Makkah, LIPUTAN 9 NEWS
Tiga kata kunci, Jika kita bisa, insyaallah haji kita sukses, yaitu: Sabar, istighfar, dan ikhlas. (KH. Moch. Bukhori Muslim)
Saat ini Masjidil Haram Semakin Padat, apa yang harus kita lakukan?
Pertama, sebagai tamu Allah harus memiliki jiwa yang sabar selama berhaji, dan juga diluar ibadah haji. Kita harus sabar terhadap apapun, siapapun dan dalam keadaan bagaimanapun. Kesabaran akan membantu anda untuk mendapatkan kenyamanan dan kekhusyukan dalam beribadah haji. Orang berhaji banyak hal yang harus dihadapi dengan sabar.
Seperti cuaca sangat panas harus sabar. Seperti antri makan, antri masuk masjid, antri toilet, antri lift, antri bis, berdesak-desakan. Di kamar ada yang suka AC dan yang tidak tahan AC, ada tertib kebersihan ada juga yg tidak peduli kebersihan dan kerapian. Ada yg tidur ngorok dan lain lain. Belum lagi perlakuan orang lain kepada kita yang tidak mengenakan. Semuanya harus dihadapi dan diterima dengan sabar. Laa Taghdhab, jangan marah!!! Senyum saja. Harus sabar…sabar…dan sabar. Dengan sabar, hati akan tenang, tenang, nyaman. Sehingga semua yang dihadapi akan nampak indah dan membahagiakan selama berhaji.
Kedua, Perbanyaklah beristighfar, mohon ampun kepada Allah , Papun perasaan anda. Banyak baca istighfar. Jangan merasa lebih tahu, janagn merasa lebih pintar, jangan merasa lebih pengalaman dan jangan menganggap remeh sesuatu, jika anda diberi nasehat kemudian “ngeyel”, misalnya ada yang mengatakan: “Pak, jangan lewat sana, lewat sini saja.” Kemudian Anda jawab: “Lewat sini saja, lebih dekat, jangan kuatir saya sudah sering ke sini.”
Kemudian, lihat apa yang akan terjadi, ternyata Allah membuatnya bingung tidak tahu jalan, maka segeralah membaca istighfar. Atau misalnya ada ibu yang bilang kepada suaminya “Pak antar dong” Dijawab suaminya: “males ah.” Kemudian Suami tersebut sakit, maka segeralah beristighfar, dan lain sebagainya.
Ketiga, kita harus paksa untuk ikhlas. Apapun yang anda lakukan dalam beribadah, membantu orang lain dan aktifitas-aktifitas lainya harus dilakukan dengan ikhlas hanya mengharap ridha dari Allah SWT. Sebagai pimpinan harus ikhlas, sebagai karom harus ikhlas, sebagai Karu harus ikhlas, sebagai tenaga kesehatan harus ikhlas sebagai jama’ah harus ikhlas, dan sebagai diri sendiri (individu) juga harus ikhlas.
Jadi, Jangan berharap pujian atau maksud-maksud tertentu lainnya dalam melakukan sesuatu. Karena syarat diterimanya amal seorang hamba oleh Allah SWT adalah harus dilakukan dengan ikhlas.
Semoga tiga amalan ini bisa menambah persiapan haji kita. Semoga dapat haji mabrur.
Dr. KH. Moch. Bukhori Muslim, Dosen Fakultas Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
























