسْلاَمِ لِمَنْ تَرَكَ الصَّلاَةَ
“Menurutku, perkara yang paling penting bagi kalian adalah shalat. Barangsiapa yang menjaga shalatnya, maka ia berarti menjaga agamanya. Barangsiapa yang menyia-nyiakan shalat, berarti dalam hal lainnya ia lebih menyia-nyiakan lagi. Tidak ada bagian dalam Islam bagi orang yang meninggalkan shalat.” (Ash Shalah, hal. 12)
4. Shalat adalah salah satu cara yang paling efektif untuk memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wata’aalaa
وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ
Dan mintalah pertolongan [kepada Allah] dengan sabar dan [mengerjakan] shalat... (Q.S. Al-Baqarah: 45)
5. Shalat adalah satu-satunya Ibadah yang diterima di langit dan perintahnya langsung disampaikan kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam tanpa perantara malaikat Jibril
6. Shalat adalah perkara yang paling akhir hilang dari agama
أول ما تفقدون من دينكم : الأمانة ، و آخر ما تفقدون منه: الصلاة، وليصلين أقوام لا خلاق لهم
“Perkara pertama yang hilang dari agama kalian adalah sifat amanah. Dan perkara paling akhir yang akan hilang dari agama kalian adalah shalat. Dan sungguh suatu kaum mengerjakan shalat, namun tidak mendapatkan bagian (pahala) apa pun.“ [HR. Ahmad, Turmuzi dan Ibnu Majah)
7. Dan yang tidak kalah essentialsnya shalat adalah ibadah yang pertama kali diperiksa di akhirat kelak. Bila benar shalat seseorang, maka Allah Subhanahu wata’aalaa tidak memeriksa lagi ibadah-ibadah lainnya
أَوَّلُ مَا يُـحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلَاةُ ، فَإِنْ صَلَحَتْ صَلَحَ لَهُ سَائِرُ عَمَلِهِ ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ
“Perkara yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik, maka seluruh amalnya pun baik. Apabila shalatnya buruk, maka seluruh amalnya pun buruk.” (HR. Thabrani).
Pertanyaannya adalah, sudah benarkah shalat yang kita kerjakan selama ini ? Apakah shalat kita sudah sesuai syari’at yang ditetapkan Allah Subhanahu wata’aalaa dan dituntunkan Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam ? Sejauh apa kesungguhan kita memperbaiki kualitas shalat ? Pernahkah kita menyengajakan diri mengajak keluarga kita (istri dan anak-anak kita) menemui guru agama/ustadz untuk memeriksa benar tidaknya shalat yang selama ini kita kerjakan ? Naif sekali andai kita beribadah hanya berdasarkan secuil ilmu yang pernah didapat saat di bangku sekolah dasar atau ibtidaiyyah
Allah Subhanahu wata’aalaa berfirman
{ ٱلَّذِی خَلَقَ ٱلۡمَوۡتَ وَٱلۡحَیَوٰةَ لِیَبۡلُوَكُمۡ أَیُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلࣰاۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِیزُ ٱلۡغَفُورُ }.
“(Allah Subhanahu wata’ala) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 2)
Menurut imam Ibnu Katsir rahimhullah dan para mufassir lainnya yang dimaksud dengan أَحۡسَنُ عَمَلࣰاۚ (amal yang terbaik) bukanlah hanya amal yang terbanyak tapi amal yang paling benar sesuai syari’at.
Kita tidak menginginkan semua ibadah kita termasuk shalat, sia-sia di mata Allah Subhanahu wata’aalaa.
Dalam banyak haditsNya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mengingatkan kita. Diantaranya hadits riwayat Imam Ahmad
يأَتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يُصَلّوْنَ وَلاَ يُصَلُّوْنَ (رواه أحمد)
“Akan datang suatu masa menimpa manusia, banyak yang melakukan shalat, padahal sebenarnya mereka tidak shalat” (HR Ahmad, No. 47)
إِنَّ الرَّجُلَ لَيُصَلِّي سِتِّينَ سَنَةً مَا تُقْبَلُ لَهُ صَلَاةٌ، لَعَلَّهُ يُتِمُّ الرُّكُوعَ وَلَا يُتِمُّ السُّجُودَ، وَيُتِمُّ السُّجُودَ وَلَا يُتِمُّ الرُّكُوعَ
“Sungguh, ada orang yang shalat selama 60 tahun, namun tidak diterima Shalatnya walau satu pun. Boleh jadi, dia sempurnakan ruku’nya tetapi sujudnya kurang sempurna, atau dia menyempurnakan sujudnya, namun tidak menyempurnakan Ruku’nya”. (Hadits Sahih Riwayah Al Imam Abi Syaibah
Mari kita renungkan peringatan Allah Subhanahu wata’aalaa berikut ini:
هَلۡ أَتَىٰكَ حَدِیثُ ٱلۡغَـٰشِیَةِ وُجُوهࣱ یَوۡمَىِٕذٍ خَـٰشِعَةٌ عَامِلَةࣱ نَّاصِبَةࣱ تَصۡلَىٰ نَارًا حَامِیَةࣰ
“Sudah datangkah kepadamu berita (tentang kondisi manusia) pada hari pembalasan? Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan (akan tetapi sia-sia), (akibatnya) memasuki api yang sangat panas (neraka)” [Surat Al-Ghasyiyah 1 – 4]
Disebutkan dalam siroh Nabawiyah bahwa Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu menangis saat mendengar ayat ini. Menurut imam Ibnu Katsir dan para mufassir lainnya ternyata salah satu penyebab orang dimasukan ke neraka adalah sebab amalan yang banyak dan beragam, tapi penuh cacat, baik motif dan niatnya, maupun KAIFIYAT YANG TIDAK SESUAI DGN SUNNAH RASULULLAH SAW. Ayat lainnya adalah:
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا * الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
“Katakanlah: ‘Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya ?Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya.” (QS. 18 : 103 &104)
Dalam menafsirkan ayat di atas, Imam Ibnu Katsir mengatakan: “Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini,”) yakni orang-orang yang mengerjakan perbuatan yang sesat dan tidak berdasarkan syari’at yang ditetapkan (syari’at yg telah dicontohkan Rasulullah Saw), diridhai dan diterima oleh Allah Subhanahu wata’aalaa.
Jangan Putus Berusaha untuk Memperbaiki Kualitas Shalat
Shalat yang baik dan benar adalah shalat yang dikerjakan sesuai kaifiyyat ( rukun dan serta ketentuan-ketentuan lainnya) yang telah ditetap oleh syari’at diikuti dengan kekhusu’an dan keikhlasan yang mendalam serta sesuai dengan yang telah dituntunkan atau dicontohkan Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam serta bermakna dan berpengaruh positif dalam kehidupan.
Dalam hadits singkat tapi mempunyai arti yang luas terkait kaifiyyat shalat yang benar sesuai syari’at Islam Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِى أُصَلِّى
“Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat.” (HR. Bukhari).
Hadits di atas menunjukkan bahwa shalat yang benar itu mengandung berbagai aspek . Aspek bacaan, gerakan, kekhususan dan keikhlasan
Shalat harus bermakna dan berpengaruh positif dalam kehidupan.
اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
“Sesungguhnya shalat (yang benar) itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. Al ‘Ankabut: 45).,Al Hasan Al-Bashry berkata,
عن ابن عباس في قوله : ( إن الصلاة تنهى عن الفحشاء والمنكر ) قال : فمن لم تأمره صلاته بالمعروف وتنهه عن المنكر ، لم يزدد بصلاته من الله إلا بعدا
Dengan demikian ibadah shalat itu akan berdampak pada sikap mental kita dalam kehidupan sehari-hari. Mereka yang telah melakukan shalat dengan baik dapat mencegah dirinya dari perbuatan keji dan munkar. (HR. Bukhori)
Mari kita perbaiki dan jaga shalat kita
Saking pentingnya shalat, menjelang akhir hayatnya, Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam berwasiat kepada para sahabatNya, yang disampaikan melalui salah seorang istri tercintanya Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha mengatakan bahwa di antara wasiat terakhir Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
الصَّلاَةَ الصَّلاَةَ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ
“Jagalah shalat, jagalah shalat dan budak-budak kalian” (HR. Ahmad)
{ حَـٰفِظُوا۟ عَلَى ٱلصَّلَوَ ٰتِ وَٱلصَّلَوٰةِ ٱلۡوُسۡطَىٰ وَقُومُوا۟ لِلَّهِ قَـٰنِتِینَ }
Jagalah Shalatmu, Maka Allah Akan Menjagamu [Surat Al-Baqarah: 238]
Apa saja yang harus dijaga?
Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitabnya Marahul Labid li Kasyfi Ma’nal Quranil Majid jilid II halaman 218 menjelaskan bahwa ayat tersebut memerintahkan kita untuk menjaga shalat dengan memperhatikan dan menyempurnakan kaifiyyatnya (rukun dan syarat-syaratnya.)
1. Sejak dari pelaksanaan wudhu’nya,
2. Kaifiyyatnya, baik waktunya, herakannya, acaannya,thuma’ninahnya, khusyu’nya serta pengaruhnya dalam kehidupan
Kriteria Shalat Saahuun (lalai)
Merujuk kepada penjelasan para ulama tafsir diantaranya Atha Ibnu Dinar yang dikutip Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya tafsir Ibnu Katsir, kriteria sabun minimal ada 3 :
وَقَالَ عَطَاءُ بْنُ دِينَارٍ: وَالْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي قَالَ: ﴿عَنْ صَلاتِهِمْ سَاهُونَ﴾ وَلَمْ يَقِلْ: فِي صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ.
Atha ibnu Dinar mengatakan bahwa segala puji bagi Allah yang telah mengatakan dalam firman-Nya: yang lalai dari salatnya. (Al-Ma’un: 5) Dan tidak disebutkan “yang lalai dalam salatnya”.
1. إما عن أدائها بأركانها وشروطها، على الوجه المأمور به.
Adakalanya karena dalam menunaikannya tidak memenuhi rukun-rukun dan persyaratannya sesuai dengan apa yang diperintahkan
2. وإما عن وقتها الأول، فيؤخرونها إلى آخره دائما أو غالبا.
Dan adakalanya pula karena tidak menunaikannya di awal waktunya, melainkan menangguhkannya sampai akhir waktunya secara terus-menerus atau sebagian besar kebiasaannya.
3. وإما عن الخشوع فيها، والتدبر لمعانيها.
Dan adakalanya saat mengerjakannya tidak khusyuk dan tidak merenungkan maknanya.
Shalat adalah penghubung antara hamba dan Rabbnya. Shalat adalah dialog/komunikasi antara hamba dan Rabbnya.
Maka dari itu jangan pernah putus untuk mengaji demi mencapai ibadah yang berkualitas dan diterima Allah Subhanahu wata’aalaa yang menghantarkan kita kepada ampunan dan kasih sayangNya sehingga kita menjadi hamba yang layak menjadi penghuni sorga JANNATUNNA’IIM. Aamiin
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Wallahu a’lam bisshowab
Hasan Yazid Al-Palimbangy, M.Ag., Juru Da’wah (da’i/muballigh). Khatib dan narasumber pengajian mingguan, bulanan di masjid-masjid perumahan dan kantor dan penulis buku-buku agama Islam.)
Domisili : Thali’a Clauster (Ps. Ceger) Jl. Musholla Nurul Huda No.1, blok B12Jurang Mangu Barat, Kec. Pd. Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten 15222 HP/WA +62852-1737-0897.