Jatim, LIPUTAN9.ID – Memeriahkan peringatan hari kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia, untuk pertama kalinya Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan menggelar kejuaraan sepakbola yang akan diikuti 17 tim. Tim-tim itu mewakili daerah atau kompleks asrama pemukiman santri di pesantren ini.
Kick off, Kompetisi internal santri ‘Sidogiri Cup’ ini sudah dimulai Kamis (10/8/2023) kemarin. Sementara dan babak final digelar pada Jum’at, 18 Agustus 2023, sore hari ini.
Kejuaraan sepakbola ini menjadi agenda baru melengkapi cabang kegiatan peringatan proklamasi yang rutin digelar di pesantren berusia 278 tahun ini. Termasuk upacara bendera yang diikuti secara massal oleh lebih 15 ribu santri.
Ketua Panitia Sidogiri Cup, Ali Ahmad menjelaskan dalam turnamen ini setiap daerah atau asrama santri akan mengirimkan tim berkekuatan 23 pemain inti dan cadang, serta 2 official yang semuanya diambilkan dari santri Aliyah atau Kuliah Syariah.
“Agak berbeda dengan kejuaraan umumnya, pergantian pemain tidak dibatasi, mengingat keterbatasan fisik santri serta alasan belum terbiasa bermain di lapangan besar,” tambah Ali.
Pada awalnya, lanjut Ali, Sidogiri Cup akan menggunakan sistem kempetisi penuh sebagaimana dalam liga sepakbola. Tetapi mengingat waktu yang terbatas, akhirnya memakai babak penyisihan, semi final dan final.
Ali juga menjelaskan penentuan 4 tim terbaik di babak final memakai sistem head to head, selisih gol, jumlah kebobolan, akumulasi kartu, serta kondusivitas suporter.
“Semua properti sudah mencapai tahap penyempurnaan. Kejuaraan ini akan kami bentuk se-profesional mungkin, seperti wasit, hakim garis, dan peraturan di dalam lapangan,” tambah Staf Sekretaris I PPS ini.
Kick Off atau Laga pembuka mempertandingkan Tim Kesebelasan Daerah R melawan tim Daerah A. Dilanjut dengan Daerah K versus Daerah F. Tiap harinya, akan ada dua pertandingan dengan waktu 35 menit per babak, dan jeda waktu dengan pertandingan berikutnya adalah 10 menit.
“Turnamen sepak bola ini untuk pertama kali gelar, sebagai amanah dari Wakil Ketua Umum PPS sekaligus Sekretaris Jenderal Majelis Keluarga, Mas D. Nawawy Sadoellah,” ungkapnya.
Seperti diketahui, Pondok Pesantren Sidogiri Didirikan oleh Sayyid Sulaiman pada tahun 1745 M atau 1158 H dengan tujuan untuk mencetak santri menjadi ibadillah as-Shalihin. Sidogiri termasuk salah satu pesantran terbesar di Indonesia, menjadi lembaga pendidikan salaf yang fokus pada pembekalan akidah, syariah, dan akhlak ala Ahlussunnah wal Jamaah.
Saat ini Sidogiri memiliki 17 daerah pemukiman santri, diberi nama abjad alfanetik dari A sampai P, dan Z. Secara umum, Daerah santri ini terbagi menjadi dua: Daerah Khusus dan Daerah reguler.
Daerah khusus meliputi Daerah A (khusus peserta Tahfiz al-Qur’an), Daerah M (khusus murid-murid Idadiyah yang berumur 12 tahun ke bawah), Daerah L (khusus murid-murid Idadiyah yang berumur 13 tahun ke atas), Daerah K dan B (khusus bahasa Arab dan Inggris), Daerah J dan N adalah daerah lanjutan dari Madrasah Idadiyah, Daerah O khusus tahfîzh mutûn (Nazham Alfiyah, ‘Imrithî, dan Maqshûd), Daerah C-15 sampai C-28 tahfiz hadis dan Daerah Z khusus santri yang menjadi petugas di Kopontren Sidogiri. (Red)