Banten, Liputan9 – Maca Syekh atau membaca manaqib tuan syaikh sudah jadi tradisi kita di Nusantara ketika ada selametan, menghadapi gelaran hajatan, atau dapat rizki serta panen padi, semua kegiatan tersebut diawali dengan baca manaqib Kanjeng Syaikh Abdul Qodir Jaelani. Orang tua kita telah mewariskan ini ke kita sebagai sesuatu yang baik dan benar. Ada makna keberkahan yang ingin dicari. Keberkahan bukan materi yang nampak, bukan pula kumpulan mimpi, namun sesuatu yang dirasakan oleh kita menjadi kebahagiaan tersendiri.
Teks tulisannya ada yang dengan Bahasa Arab, ada pula yang menggunakan Pegon, huruf Arab tapi narasinya Jawa. Cara dibacanya bisa dilagu, bisa pula dibaca biasa sesuai selera. Isi manaqib itu adalah riwayat Sultanul Aulia ( rajanya para wali Allah ) Syaikh Abdul Qodir Jaelani, seorang pendiri Tarekat Qodiriyah. Tarekatnya ini tersebar hingga peloksok dunia, dari Barat hingga Timur, dari Utara hingga Selatan. Semacam raksasanya tarekat di dunia.
Kitab Jawahir al-Ma’ani, yang ditulis oleh Syaikh Jauhari Umar Pasuruan Jawa Timur, adalah kitab yang menarasikan kisah perjalanan hidup Tuan Syaikh. Sejak kelahiran, kehidupannya hingga wafatnya.
Abdul Qadir, lahir pada hari Rabu tanggal 1 Ramadan di 470 H atau tahun 1077 M di kota Na’if, Gilan-e Gharb, Gilan, yang terletak di selatan Laut Kaspia yang sekarang menjadi Provinsi Mazandaran di Iran. Ada dua riwayat sehubungan dengan tanggal kelahiran al-Ghauts al-Adhom Syakh Abdul Qodir al-Jailani Amoli. Riwayat pertama yaitu bahwa ia lahir pada 1 Ramadhan 470 H. Riwayat kedua menyatakan Ia lahir pada 2 Ramadhan 470 H. Tampaknya riwayat kedua lebih dipercaya oleh ulama.
Nama Abdul Qadir Jaelani juga dilafalkan Abdul Qadir juga dipanggil sebagai al-Hasani wa’l-Husayni, yang menandakan silsilah beliau baik dari Sayyidina Hasan ibn Sayyidina Ali maupun Sayyidina Husain ibn Sayyidina Ali karrama Allahu wajhah.
Syaikh Abdul Qadir al-Jailani Rahimahullah memiliki pemahaman yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan ilmu-ilmu ma’rifat yang sesuai dengan sunnah. Sepanjang sejarahnya quthub robbani ini telah menulis beberapa kitab, yang menjelaskan beberapa bidang dalam kajian Islam.
Beberapa kitab karya Syaikh Agung Abdul Qadir Jailani, yang jadi rujukan seluruh ulama di dunia, antara lain.
– Tafsir Al Jilani
– al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq,
– Futuhul Ghaib.
– Al-Fath ar-Rabbani
– Jala’ al-Khawathir
– Sirr al-Asrar
– Asror Al Asror
– Malfuzhat
– Khamsata “Asyara Maktuban
– Ar Rasail
– Ad Diwaan
– Sholawat wal Aurod
– Yawaqitul Hikam
– Jalaa al khotir
– Amrul muhkam
Sang Wali Agung wafat pada Jum’at malam Sabtu setelah magrib, pada tanggal 11 Rabiul akhir di daerah Babul Azaj, Baghdad pada 561 H/1166 M.
Kita, muslim yang awam ini ingin sekali ” meminum ” keberkahan dari hikmah dan keramatnya. Kita merasakan ada dahaga abadi dalam jiwa. Dengan kita membaca manaqibnya, paling tidak kerinduan pada kemuliaan beliau telah terobati.
Oleh: KHM. Hamdan Suhaemi, Wakil Ketua PW GP Ansor Banten, Ketua PW Rijalul Ansor Banten, dan Sekretaris Tsani Idaroh Wustho Jatman Provinsi Banten.