Jakarta, Liputan9 – Agustus merupakan bulan yang cukup bersejarah bagi perjalanan bangsa ini. Gegap gempita menyambut perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-77 sudah mulai terasa di setiap penjuru tanah air.
Kemerdekaan merupakan sebuah tonggak penting dimulainya kehidupan berbangsa dan bernegara yang bebas dari belenggu penjajahan. Saat proklamasi dikumandangkan pada 17 Agustus 1945, saat itu pula bangsa ini menapaki lembaran baru. Sebuah babak baru untuk hidup mandiri, merdeka, serta bebas menentukan nasibnya sendiri sebagai bangsa yang berdaulat. Bangsa yang tidak tunduk dan diatur oleh bangsa lain.
Kemerdekaan pada hakikatnya bukanlah tujuan akhir dari sebuah perjuangan. Ia merupakan jembatan emas menuju apa yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa, yakni menjadi bangsa yang berdaulat, adil, dan makmur.
Generasi penerus memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan cita-cita perjuangan. Bila kita mampu menghayati suasana kebatinan perjuangan dalam merebut kemerdekaan, tentu apa yang kita lakukan saat ini masih jauh dibandingkan dengan perjuangan para pahlawan. Mereka tidak saja rela mengorbankan pikiran, tenaga, harta benda, melainkan juga ikhlas mendarmabaktikan jiwa dan raganya demi ibu pertiwi.
Perjuangan dalam merebut kemerdekaan tentu sangatlah berat. Akan tetapi perjuangan dalam mempertahankan, merawat, serta mengisi kemerdekaan juga tidaklah ringan. Kita memerlukan spirit nasionalisme serta jiwa kenegarawanan agar perjalanan bangsa ini tetap sesuai dengan apa yang dicita-citakan oleh founding fathers bangsa ini.
Jiwa kenegarawanan dibentuk oleh sebuah kesadaran mencintai bangsa dan negara dengan tulus. Pengorbanan yang tidak didasarkan atas harapan akan datangnya pujian, simpati, maupun imbalan yang bersifat materi. Hal yang bersifat materi akan pudar seiring dengan berjalannya waktu, sementara spirit perjuangan akan terus melekat terpatri dalam diri anak bangsa sebagai warisan berharga bagi generasi bangsa ini.
Para pahlawan yang tidak sempat menghirup udara kemerdekaan tentu tidak berharap supaya generasi bangsa ini saling bertikai satu sama lain demi memperebutkan sesuatu yang bersifat materi. Mereka justru bangga jika generasi bangsa ini dapat berkompetisi dalam memberikan kontribusi bagi bangsanya . Berlomba-lomba untuk memberikan dedikasi yang terbaik bagi bangsa dan negara sesuai dengan profesinya masing-masing dalam konteks kekinian.
Dedikasi terbaik dapat diwujudkan dengan memberikan apa yang kita miliki untuk kepentingan bangsa dan negara. Seperti penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi guna memajukan bangsa ini. Mereka dapat mempelopori kaum muda lainnya untuk mampu berinovasi di berbagai bidang kehidupan serta menjauhi miras, narkoba, maupun gerakan yang tidak sejalan dengan nilai-nilai nilai luhur Pancasila. Bila ada tindakan-tindakan yang tidak sejalan dengan falsafah Pancasila yang kita anut, maka bisa dipastikan bahwa nasionalisme telah redup dalam diri kelompok tertentu tersebut.
Bangsa ini diberkahi Tuhan Yang Maha Esa dengan anugrah kemajemukan. Berbagai macam suku, ras, agama, adat istiadat, serta budaya menjadi kekuatan bagi bangsa Indonesia. Ibarat pelangi, ia terlihat indah karena memancarkan coraknya yang warna warni sebagai satu kesatuan. Sebuah potensi berharga yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Kita berkewajiban untuk terus merawatnya agar bangsa ini tetap utuh. Setiap anak bangsa tidak boleh melakukan tindakan yang dapat mencederai semangat persatuan demi kepentingan yang bersifat materi, politik, maupun lainnya. Bangsa ini memerlukan pahlawan dalam konteks kekinian. Peran kaum muda milenial sangat dibutuhkan karena mereka menjadi penyangga utama tegaknya jiwa nasionalisme.
Predikat pahlawan biasanya disematkan untuk orang yang dalam kehidupannya sudah teruji memiliki dedikasi cukup besar bagi negerinya. Mereka sudah selesai dengan urusannya sendiri sehingga waktu dan perhatiannya lebih banyak dicurahkan demi kepentingan bangsa dan negara. Mereka juga tidak lagi tergoda untuk melakukan sesuatu demi kepentingan pribadi maupun golongan.
Kini 77 tahun sudah bangsa ini merdeka. Momentum memperingati hari kemerdekaan, kita perlu terus menyalakan obor perjuangan guna menjaga semangat kepahlawanan dan kebangsaan. Dengan nilai-nilai perjuangan dan semangat berkorban diharapkan generasi bangsa ini dapat mandiri, kreatif, inovatif, dan bermental juara. Generasi dengan mental tangguh yang tidak mudah menyerah dengan setiap tantangan yang dihadapi.
Mencintai Indonesia saat ini dapat diwujudkan dengan menguatkan kembali rasa solidaritas kebangsaan, membangun SDM unggul dengan ilmu pengetahuan dan keahlian, serta memperkokoh watak manusia Indonesia sebagai insan yang santun dan berkarakter. Kita perlu terus menggelorakan nasionalisme kepada generasi bangsa, agar mereka tidak saja mampu menghayati sejarah namun juga mampu menjadi pelaku sejarah bagi bangsanya dengan menorehkan prestasi di berbagai bidang kehidupan.
Oleh: Ma’muri Santoso, Instruktur Nasional Jatman, Alumnus Program Standardisasi Kompetensi Dai Lembaga Dakwah PBNU.