Jakarta, LIPUTAN 9 NEWS
Dulu hidup jadi gelandangan, kini bule dengan wajah penuh tato ini berubah menjadi agamis semenjak memeluk agama Islam alias mualaf. Kini penampilan bule tersebut menjadi sorotan publik semenjak memeluk ajaran Nabi Muhammad SAW.
Jauh sebelum jadi mualaf, hidup bule ini dilingkupi masalah yang membuatnya hilang arah hingga terpuruk dalam jangka waktu yang lama. Banyaknya problematika dalam hidup membuat bule tersebut merasa tersesat dan membutuhkan penuntun menuju jalan kebaikan.
Bertekad untuk memperbaiki diri, pria tersebut lantas mengenal ajaran Islam dan semenjak itu, dirasanya hidupnya kini menjadi lebih tertata dan penuh kedamaian. Kini kisah perjalanan bule tersebut mampu menginsipirasi sebagian publik dunia.
Lantas, siapakah bule yang dimaksud?
Dia adalah Joseph Johnson, pria dengan wajah penuh tato asal Inggris. Semenjak menjadi mualaf, Joseph Johnson kini mengganti namanya menjadi Ibo. Dijelaskan olehnya, Ibo merupakan kependekan dari Ibrahim.
Kini, sosok Ibo atau Joseph Johnson ini mendadak viral terlebih lagi saat diundang menjadi bintang tamu di akun YouTube Cerita Untungs.
Kepada Arie Untung, Ibo membagikan kisah perjuangannya ketika memutuskan masuk Islam. Sebelum masuk Islam, Ibo mengaku menghadapi kehidupan yang sulit tanpa tempat tinggal dan harapan. Dengan tubuh penuh tato, ia terpaksa mencuri untuk bertahan hidup.
Namun kini ia telah menemukan kedamaian dan tujuan hidupnya melalui Islam. Joseph Johnson lahir sebagai seorang Kristiani yang taat hingga umur 23 tahun.
Ia mualaf dan mengganti nama menjadi Fatih Ibrahim yang kini disapa Ibo. Ibo atau Ibrahim sempat viral di berbagai Instagram luar negeri yang menyoroti wajah dan tubuhnya yang penuh tato ketika melaksanakan ibadah umrah.
Dalam kanal YouTube Cerita Untung, Ibo menceritakan perjalanan hidupnya menemui Islam. Berdasarkan pengakuan Ibo, ia begitu tersesat sebelum mengenal Islam.
Bahkan ia mengikuti pergaulan orang-orang dengan memakai narkoba. Kemudian, setelah mengenal Islam, ia mengaku menjadi orang yang lebih baik.
“Seperti pada umumnya, saya memiliki struktur dalam hidup. Saya memiliki tujuan dan arah, Islam adalah hal terbaik yang pernah terjadi pada saya,” kata Ibo dalam bahasa Inggris.
Ibo menceritakan sosok yang mengenalkannya pada Islam. Rupanya, keluarganya yang mengenalkannya karena saudaranya menikah dengan seorang muslim.
“Awalnya keluarga, sepupu dan bibi, mereka masuk islam pada 2011. Mereka menikah suaminya dari negara Kurdistan (Irak). Jadi itulah wawasan pertama yang saya dapatkan tentang islam,” jelasnya.
Kemudian, Ibo menjelaskan pengalaman hidupnya hingga mengenal Islam. Hal ini bermula ketika ayahnya meninggal dunia, Ibo mengaku sangat terpukul dan hilang arah.
“Tahun 2015 ayah saya meninggal dunia, saya sangat kehilangan. Saya membutuhkan arah dan tujuan karena saya butuh bantuan, saya butuh bantuan dari ayah,” ujar Ibo.
Sepeninggalan ayahnya, Ibo menjadi tak percaya dengan Tuhan. Meski sudah berusaha ibadah ke gereja, namun ia merasa tetap kosong dan tak ada komunikasi dari hati dengan Tuhannya.
“Saya tidak percaya dengan Tritunggal Maha Kudus, saya tidak percaya Yesus adalah Tuhan, kemudian saya tidak percaya dengan Tuhan,” ungkapnya.
Ia mengaku sempat menjadi tunawisma sepeninggal sang ayah. Lantaran tak mengerti cara menyewa rumah, ia terpaksa hidup di jalan.
“Saya tidur di jalanan, rumah saya dijual ketika saya masih sangat muda. Saya tidak mengerti tentang hipotek dan sewa atau seperti asuransi dan sebagainya.” jelas Ibo.
“Karena saya tidak tahu tentang hal-hal ini, saya sangat tidak siap pada saat itu,” kata Ibo.
Ketika dia tidur di depan restoran cepat saji di pinggir jalan, tiba-tiba datang seorang pria Pakistan dan bertanya soal keadaannya yang saat itu sudah putus asa dengan kehidupannya.
Bak sebuah keajaiban, Ibo mengaku selalu bertemu dengan orang-orang Muslim yang baik. Hal ini berdampak ke rasa penasarannya, ia sampai menonton dakwah dari YouTube untuk mengenal Islam.
“Ali Dawah, Hamza yang berada di Malaysia sekarang. Dr Zakir Naik, Mufti Menk.
Mereka yang mengajari saya mengapa Islam adalah agama yang benar,” terangnya.
Ia mengaku tak pernah mendapat kebaikan seperti yang dilakukan pria Pakistan itu. Meski banyak orang disekelilingnya menganggap orang-orang Muslim sebagai penjahat, namun kenyataan yang dia alami berbeda.
“Di tempat saya berasal, saya diberitahu bahwa mereka (Islam) adalah orang jahat, propaganda dari sosial media. Tapi dari pengalaman saya, mereka adalah orang-orang yang paling baik hati,” ungkapnya.
“Saya tidak pernah mengalami persaudaraan dan kesetiaan seperti itu. Dia tidak menginginkan imbalan apapun, dia bahkan tidak menyebutkan apa-apa tentang Islam,” sambungnya.
Ibo merasa diselamatkan oleh Allah SWT ditengah kesulitan hidupnya. Bahkan saat pertama kali ke Turki dan mendengar gema adzan, hati Ibo merasa tersentuh dan berniat mengenal Islam.
“Saya ingat waktu pertama kali ke Turki dan mendengar adzan tahun 2015 setelah ayah saya meninggal. Kemudian sesuatu tentang Quran bergema di dalam diri saya itu adalah suara yang paling indah.” ujarnya.
“Saya belum pernah mendengar itu diputar di speaker, saya belum pernah mendengar Al Quran dalam hidup saya,” kata Ibo.
Singkat cerita, Ibo akhirnya memutuskan menjadi seorang mualaf setelah bertemu dengan pria Pakistan yang telah menolong dan memberinya tempat tinggal disaat susah.
“Saya akhirnya belajar tentang Islam dan bertanya kepadanya, dan mereka mengajari saya tentang Al Quran, dan Muhammad Rasulullah, dan singkat cerita saya akhirnya bersyahadat,” pungkasnya.
Kini, Ibo turut berusaha menyebarkan ajaran kebaikan dalam Islam.
Editor: Hamdi Zatnika
Sumber: Tribunnewsmaker.com