A. Muqadimah
Akhir-akhir ini banyak paranormal terkenal, sebut saja Mama Lorenz, Ki Gendeng, Joko Bodo, Ki Kusumo, dll, banyak menghiasi media cetak dan elektronik. Mereka tidak henti-henti diminta atau tidak pun, meramal kehidupan dan kejadian alam baik lokal, nasional, bahkan tingkat internasional. Acara seperti ini banyak ditunggu-tunggu oleh masyarakat umum, sehingga ini menjadi gaya hidup tersendiri yaitu mulai mempercayai ramalan-ramalan yang tidak pasti dan masyarakat lebih mengenal tahun Masehi pergantian tahun sangat antusias dan meriah dengan diisi kegiatan-kegiatan ‘wah’ ketimbang pergantian tahun baru Islam tahun Hijriyah yang disambut dengan ‘cih’ alias biasa-biasa saja.
Kalau di tahun masehi ada Mama Lorenz dll yang meramal sesuai yang tidak pasti, maka di tahun Hijriyah ada Nabi Muhammad SAW., tentunya beliau bukan seorang peramal karena peramal menduga sesuatu yang tidak pasti, tapi Muhammad SAW. adalah seorang futurist ahli untuk kejadian-kejadian yang akan terjadi di masa yang akan datang dan sesuatu itu pasti terjadi.
Artikel terkait:
Hijriyah Sebagai Kalender Islam Internasional
Hikmah Haji: Sekali Haji Mabrur Sepanjang Hayat
B. Profil Nabi Muhammad yang Futurist
Nabi Muhammad SAW. adalah Rasul terakhir penutup para nabi. Walaupun diutus terakhir namun ajaran/risalah beliau menjadi penyempurna risalah para nabi yang terdahulu. Sebagimana pernyataan Allah dalam Al-Qur’an.
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
Artinya:“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”. (Q.S. al-Maidah: 3)
Walaupun Nabi Muhammad SAW. adalah nabi terakhir penutup para nabi, namun beliau disiapkan oleh Allah sebagai Uswatun Hasanah, contoh yang baik bagi umatnya, sebagaimana yang digambarkan Allah dalam al-Qur’an;
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya:“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (Q.S. al-Ahzab: 21)
Bahkan dijadikan oleh Allah sebagai Rahmatan Lil Alamin, sebagaimana pengakuan Allah dalam Al’Qur’an.
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Artinya:“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat semesta alam” (Q.S. al-Anbiya: 107)
Semua keterangan itu adalah benar dan nyata adanya, bukan hanya sebagai uswah hasanah dalam aspek kehidupan akhirat saja, tetapi seluruh aspek kehidupan dunia. Rahmatan Lil Alamin baik kehidupan dunia masa lalu, masa kini, bahkan masa yang akan datang.
Nabi Muhammad SAW. adalah seorang sejarawan. Berbekal wahyu dari Allah, beliau mampu mengungkap sejarah kisah-kisah dan kejadian masa lalu. Sebagai bukti dalam Surah Al-Fatihah Allah melalui nabi-Nya mengisahkan orang-orang terdahulu yang dibenci dan diberi nikmat oleh Allah.
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
Artinya:“(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan rahmat kepada mereka: bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat” (Q.S. al-Fatihah: 7)
Bahkan beliau, Nabi Muhammad SAW., adalah seorang Futuris, yang menggambarkan kejadian-kejadian yang akan datang dan pasti adanya, seperti berita-berita kematian, hari kiamat, kenikmatan surga, siksa neraka, dll bahkan termasuk kehidupan manusia yang lainnya.
Salah satu pernyataan Futuristik Nabi Muhammad SAW. tentang kehidupan manusia adalah sebagai hadis.
بدأ الاسلام غريبا وسيعود كما بدأغريبا
Artinya:“Islam datang pertama “sesuatu yang asing” dan nanti akan kembali menjadi “sesuatu yang asing”.
Dalam hadis ini nabi mengungkapkan sesuatu yang akan datang atau akan terjadi. Mari kita teliti apakah sudah terjadi saat ini?
Islam pertama dibawa ke tangan orang yang menyembah berhala, membunuh anak perempuan, minum minuman keras menjadi kebiasaan, judi menjadi mata pencaharian, membunuh menjadi kebiasaan dan kekuasaan. Membawa aturan yang benar menjadi asing di tengah-tengah orang kafir Quraisy.
Akhirnya Islam sampai sekarang kita jalani. Namun, lambat laun simbol-simbol Islam telah dilupakan, contoh kecil tahun Hijriyah, perhitungan masa baligh dan pernikahan sudah tidak popular lagi, bahkan asing. Lebih dari itu, mereka mendewakan semen leven, yaitu hidup bersama tanpa ikatan pernikahan. Perceraian yang dibesarkan di mass media, baik cetak maupun elektronik. Padahal perceraian meskipun halal namun dibenci agama, dan seharusnya ditutupi. Hal ini menjadi asing saat ini.
Dengan tahun baru Hijriyah, mudah-mudahan kita Hijrah dari kesalahan sosial kepada kesalehan sosial dan kesalehan sosial dan kesuksesan yang berorientasi pada kehidupan akhirat yang kekal abadi. Amin.
Dr. KH. Kurnali Sobandi, MM., (Wakil Katib Syuriyah PWNU Jawa Barat/ Pengasuh Pesantren Barokah Darurrohman Sukawangi Bekasi)
Comments 1