Khutbah pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِالِلّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا¸ مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ الِلّٰهِ¸ أُوْصِيْنِيِ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰهِ¸ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللّٰهُ الْعَظِيمْ
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’aalaa yang telah memberikan kita berbagai macam kenikmatan sehingga kita dapat memenuhi panggilan-Nya untuk menunaikan shalat Jum’at. Shalawat beserta salam, mari kita haturkan bersama kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, juga kepada para keluarganya, sahabatnya, dan semoga melimpah kepada kita semua selaku umatnya. Aamiiin ya Rabbal ‘alamin.
Dihari Jum’at yang penuh berkah ini, marilah kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu Wata’aalaa dengan memotivasi diri untuk selalu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah
Saat ini kita sedang berada di era Society 5.0. Era yang ditandai oleh transformasi digital yang pesat di dunia yang lebih transparan, hubungan menjadi sangat mudah dan dekat, jarak waktu seakan tidak terasa dan tanpa batas.
Begitu pula dengan hubungan komunikasi, informasi, dan transportasi menjadikan satu sama lain lebih dekat, sebagai akibat dari revolusi industri, hasil dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
Era Society 5.0 merupakan sebuah konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh pemerintah Jepang sebagai negara industri. Konsep ini menggambarkan sebuah masyarakat yang berpusat pada manusia dan didukung oleh teknologi canggih untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik.
Society 5.0 bertujuan untuk mengintegrasikan teknologi digital dengan kehidupan sehari-hari guna mengatasi berbagai tantangan sosial, seperti penurunan populasi, ketidaksetaraan, dan masalah lingkungan.
Bagi kita umat Islam, era Society 5.0 menawarkan peluang sekaligus tantangan yang unik. Sebagai bagian dari komunitas global yang beragam, umat Muslim dapat memainkan peran penting dalam membentuk masa depan yang inklusif dan berkelanjutan.
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah
Lalu, bagaimana seorang muslim berpartisipasi dan berkontribusi secara positif di Era Society 5.0?
1. Bidang Pendidikan
Imam Ali Radhiyallahu Anhu yang oleh Rasulullah disebut sebagai ilmuwan karena keluasan ilmunya, mengatakan.
علموا أولادكم غير ما علمتم، فإنهم خلقوا لزمان غير زمانكم
Artinya” “Didiklah anak-anakmu dengan sesuatu yang berbeda dari apa yang sudah kamu ketahui, karena sesungguhnya mereka diciptakan untuk sebuah zaman yang zaman itu berbeda dengan zamanmu”.
Pendidikan adalah fondasi utama dalam mempersiapkan generasi muda Muslim untuk berpartisipasi aktif di era Society 5.0. Dalam konteks ini, literasi digital dan keterampilan teknologi menjadi sangat penting. Lembaga pendidikan Islam, baik formal maupun non-formal, perlu beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
Penggunaan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI/Artificial Intellegence), big data, dan internet of things (IoT) dapat diterapkan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi.
2. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, umat Muslim memiliki peluang besar untuk berpartisipasi aktif dalam ekonomi digital dan berkelanjutan. Konsep ekonomi Islam yang menekankan prinsip keadilan, keseimbangan, dan keberlanjutan sangat relevan dengan tujuan Society 5.0. Hal ini, diantaranya dijelaskan dalam surat al-hasyr ayat 7
مَا اَفَاۤءَ اللّٰهُ عَلٰى رَسُوْلِه مِنْ اَهْلِ الْقُرٰى فَلِلّٰهِ وَلِلرَّسُوْلِ وَلِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ كَيْ لَا يَكُوْنَ دُوْلَةً ۢ بَيْنَ الْاَغْنِيَاۤءِ مِنْكُمْۗ
Artinya: “Apa saja (harta yang diperoleh tanpa peperangan) yang dianugerahkan Allah kepada Rasul-Nya dari penduduk beberapa negeri adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak yatim, orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. (Demikian) agar harta itu tidak hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.”
Ekonomi Islam dapat berperan dalam menciptakan sistem ekonomi yang lebih adil dan inklusif melalui penerapan prinsip-prinsip seperti zakat, wakaf, dan keuangan syariah.
Teknologi finansial (fintech) berbasis syariah dapat dikembangkan untuk meningkatkan inklusi keuangan di kalangan masyarakat Muslim. Aplikasi fintech yang menawarkan layanan keuangan sesuai prinsip syariah, seperti pembiayaan mikro, investasi halal, dan pembayaran zakat, dapat memberikan akses keuangan yang lebih luas dan memberdayakan ekonomi umat. Selain itu, ekonomi berbasis sharing economy yang didukung oleh teknologi dapat menciptakan peluang bisnis baru bagi komunitas Muslim.
3. Bidang Teknologi
Teknologi merupakan tulang punggung dari era Society 5.0. Umat Muslim perlu aktif dalam pengembangan dan penerapan teknologi untuk memastikan bahwa teknologi tersebut digunakan secara etis dan bermanfaat bagi seluruh umat manusia. Kontribusi Muslim dalam bidang teknologi dapat diwujudkan melalui penelitian dan pengembangan inovasi teknologi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Sebagai contoh, ilmuwan dan insinyur Muslim dapat terlibat dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan yang dapat membantu mengatasi perubahan iklim dan masalah lingkungan lainnya. Selain itu, pengembangan teknologi kesehatan yang dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup. Teknologi kesehatan berbasis AI (Artificial Intellegence), telemedicine, dan perangkat medis pintar dapat membantu menyediakan layanan kesehatan yang lebih efisien dan terjangkau.
4. Bidang Etika dan Moral
Era Society 5.0 juga menuntut perhatian yang lebih besar terhadap etika dan moralitas dalam penggunaan teknologi. Umat Muslim memiliki peran penting dalam mengedepankan nilai-nilai etika dalam perkembangan teknologi. Prinsip-prinsip Islam yang menekankan kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab sosial dapat menjadi panduan dalam mengembangkan dan menerapkan teknologi yang bermanfaat bagi semua.
Marilah kita fungsikan tekhnologi digital ini dengan bijak dengan konten yang membawa manfaat bagi banyak orang bukan malah sebaliknya. Sadarilah bahwa, semakin banyak orang yang membaca postingan kita yang bersifat menebar kebencian, fitnah, ghibah dll, maka semakin besar dosa yang kita dapat. Namun sebaliknya semakin banyak orang yang membaca dan mengamalkan konten kebaikan yang kita sebar, semakin banyak dan besar pahala yang kita dapat.
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah
Penerapan teknologi seperti AI (Artificial Intellegence) dan big data harus mempertimbangkan aspek privasi, keamanan data, dan dampak sosial. Umat Muslim perlu terlibat dalam diskusi dan pembuatan kebijakan mengenai etika teknologi untuk memastikan bahwa teknologi digunakan secara bertanggung jawab dan tidak merugikan individu atau kelompok tertentu. Selain itu, peran ulama dan cendekiawan Muslim dalam memberikan panduan moral dan etika terkait teknologi sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan. Apa yang bisa kontribusikan?
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah
Era Society 5.0 menawarkan berbagai peluang bagi umat Muslim untuk berkontribusi dalam pembangunan masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan. Melalui pendidikan, ekonomi, teknologi, serta etika dan moralitas, umat Muslim dapat memainkan peran penting dalam membentuk masa depan yang lebih baik. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab, serta mengedepankan nilai-nilai Islam, umat Muslim dapat menjadi agen perubahan yang positif di era Society 5.0.
Oleh karena itu, penting bagi umat Muslim untuk terus belajar, berinovasi, kreatif dan bersinegi dengan berbagai pihak dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di era Society 5.0.
Individu yang kreatif akan mampu bertahan hidup. Sebaliknya, bagi individu yang hanya diam saja tidak mau belajar teknologi dan menumbuhkan kreativitas maka akan tenggelam dengan zaman ini.
Alquran telah mengajarkan kepada kita bahwa kita harus menggunakan akal kita untuk mempelajari segala hal terutama hal yang baru dalam perubahan zaman, seperti dalam QS Ibrahim ayat 52;
هٰذَا بَلٰغٌ لِّلنَّاسِ وَلِيُنْذَرُوْا بِه وَلِيَعْلَمُوْا اَنَّمَا هُوَ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ وَّلِيَذَّكَّرَ اُولُوا الْاَلْبَابِ
Artinya: “(Alquran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasannya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.”
Dalam QS Ali Imran ayat 138, ditegaskan juga bahwa Alquran merupakan petunjuk dan berguna bagi seluruh umat manusia.
هٰذَا بَيَانٌ لِّلنَّاسِ وَهُدًى وَّمَوْعِظَةٌ لِّلْمُتَّقِيْنَ ١٣٨
Inilah (Al-Qur’an) suatu keterangan yang jelas untuk semua manusia, petunjuk, dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Maka patutlah kita sebagai seorang Muslim selalu berpegang teguh pada Alquran agar dalam setiap masa kita mampu menghadapi segala tantangan yang ada sehingga tujuan kita akan tercapai dan kita selamat di dunia dan di akhirat nanti.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Hasan Yazid Al-Palimbangy, M.Ag., Juru Da’wah (da’i/muballigh). Khatib dan narasumber pengajian mingguan, bulanan di masjid-masjid perumahan dan kantor dan penulis buku-buku agama Islam.)
Domisili : Thali’a Clauster (Ps. Ceger) Jl. Musholla Nurul Huda No.1, blok B12Jurang Mangu Barat, Kec. Pd. Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten 15222 HP/WA +62852-1737-0897