ونقل الشارمساحى المالكى فى اول كتابه نظم الدرر عن النبى صلى الله عليه وسلم قال من عظم العالم فإنما يعظم الله تعالى، ومن تهاون بالعالم فإنما ذلك استخفاف بالله تعالى ورسوله.
Diriwayatkan oleh Al-Syarmasahi Al-Maliki dalam awal kitabnya Nadzm Al-Durar, bahwa Nabi ﷺ bersabda: “Barang siapa yang memuliakan seorang alim (ulama), maka sesungguhnya ia memuliakan Allah Ta’ala. Dan barang siapa yang meremehkan seorang alim, maka sesungguhnya itu merupakan bentuk penghinaan terhadap Allah Ta’ala dan Rasul-Nya.”
وقال على كرم الله وجهه كفى بالعلم شرفا ان يدعيه من لا يحسنه، وكفى بالجهل ذما ان يتبرأ منه من هو فيه
Ali Karamallahu Wajhah berkata: “Cukuplah sebagai bukti kemuliaan bagi ilmu bahwa ia diakui oleh orang yang tidak memilikinya (ilmu), dan cukuplah kebodohan sebagai kehinaan bahwa orang yang punya kebodohan pun berlepas diri darinya.”
وانشد فى معناه :
Lalu ia melantunkan syair dalam makna ini:
كفى شرفا بالعلم دعواه جاهل + ويفرح ان امسى الى العلم ينسب
“Cukuplah kemuliaan bagi ilmu, bahwa orang bodoh pun mengaku memilikinya, Dan ia akan merasa bangga jika dihubungkan dengan ilmu.”
ويكفى خمولا بالجهالة اننى + اراع متى انسب اليه واغضب
“Dan cukup sebagai kehinaan bagi kebodohan, bahwa aku akan gelisah jika disandarkan kepadanya, Bahkan aku akan marah jika dinisbatkan kepadanya.”
وقال ابن الزبير ان ابا بكر كتب الي وانا بالعراق يا بني عليك بالعلم، فانك اذا افتقرت كان مالا، واذا استغنيت كان جمالا.
Ibnu Zubair berkata: “Abu Bakar pernah menulis surat kepadaku saat aku berada di Irak: Wahai anakku, pelajarilah ilmu! Karena jika engkau miskin, maka ilmu akan menjadi hartamu. Dan jika engkau kaya, maka ilmu akan menjadi perhiasanmu.”
وقال وهب بن منبة يتشعب من العلم الشرف وان كان صاحبه دنيأ والعز وان كان مهانا والقرب وان كان قصيا والغنى وان كان فقيرا والمهانة وان كان وضيعا
Wahb bin Munabbih berkata: “Ilmu melahirkan kemuliaan, meskipun pemiliknya rendah kedudukannya. Ilmu mendatangkan kehormatan, meskipun pemiliknya terhina. Ilmu mendekatkan seseorang, meskipun ia jauh. Ilmu membawa kekayaan, meskipun pemiliknya miskin. Dan ilmu mendatangkan wibawa, meskipun ia berasal dari kalangan rendah.”
وانشد فى معناه
Lalu ia melantunkan syair dalam makna ini:
العلم بلغ قوما ذروة الشرف + وصاحب العلم محفوظ من التلف
“Ilmu mengangkat suatu kaum ke puncak kemuliaan, Dan pemilik ilmu terjaga dari kebinasaan.”
يا صاحب العلم مهلا لا تدنسه + بالموبقات فما للعلم من خلف
“Wahai pemilik ilmu, berhati-hatilah, jangan kau nodai, Dengan perbuatan tercela, karena ilmu tak punya pengganti.”
العلم يرفع بيتا لا عماد له + والجهل يهدم بيت العز والشرف
Ilmu menopang rumah tanpa tiang penyangga,
Sedangkan kebodohan meruntuhkan rumah kehormatan dan kemuliaan.”
Agus Amar Suchaemi AlBarbasy (Gus Amar), Alumni IKAHA (UNHASY) Tebuireng Jombang.
Comments 1