• Latest
  • Trending
  • All
  • Politik
Imam Jazuli

Najmuddin Kubro: Dakwah Islam dan Perlawanan terhadap Kolonial Mongol

November 24, 2023
PNIB

Refleksi Hari Santri dan Sumpah Pemuda, PNIB: Bahaya Medsos dan Game Online sebagai Alat Propaganda 

October 28, 2025
Pagar Nusa

Pagar Nusa Apresiasi Polri atas Kinerja Berantas Narkoba

October 28, 2025
Wali Kekasih Allah

Ciri Wali (Kekasih) Allah: Tidak ada Rasa Takut dan Larut dalam Kesedihan

October 28, 2025
Kemendikbud Siapkan 150 Ribu Beasiswa untuk Guru yang Belum S1/D4

Kemendikbud Siapkan 150 Ribu Beasiswa untuk Guru yang Belum S1/D4

October 27, 2025
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti

Program Wajib Belajar 13 Tahun pada 2026, PIP untuk TK dan Insentif Guru Dinaikkan

October 27, 2025
MUI

MUI Sentil Tampilnya Biduan dalam Peresmian Masjid di Jawa Tengah

October 27, 2025
Peringati Hari Santri 2025, PWNU DKI Jakarta Ajak Perkuat Nilai-nilai Kejujuran

Peringati Hari Santri 2025, PWNU DKI Jakarta Ajak Perkuat Nilai-nilai Kejujuran

October 27, 2025
Ratusan Juta Uang Rakyat Diduga Disalahgunakan: Proyek Drainase U-Ditch di Sukajaya Asal Jadi, Jalan Licin Membahayakan Warga

Ratusan Juta Uang Rakyat Diduga Disalahgunakan: Proyek Drainase U-Ditch di Sukajaya Asal Jadi, Jalan Licin Membahayakan Warga

October 27, 2025
Melda Safitri

The Ultimate Life Perspektif Islam 

October 26, 2025
BEM PTNU SE-NUSANTARA Menggelar Aksi Lanjutan, Geruduk Kantor Trans7

BEM PTNU SE-NUSANTARA Menggelar Aksi Lanjutan, Geruduk Kantor Trans7

October 26, 2025
  • Iklan
  • Kontak
  • Legalitas
  • Media Sembilan Nusantara
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Tentang
Tuesday, October 28, 2025
  • Login
Liputan9 Sembilan
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
Liputan9 Sembilan
No Result
View All Result
Home Dunia Islam Tasawuf

Najmuddin Kubro: Dakwah Islam dan Perlawanan terhadap Kolonial Mongol

Oleh: KH. Imam Jazuli, Lc. MA

liputan9news by liputan9news
November 24, 2023
in Tasawuf
A A
1
Imam Jazuli

KH. Imam Jazuli, Lc. MA. Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015./Foto: Imanjazuli.com

510
SHARES
1.5k
VIEWS

LIPUTAN9.ID – Tidak saja di Baghdad dan Persia, Sufi besar juga lahir di tanah Uzbekistan, salah satu desa di Khawarizmi, yaitu Ahmad bin Umar bin Muhammad al-Khawafi atau dikenal dengan sebutan Najmuddin Kubro. Ia lahir pada tahun 540 H./1145 M. ia wafat pada 618 H./12 Juli 1221 M., saat Mongol menyerang Khawarizmi.

Najmuddin Kubra ini adalah seorang sufi bermadzhan Syafi’I dan Ima Ahlussunnah wal Jamaah. Imam adz-Dzahabi dalam kitabnya Siyar A’lam an-Nubala’ menceritakan perjumpaan dan dialog antara Najmuddin Kubro dan Fakhruddin ar-Razi. Keduanya membahas arti ma’rifat dan tauhid. Ar-Razi bertanya: “apa arti ilmu ma’rifat?” Najmuddin menjawab: “ma’rifat adalah segala yang datang ke dalam jiwa, dan jiwa tak kuasa menolaknya.”

Ar-Razi melanjutkan pertanyaannya: “bagaimana bisa mendapatkannya?” Najmuddin menjawab: “dengan cara meninggalkan segala kepemimpinan dan apapun yang engkau miliki sekarang.” Ar-Razi berkomentar: “inilah yang tidak aku kuasa melakukannya.” Sejak saat itu, Ar-Razi berteman dengan Najmuddin, belajar padanya, serta ikut berperilaku zuhud (Adz-Dzahabi, Siyar A’lam Nubala’, Muassasah ar-Risalah, 1982: 22/212).

BeritaTerkait:

Ciri Wali (Kekasih) Allah: Tidak ada Rasa Takut dan Larut dalam Kesedihan

Kiai Agus Salim: Stop Merasa Hebat, Ini Cara Tarekat Bersihkan Hati dan Meringankan Beban Jantung

JATMAN dan Universitas Uzbekistan Teken MoU Kembangkan Pendidikan Tasawuf

Momentum Dunia Kembali ke Tasawuf

Imam Adz-Dzahabi melanjutkan penjelasannya, bahwa pada bulan Rabi’ul Awal tahun 618 Hijriah, suku Tartar (Mongol) menyerbu Khawarizmi. Syeikh Najmuddin Kubro turun tangan bergabung dengan penduduk Khawarizmi dalam mempertahankan kota mereka. Sayangnya, ia gugur sebagai mujahid yang membela tanah air dari serbuan Tartar. Saat itu, usianya sudah mencapai 80 tahun (Adz-Dzahabi, 1982: 22/213).

Najmuddin Kubro berusaha menyelamatkan para murid dan sahabatnya ketika Mongol mulai mendekati Khawarizmi. Katanya, “pulanglah kalian ke negeri kalian masing-masing, sebab api telah berkobar dari timur ke barat. Ini adalah fitnah terbesar yang tidak pernah menimpa umat muslim.” Tidak saja itu, Najmuddin memerintahkan para muridnya untuk berdoa dengan keras untuk kekalahan bangsa Mongol.

Namun, setelah berdoa, ia pun berpesan pada murid-muridnya: “ini adalah fitnah besar di mana doa tidak lagi berguna.” Dan ketika menyuruh muridnya untuk pulang dan menyebar ke berbagai negeri, ia berpesan “tetapi, aku akan tetap di sini untuk berperang.” Setelah selesai berpesan, Syeikh Namjuddin Kubro berseru: “ayo sholat berjamaah!” Selesai sholat dan berdoa mereka segera bersiap untuk perang.

Dalam usianya yang ke-80 tahun, Najmuddin masih berjiwa muda. Ia mendeklarasikan perang fi sabilillah melawan Mongol, dan mengajak seluruh umat muslim terjun ke dalam perang membunuh Bangsa Tatar ini. Pada saat yang sama, Najmuddin memerintahkan para muridnya untuk menyebar ke wilayah-wilayah Mongol, sambil lalu mendakwahkan Islam secara diam-diam di tengah bangsa Mongol (Ahmad Fathi Sulaiman, Al-Maskut ‘anhu fi Al-Tarikh al-Islami, 2018).

Syeikh Najmuddin Kubro pun akhirnya gugur dalam melawan tentara Mongol. Namun, salah satu muridnya yang pulang ke negerinya sendiri, Saifuddin Abul Ma’ali Sa’id bin Al-Muthahhar al-Bakhirizi, tetap menjalankan strategi politik gurunya. Saifuddin Abul Ma’ali pergi ke daerah Transoxiana. Di jaman modern, Transoxiana sebagian besar adalah wilayah Uzbekistan, sisanya masuk wilayah Kazakhstan, Tajikistan, dan Turkmenistan.

Di Transoxiana ini, Saifuddin Abul Ma’ali memilih tinggal di Bukhara dan menyusun kekuatan untuk melawan Mongol. Perkembangan gerakan Saifuddin Abul Ma’ali ini akhirnya bocor ke telinga salah satu jenderal Mongo bernama Bayaku, sehingga memerintahkannya untuk ditangkap. Namun, Setelah informasi penagkapan didengar sang Syeikh, ia berkata: “setelah kehinaan ini, aku melihat ada kemuliaan.”

Pada akhirnya, Bayaku mati sebelum Syeikh Saifuddin Abul Ma’ali tiba. Sejak itulah, pasukan Mongol menganggap Syeikh Abul Ma’ali adalah kekuatan rohani sehingga diperintahkan untuk dibebaskan (Sasapost.com, 8 Mei 2022). Selain itu, Saifuddin Abul Ma’ali ini behasil mengislamkan cucuk Jengish Khan yang bernama Barakah Khan (Ahmad Fathi Sulaiman, Al-Maskut ‘anhu fi Al-Tarikh al-Islami, 2018).

Sampai di sini kita menjadi tahu, Najmuddin Kubro tidak saja berhasil menampilkan dirinya sebagai pejuang Islam membela tanah air dan melawan kolonial Mongol, tetapi ia juga berhasil melahirkan kader yang satu visi dengannya, Saifuddin Abul Ma’ali. Najmuddin Kubro sudah tahu lebih dulu bahwa kekuatan Mongol adalah fitnah besar yang tidak bisa dibendung. Karenanya, ia memilih tetap berjuang sendiri namun menyuruh murid-muridnya untuk menyebar dan terus berdakwah.

Setelah wafatnya Najmuddin Kubro, kekhalifahannya diwarisi oleh Najmuddin Ar-Razi, dari Ray, Iran (wafat 1256). Najmuddin Ar-Razi ini pergi ke kota Konya dalam rangka melarikan diri dari pengejaran pasukan Mongol. Di kota Konya Turki, Najmuddin Razi masuk ke dalam perlindungan Sultan Saljuk ‘Alauddin Kaykubat dan di lain waktu hadir ke majlis pengajian Jalaluddin Rumi (Jihan Okoyuju, Maulana Jalaluddin ar-Rumi, Burujbooks, 2014: 51).

Karena itulah, Jalaluddin Rumi sendiri mengembangkan sufisme sastrawi-nya dengan jalan pemikiran mazhab Najmuddin Kubro. Walaupun sebagian pendapat mengatakan, Jalaluddin Rumi mengembangkan pemikiran sufistiknya sejalan dengan mazhab Ahmad al-Ghazali (w. 520 H./1125 M.).

Namun, hubungan Jalaluddin Rumi dan Najmuddin ar-Razi sebagaih Khalifah dari Najmuddin Kubro tidak dapat dipungkiri, adanya saling keterpengaruhan antara tarekat Mawlawiah Rumi dan tarekat Kubrowiah Najmuddin Kubro (Mai Hawas, al-Mi’mar Nash Ruhani: Ta’tsir Syi’r Jalaluddin Ar-Rumi ‘ala al-Mi’mar al-Islami, The Anglo Egyptian Bookshop, 2021: 134.).

Untuk itulah, Kubrowiah tidak saja mengajarkan kewajiban jihad melawan penjajah kolonial, tetapi juga mengembangkan ajaran cinta kasih sesama manusia dan pluralisme. Najmuddin Kubro mengatakan, “tidaklah mungkin manusia berhubungan dengan Allah tetapi terbatas pada dirinya sendiri. Jalan menuju Allah sebanyak jumlah nafas manusia di muka bumi. Setiap orang punya tarekatnya masing-masing. Tidaklah benar orang bertarekat dengan menghindari orang lain, lalu mengira bahwa hanya dirinya saja yang benar dan pihak lain salah,” (Yusuf Zaidan, Syujun Turatsiah, Kiyan li an-Nasyr, 2021: 168).

Artikel ini tayang juga di Disway.id dengan judul yang sama Najmuddin Kubro: Dakwah Islam dan Perlawanan terhadap Kolonial Mongol, pada hari Jum’at, 23 September 2022.

KH. Imam Jazuli, Lc. MA, Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.
Tags: DakwahImam JazuliNajmuddin KubroSufiTasawuf
Share204Tweet128SendShare
liputan9news

liputan9news

Media Sembilan Nusantara Portal berita online yang religius, aktual, akurat, jujur, seimbang dan terpercaya

BeritaTerkait

Wali Kekasih Allah
Tasawuf

Ciri Wali (Kekasih) Allah: Tidak ada Rasa Takut dan Larut dalam Kesedihan

by liputan9news
October 28, 2025
0

JAKARTA | LIPUTAN9NEWS Ketakutan dan kesedihan adalah kondisi kejiwaan yang wajar dimiliki oleh setiap manusia, bahkan oleh kalangan Nabi sekalipun....

Read more
KH Agus Salim HS

Kiai Agus Salim: Stop Merasa Hebat, Ini Cara Tarekat Bersihkan Hati dan Meringankan Beban Jantung

October 7, 2025
JATMAN menandatangani nota kesepahaman strategis dengan Universitas Teknik Negeri Bukhara (BSTU) Republik Uzbekistan dalam bidang pendidikan, pengembangan spiritual, serta pemahaman antarbudaya.(Foto: Dok. JATMAN)

JATMAN dan Universitas Uzbekistan Teken MoU Kembangkan Pendidikan Tasawuf

October 6, 2025
Al Barzanji-Maulid Nabi

Momentum Dunia Kembali ke Tasawuf

September 27, 2025
Load More

Comments 1

  1. Pingback: Tingkat-tingkat Kewalian - Liputan 9

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gus Yahya

PBNU Respon Rais Am JATMAN yang telah Demisioner dan Teken Sendirian Surat Perpanjangan Kepengurusan

November 26, 2024
Akhmad Said Asrori

Bentuk Badan Hukum Sendiri, PBNU: JATMAN Ingin Keluar Sebagai Banom NU

December 26, 2024
Jatman

Jatman Dibekukan Forum Mursyidin Indonesia (FMI) Dorong PBNU Segera Gelar Muktamar

November 22, 2024
Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

2463
KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

757
KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

141
PNIB

Refleksi Hari Santri dan Sumpah Pemuda, PNIB: Bahaya Medsos dan Game Online sebagai Alat Propaganda 

October 28, 2025
Pagar Nusa

Pagar Nusa Apresiasi Polri atas Kinerja Berantas Narkoba

October 28, 2025
Wali Kekasih Allah

Ciri Wali (Kekasih) Allah: Tidak ada Rasa Takut dan Larut dalam Kesedihan

October 28, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
  • Media Sembilan Nusantara

Copyright © 2024 Liputan9news.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Wisata-Travel
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Dunia Islam
    • Filantropi
    • Amaliah NU
    • Al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Muallaf
    • Sejarah
    • Ngaji Kitab
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Seputar Haji
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Pendidikan
    • Sejarah
    • Buku
    • Tokoh
    • Seni Budaya

Copyright © 2024 Liputan9news.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In