Madinah, LIPTAN 9 NEWS
Pada masa Rasulullah, seantero Raudhah itu sajalah keluasan Masjid Nabawi. Sementara luas wilayah Masjid Nabawi saat ini mencakupi seluruh wilayah Madinah pada masa Rasulullah.
Masjid itu langsung dibangun begitu Rasulullah tiba dari Makkah setelah terlebih dahulu berdiam di Quba. Para penulis awal Sirah Nabawiyah menuturkan, pada akhir pertengahan 622 Masehi, Rasulullah tiba di Madinah.
Sekitar seratus orang mendampinginya kala itu. Sebagian dari Bani ‘Amr yang merupakan penduduk Quba. Sementara di kanan-kiri Rasulullah berbaris pria-pria suku Khazraj dan Aws yang dulunya kerap saling berperang. Kini, dengan pakaian perang dan pedang terhunus mereka bersama-sama mengawal Rasulullah memasuki Yatsrib, nama wilayah tersebut kala itu.
Ribuan lelaki-perempuan segala umur menyambut kedatangan Rasulullah kala itu. Berbaris membuka jalan bagi rombongan. “Selamat datang wahai Rasulullah!” teriak mereka berkali-kali.
Tawaran agar Rasulullah mampir ke rumah mereka datang bertubi-tubi. Sementara Rasulullah menyerahkan pada Qaswa, untanya, untuk menentukan lokasi berhenti.
Pada jaman Umar bin Khottab ra. Diganti dengan batu bata, Karena kayu telah makan rayap. Sementara, Tiang tiang pada jaman Nabi SAW yg ada di raudhah posisinya masih sama sampai sekarang.
Dulu para sahabat sering bersandar di masing masing tiang tersebut. Bahkan mereka menandai tiang yang sering turun ayat dan turunya jibril.
Diketahui, tinggi tiang ketika itu 3.5 meter dan Jumlah tiang pada jaman Nabi SAW 35 buah lalu pada jaman Umar ditambah 45 buah. Selanjutnya, baru pada masa Utsman bin Affan ra. Tiang tiang tersebut dihiasi potongan besi dan ditambah menjadi 55 tiang.
Tiang-tiang tersebut diberi nama diantaranya tiang Aisyah, tiang wufud, tiang taubat, tiang abu lubabah, tiang mukhalah, tiang Sariir, tiang murabatul Qabr.
Keutamaan Masjid Nabawi
Masjid Nabawi menjadi salah satu masjid yang paling banyak dikunjungi di dunia selain Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa. Masjid Nabawi yang megah selalu dipadati oleh jemaah baik di musim haji maupun bukan musim haji.
Banyak muslim yang berbondong-bondong mendirikan sholat di Masjid Nabawi karena memiliki banyak keutamaaan. Selain itu, melakukan kegiatan di masjid juga merupakan amalan yang dianjurkan Allah SWT.
Allah telah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk menghidupkan masjid-masjid dengan berbagai ibadah dan amalan sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surat At Taubah ayat 18;
اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ
Artinya: Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.
Selain itu. disebutkan bahwa sholat di Masjid Nabawi sama halnya dengan seribu kali sholat di tempat lain. Keutamaan tersebut dilandasi oleh hadits Nabi SAW yang berbunyi:
صلاة في مسجدي أفضل من ألف صلاة فيما سواه من المساجد إلا مسجد مكة
Artinya: “Satu sholat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih afdal seribu kali daripada sholat di tempat lain, kecuali di Masjidil Haram.” (Muttafaq ‘alaih).
Masjid Nabawi adalah salah satu dari tiga masjid yg sangat dianjurkan untuk dikunjungi, selain Masjidil haram dan masjidil aqsha.
Raudhah
Salah satu tempat yang dimuliakan tersebut dikenal dengan Raudhah, sebuah tempat seluas sekitar 330 M persegi yang tidak pernah dilewatkan oleh setiap jemaah haji atau umrah yang berziarah ke Masjid Nabawi. Raudhah secara bahasa berarti kebun atau taman.
Raudhah diberi julukan sebagai ‘salah satu taman surga’ menurut para ulama. Sebutan tersebut menandakan betapa istimewanya Masjid Nabawi. Sebab Raudhah menjadi istimewa karena Rasulullah banyak berjalan dari rumah ke masjid untuk beribadah, khususnya sholat.
Di situ juga Rasulullah sering menyampaikan ilmu, berzikir, dan melaksanakan amal shalih lainnya. Oleh karena itu seseorang yang berkunjung ke Masjid Nabawi disunnahkan untuk melaksanakan sholat di sana.
Masjid Nabawi dijadikan sebagai pusat membangun peradaban (Isalmic center) oleh Nabi SAW. Masjid Nabawi adalah masjid terakhir yg dibangun oleh seorang Nabi karena Beliau Nabi terakhir.
Sholat Arba’in
Keutamaan lainnya sholat di Masjid Nabawi tercantum dalam hadits berikut ini:
مَنْ صَلَّى فِيْ مَسْجِدِيْ أَرْبَعِيْنَ صَلَاةً لَا تَفُوْتُهُ صَلَاةٌ كُتِبَ لَهُ بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ وَ بَرَاءَةٌ مِنَ الْعَذَابِ وَ بَرِيْءٌ مِنَ النِّفَاقِ
Artinya: “Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Siapa yang sholat di Masjidku ini empat puluh sholat yang tidak tertinggal satu sholat pun (berturut-turut) maka ia akan bersih (terlepas) dari siksa neraka, lepas dari azab, dan bersih dari kemunafikan.'” (HR Ahmad).
Berdasarkan hadits tersebut muncul istilah Arba’in yakni ’empat puluh waktu’ di Masjid Nabawi. Hampir seluruh jemaah haji yang berasal dari Indonesia berusaha untuk mendapatkan Arba’in di Masjid Nabawi.
Meski demikian, sholat Arba’in tidak tergolong ke dalam syarat ataupun rukun haji. Jemaah haji yang dalam kondisi lemah, lansia, dan sakit, tidak disarankan memaksakan diri untuk melakukan sholat Arba’in di Masjid Nabawi.
Keutamaan Masjid Nabwi yang lain adalah orang yg belajar di dalam masjid Nabaqi seperti jihad fi sabilillah. Sebagaimana hadist nabi yang berbunyi “Barangsiapa yang memasuki masjid kami ini (Masjid Nabawi) untuk mempelajari kebaikan atau mengajarinya, maka ia seperti mujahid fi sabilillah. Dan Barangsiapa yang memasukinya bukan dengan tujuan tersebut, maka ia seperti sedang melihat sesuatu yang bukan miliknya (HR. Ibnu Hibban).
Lebih lanjut, Kesunahan ziarah ke masjid Nabawi sepanjang tahun. Sekaligus, Berziarah ke Makam Nabi SAW dengan mengucapkan salam, niscaya beliau akan menjawabnya. Salam juga kepada Abu bakar umar dan ziarah ke makam Baqi. (ASR)