Jakarta, LIPUTAN 9 NEWS
Kita kembali menyambut Ramadan dengan sukacita, dengan ikhlas. Puasa Ramadan adalah madrasah jasmani dan ruhani kita sebagai muslim. Melatih dan mengembangkan karakter dan kepribadian yang kuat, teguh, sabar serta welas asih dalam hidup kita.
Seusai pesta demokrasi Pilpres dan Pileg 2024 beberapa waktu lalu, semoga mereka yang merasa tidak puas dan kecewa dengan hasil hajatan rakyat dan para elit itu bisa menahan diri. Semoga tidak membuat kericuhan dan melakukan tindakan anarkis, yang kerapkali mengatasnamakan rakyat, padahal sesungguhnya acapkali karena kepentingan elit tertentu atau kelompok dan golongan. Tak terkecuali para mahasiswa, yang beberapa oknum pimpinan demonstran dan aksi demonstrasi mereka ternyata juga terafiliasi dengan kepentingan tertentu, tidak murni gerakan moral, namun gerakan perpanjangan kepentingan politik.
Jika pun dirasa ada yang tidak benar dan memang menyalahi hukum, tentu diperbolehkan untuk menyampaikan aspirasi dan gugatannya lewat jalur hukum. Bukan dengan mengobarkan hasutan dan menyebarkan hoax yang akan menodai kesucian bulan Ramadan. Semoga di bulan Ramadan, empati dan welas asih kita semakin peka dan terasah. Terhindar dari perbuatan menyebar aib dan kebohongan di media sosial, selalu hati-hati dan bijak membaca berita dan informasi, sehingga kita tidak menjadi korban hoax dan hasutan.
Puasa Ramadan sesungguhnya bisa jadi ajang kreatif di era AI (Artificial Intelligence) dan zaman digital ini atau abad Technology of Things ini. Semisal membuat konten-konten digital media sosial yang positif dan menyebarkan edukasi, juga dakwah yang rahmatan lil alamin, mengedepankan toleransi dan kasih-sayang, bukan yang mengajarkan kebencian terhadap sesama dengan dalih keagamaan. Hal itu sejalan dan senafas dengan seruan fastabiqul khayrat –berlomba dalam kebajikan dan kreativitas yang memberikan dampak positif atau menciptakan suasana dan inspirasi kemaslahatan bagi banyak orang.
Terkait bijak bermedia sosial, ada sebuah anekdot kuno yang relevan. Ribuan tahun silam, di Yunani, seorang warga Athena bertemu dengan Sokrates, dan lalu berkata, “Apakah Anda tahu apa yang telah saya dengar tentang teman Anda?” “Tunggu sebentar,” jawab Sokrates. “Sebelum Anda berbicara kepada saya tentang teman saya, saya ingin Anda mengikuti suatu ujian. Saya menyebutnya Ujian Tiga Saringan.”
“Ujian Tiga Saringan?” “Betul sekali,” ujar Sokrates. “Ada baiknya Anda meluangkan waktu sejenak untuk benar-benar menyaring apa yang akan Anda katakan kepada saya. Itulah mengapa saya menyebutnya Ujian Tiga Saringan. Saringan pertama adalah Kebenaran. Apakah Anda yakin bahwa apa yang akan Anda katakan kepada saya adalah benar?” “Hmm, tidak,” kata pria itu, “sebenarnya saya hanya mendengar saja tentang hal itu.”
“Baiklah,” lanjut Sokrates. “Jadi Anda tidak benar-benar yakin apakah itu benar atau tidak. Sekarang, mari kita coba saringan kedua, yaitu Kebaikan. Apakah yang ingin Anda ceritakan kepada saya tentang teman saya adalah sesuatu hal yang baik?” “Hmmm, tidak, malah sebaliknya!”
“Jadi,” Sokrates melanjutkan, “Anda ingin mengatakan sesuatu yang buruk tentang teman saya, tetapi Anda tidak yakin apakah berita itu benar.” Baiklah, mungkin saja Anda masih bisa lulus ujian terakhir, karena ada satu saringan lagi yang masih tertinggal, yaitu Kegunaan. Apakah hal yang ingin Anda ceritakan tentang teman saya akan berguna dan bermanfaat bagi saya?” “Tidak, saya pikir tidak.” “Baiklah jika demikian,” Sokrates pun menyimpulkan, “Jika apa yang ingin Anda katakan kepada saya itu adalah hal yang tidak benar, tidak baik, bahkan tidak berguna, mengapa Anda harus mengatakannya kepada saya?”
Ajaibnya, anekdot di atas tetap relevan dan kontekstual di zaman kita saat ini yang disebut sebagai era digital. Zaman ketika sebaran informasi makin marak dan merebak, namun banyak menyebarkan ketidakvalidan atau kebohongan, hingga kita justru dituntut untuk menjadi lebih kritis, juga di saat kemajuan tekhnologi malah hanya menghidupkan budaya oral dan melumpuhkan kritisisme.
Ruang-ruang digital atau dunia maya saat ini ternyata juga tak bisa kita anggap remeh, karena sebagaimana telah terbukti dan terjadi, paham-paham intoleran hingga narasi dan wacana kekerasan serta hasutan persekusi disebarkan dan dimassifkan lewat media sosial dan internet, semisal melalui fanpage dan situs-situs sektarian yang dikelola kelompok-kelompok atau kaum-kaum intoleran di dunia yang makin mengglobal dan mendekatkan jarak serta menisbikan batas-batas geografi dan negara sekarang ini.
Tentu bertentangan dengan ruh dan spirit Ramadan bila di bulan Ramadan kita justru menyebarkan intoleransi dan ujaran kebencian, terutama di media sosial atau medsos. Juga bila kita menyebarkan hoax dan hasutan di dunia maya yang akan berdampak pada dunia dan hidup orang lain di dunia nyata sehari-hari kita. Begitu pun kita sudah seyogyanya memiliki kesiapan untuk selalu menyaring dan menalar setiap informasi yang datang dan hadir di media sosial.
Ramadan mengajarkan kita untuk selalu sanggup menahan diri, bersabar. Puasa adalah madrasah dan momentum pelatihan diri kita untuk menjadi pribadi yang peka sekaligus sabar. Belajar menumbuhkan empati dan solidaritas. Kita ditempa selama sebulan penuh untuk bisa merasakan kesulitan dan kesukaran hidup dan keseharian mereka yang kesusahan dengan merasakan lapar. Puasa bukan semata ritual seremonial berkala. Tidak ada hasil yang kita raih bila Ramadan tidak melahirkan kita sebagai pribadi yang meningkat rasa welas asihnya kepada sesama, terutama kepada mereka yang hidupnya kekurangan dan selalu berada dalam keterbatasan.
Ramadan adalah madrasah atau pelatihan jasmani dan ruhani kita untuk menjadi pribadi yang saleh secara individual sekaligus saleh secara sosial. Kesalehan sosial itu diantaranya ketika kita dilatih untuk menjadi peka dan prihatin kepada sesama dengan rasa haus dan lapar. Bahwa haus dan lapar itu akrab dengan mereka yang miskin dan kekurangan. Itulah spirit solidaritas yang diajarkan Ramadan.
Rasa lapar dan haus selama kita menjalankan ibadah puasa Ramadhan, dengan demikian, tak diragukan lagi menyiratkan spirit empati dan simpati kepada orang-orang miskin. Dan itulah sebabnya, kenapa ketika menjelang hari raya Idul Fitri, kita diwajibkan untuk mengeluarkan zakat fitrah, yang salah-satunya diperuntukkan bagi orang-orang yang kurang mampu.
Sejalan dengan nilai dan ajaran solidaritas yang terkandung dalam ibadah puasa di bulan Ramadan itu, nilai dan ajaran yang lain yang terkandung dalam ibadah puasa di bulan Ramadan adalah sikap kita untuk menahan diri dari perilaku konsumtif yang berlebih-lebihan, menghindari diri menjadi orang-orang yang musrifin alias kebiasaan bersikap mubajir. Dengan kata lain, nilai dan spirit Ramadan salah-satunya adalah mengerem sikap konsumerisme kita yang terlampau berlebihan di saat banyak saudara-saudara kita yang mengalami kekurangan dalam hidup mereka.
Secara ruhaniah, puasa merupakan perjalanan manusia menuju ke fitrahnya sebagai makhluk yang dilahirkan dalam keadaan bersih, suci tanpa dosa. Puasa adalah mudik menuju esensi kejernihan ruhaniah manusia.
Adapun secara bahasa, mudik biasanya diartikan sebagai ‘pulang kampung’ atau kembali ke kampung halaman. Kata mudik ini mengisyaratkan kepada kita bahwa mereka yang pulang kampung adalah orang-orang yang telah meninggalkan kampung halaman atau tanah kelahirannya, misalnya demi bekerja (atau mencari kerja) di kota Jakarta dan di kota-kota lainnya.
Biasanya mudik ini dilakukan menjelang lebaran atau di saat lebaran, utamanya menjelang hari raya ‘Idul Fitri atau beberapa hari selepas ‘Idul Fitri, untuk melakukan ajang silaturahmi dengan orang tua atau sanak keluarga di kampung halaman. Sehingga kosa-kata ‘mudik’ ini lekat sekali dengan terminologi urban atau di kalangan orang-orang yang melakukan migrasi dan urbanisasi. Tapi mudik juga bisa diartikan sebagai hijrahnya manusia dari keburukan menuju kebaikan dan ketercerahan. Dari kemerosotan menuju kemajuan. Kembali ke hal hal yang fitri, Iedul fitri.
Begitulah, secara semantik dan simbolik, ada kesamaan arti dan makna lahir dan arti tersembunyi antara kata ‘mudik’ dengan ‘Idul Fitri. Bila mudik adalah kembali atau pulang ke (menuju) kampung halaman di mana kita dulunya berasal dan dilahirkan, maka ‘Idul Fitri artinya kembali atau ‘pulang’ ke (menuju) fitrah kita di mana kita saat dilahirkan yang tanpa noda dan cela. Tentu saja, dalam konteks dan koherensinya dengan spirit bulan Ramadhan itu sendiri, di mana (kaum muslim) yang berhasil kembali atau pulang atau hijrah menuju fitrah-nya adalah mereka yang lulus selama menjalani madrasah Ramadan.
Sulaiman Djaya, penyair di Kubah Budaya
Hey there! Would you mind if I share your blog with mmy myspace group?
There’s a lot of people that I think would really appreciate your content.
Plesase let me know. Many thanks https://www.Waste-Ndc.pro/community/profile/tressa79906983/
Стильные советы по подбору необычных образов на любой день.
Мнения стилистов, события, все показы и шоу.
https://usa.life/read-blog/68066
Стильные заметки по подбору отличных луков на каждый день.
Статьи профессионалов, новости, все показы и мероприятия.
https://omskdaily.ru/news/2024-09-20-10-samyh-vliyatelnyh-dizaynerov-2024-goda-trendsettery-kotorye-izmenyayut-modu/
Стильные заметки по созданию стильных луков на любой день.
Обзоры экспертов, события, все дропы и мероприятия.
https://metamoda.ru/moda/599-doja-cat-vyzvala-bezumie-v-tope-i-yubke-iz-pishchevoy-plenki-s-rezhisserom-vetements-guram-gvasalia/
Welcome to the Patek Philippe Exclusive Web Store, where craftsmanship meets innovation. Renowned for timeless elegance and precision, Patek Philippe offers an exclusive selection of its iconic timepieces.
Whether you are looking for a traditional model like the Aquanaut, or a statement piece from the Grand Complications collection, our online store makes it easy to explore and order your next watch.
https://patek.superpodium.com/
Бренд Balenciaga — это знаменитый французский модный бренд, основывающийся своим инновационным стилем. Основанный в 1919 году легендарным модельером Кристобалем Баленсиагой, он быстро стал влиятельным игроком на модной арене. Сегодня Balenciaga отличается своими уникальными изделиями, которые ломают стереотипы.
https://balenciaga.metamoda.ru
На данной платформе вы можете приобрести изделия бренда знаменитого бренда Loro Piana. Каталог товаров включает эксклюзивные товары, производимые с применением лучших материалов и традиционного мастерства. Познакомьтесь с мир изысканности и качества, который предлагает бренд Loro Piana.
https://loropiana.whitezorro.ru
В нашем онлайн-магазине вы можете купить стильные сумки Balenciaga. Большой выбор моделей для любого стиля. Модели Balenciaga доступны к заказу по доступным ценам.
Купить сумку Balenciaga