Bogor, LIPUTAN 9 NEWS
Ada beberapa persyaratan karakter ulama yang dapat menjadi pegangan agar wibawa ulama tidak redup ditengah badai komplik. Jika mengulik dari kriteria keulamaan mungkin tidak berlebihan gelar keulamaan zaman sekarang tidak layak disematkan untuk habib klan Ba’Alwi. Meskipun kita tidak menafikan dari kalangan habib klan Ba’Alwi ada yang berilmu namun sangat sedikit sekali. Jika ada dari kalangan habib klan Ba’Alwi yang berilmu dipastikan akan diam dalam menjawab tesis Kiai Imadudin yang mempertanyakan nasab klan Ba’Alwi yang bersambung ke Ubaedillah tapi terputus ke Rasulallah.
Dizaman sekarang kami katakan sangat sedikit sekali habib klan Ba’Alwi yang dikatakan Ulama karena mayoritas dari kalangan mereka dalam berdakwah bukan menyampaikan ilmu dari sumber-sumber kitab yang bersambung ke ulama-ulama hingga ke ulama madzhab. Akan tetapi yang mereka bicarakan dalam dakwahnya selalu menyampaikan tentang doktrin kemuliaan nasab mereka saja yang belum jelas bukti dan datanya; bilamana dakwah mereka menyisipkan nasehat ilmu selalu dikaitkan dengan pendapat ulama kalangan mereka bukan dikuatkan dari pendapat ulama diluar klan mereka, ini yang mencurigakan umat. Apa benar mereka ulama yang menjadi pewaris Nabi?.
Ulama
Ada beberapa ciri sifat keulamaan, yaitu:
1. Tidak miskin Literasi sebagai pengemban sifat Fathonah para Nabi.
حَقٌّ عَلَى الْعَاقِلِ أنْ يَكُوْنَ عَارِفًا بِزَمَانِهِ حَافِظًا لِلِسَانِهِ مُقْبِلًا عَلَى شَأْنِهِ
Artinya: “Orang yang berakal, hendaknya bisa menjadi pribadi yang mengenal zaman, menjaga lisan, bertindak sesuai keadaan.”
Dalam Al-Qur’an surah al-An’am ayat 83 ditegaskan :
وَتِلْكَ حُجَّتُنَا أَتَيْنَهَا إِبْرَهِيمَ عَلَى قَوْمِهِ تَرْفَعُ دَرَجْتٍ مَنْ نَّشَاءُ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيم عَلِيمٌ
Artinya: “Dan Itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui.”
2. Tabligh.
Sifat Tabligh (penyampai) yang menjadi karakter ulama bahwa menyampaikan pesan moral kepada umat hanya bertujuan untuk semata-mata memberikan pencerahan kepada umat bukan memberi pembodohan kepada umat walaupun resiko yang akan dihadapi sangat banyak, ulama tidak ada sedikitpun rasa putus asa apalagi takut “qulil Haq walau kaana muron” : artinya ucapkanlah kebenaran walaupun terasa pahit.
Dalam Al-Qur’an surah al-Ahzab ayat 39, Allah SWT berfirman:
الَّذِينَ يُبَلِّغُوْنَ رِسُلْتِ اللَّهِ وَيَخْشَوْنَهُ وَلَا يَخْشَوْنَ أَحَدًا إِلَّا اللَّهُ وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيبًا
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.”
3. Khosyyah.
Didalam Al-Qur’an sifat ulama yang lebih spesifik adanya rasa takut hanya kepada Allah, sehingga dg hanya takut kepada Allah dimunculkan sifat keberanian didalam dirinya:
(إنما يخشى الله من عباده العلماء إن الله عزيز غفور ).
“Hanya saja yg takut kepada Allah dari hamba-hambanya adalah para ulama, sesungguhnya Allah maha gagah dan maha pengampun.
وعن ابن مسعود ، رضي الله عنه ، أنه قال : ليس العلم عن كثرة الحديث ، ولكن العلم عن كثرة الخشية.
Artinya: “Dari Ibnu Mas’ud RA, sesungguhnya ia berkata tidaklah dikatakan banyak ilmu dari banyak pengetahuan tentang hadits, tetapi dikatakan berilmu karena banyaknya rasa takut”
وقال أحمد بن صالح المصري ، عن ابن وهب ، عن مالك قال : إن العلم ليس بكثرة الرواية ، وإنما العلم نور يجعله الله في القلب
Artinya: “Dan berkata Ahmad bin Sholeh al-misri dari ibn Wahab dari Malik, ia berkata : Bahwasanya ilmu itu cahaya yang diberikan Allah di dalam hati”.
Dajjal
Dajjal Mengajarkan Mistisisme dan Membuat Onar dengan memutarbalikan Fakta
Sirah Nabawiyah Umat Muslim—Ahlusunnah wal Jamaah- wajib mengimani kedatangan Dajjal di akhir zaman nanti. Bahwa setiap nabi yang diutus Allah pasti mengingatkan kaumnya terhadap Dajjal, termasuk dirinya sebagai nabi terakhir. “Dajjal pasti akan muncul di tengah kalian,” tegas Nabi. Kata Nabi, dirinya akan menjadi pelindung bagi setiap Muslim manakala Dajjal muncul pada zamannya. Namun, jika Dajjal datang setelah Nabi wafat maka setiap Muslim menjadi pelindung atas dirinya sendiri. Dan Allah akan menggantikan Nabi untuk melindungi umatnya.
Nabi kemudian menjelaskan perihal wilayah kemunculan Dajjal. Disebutkan bahwa Dajjal akan datang dari suatu wilayah yang sepi antara Syam (Suriah, kini) dan Irak. Lalu, dia membuat keonaran dimana-mana, di seluruh penjuru dunia. “Dajjal akan mulai muncul dan berkata, ‘Aku adalah nabi’, padahal tidak ada lagi nabi sesudahku. Lalu ia mengulanginya, sampai akhir berkata, ‘Aku adalah Tuhanmu’, padahal kalian tidak melihat Tuhan kalian sebelum mati,” jelas Nabi Muhammad.
Cobaan Dajjal antara lain ia membawa surga dan neraka. Neraka Dajjal adalah surga, sedangkan surga Dajjal adalah neraka. Barangsiapa diuji dengan neraka Dajjal, hendaklah ia memejamkan mata dan meminta pertolongan kepada Allah, niscaya neraka itu menjadi dingin dan menyelamatkan, sebagaimana api menjadi dingin dan menyelamatkan Ibrahim As,” papar Nabi Muhammad.
Kekhawatiran Nabi atas kedatangan Dajjal karena perbuatan mereka ingin mengelabui umat Islam, sehingga banyak umat Islam tertipu dan menjadi Muhibbin-muhibbin mereka karena telah terpengaruh dengan ucapan-ucapannya. Namun Allah yang maha Rohman menjaga ummat Islam, yaitu dengan dimunculkan seorang ulama yang punya ilmu dan keberanian dengan ilmu para Dajjal dan pengikutnya tidak akan mampu membantah hujah seseorang yang telah diberi petunjuk Allah SWT. Hanya dengan ilmu, nalar logika dan keberanianlah umat nabi Muhammad tidak akan terpengaruh tipu daya Dajjal ini.
“Addiinu huwa al-aql, (agama itu untuk mereka yang berakal)”.
Membentengi umat dari fitnah Dajjal saat menghadapi polemik nasab ini, yaitu gunakan akal dan kembalilah kepada Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW yang diperkuat oleh ulama-ulama madzhab. Insya Allah kita akan selamat.
Mengenali Para Pengikut Dajjal
- Orang-orang Yahudi dan Keturunannya. Terkait hal ini, Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda bahwa kelak Dajjal akan diikuti oleh 70.000 orang Yahudi ashbahan yg ada di Iran, bukan bermaksud menunjukan pembatasan jumlah hanya ada di Iran saja namun betapa banyaknya jumlah pengikut Dajjal ini. Artinya, jika ashbahan saja sebanyak itu bagaimana lagi wilayah negara-negara lain. Penyebutan orang Yahudi yang dikaitkan dengan Dajjal sangat menarik apalagi disaat polemik nasab ini mencuat, sangtlah menarik bila umat Islam mau menarik benang merah dengan kejadian-kejadian di dunia dan kejadian di negara kita akhir akhir ini seiring mencuatnya polemik nasab yang diduga bahwa klan habib Ba’Alwi memiliki genetika Gen Yahudi ASKENAZI. Sebab kerusakan dan kekacauan dalam sepanjang sejarah berdirinya bangsa Indonesia dan komplik palestina didalangi oleh orang-orang Yahudi yang dibawa kerusakan tersebut oleh Dajjal. Boleh jadi dengan terbongkarnya makam-makam palsu, penyimpangan sejarah berdirinya negara Indonesia, penggantian nama tokoh sejarah bangsa diklaim dari mereka, ini menjadi dugaan sekenario penghancuran sejarah dan klaim mereka memang sudah disiapkan secara matang sekenario kedatangan dajjal.
- Pelaku bid’ah dan kesesatan untuk mengelabui umat Islam dengan cerita khurofat, dan halusinasi.
- Perempuan, Jaman sekarang isyarat kedatangan Dajjal dengan adanya ciri perempuan berdasarkan hadits Riwayat Ahmad-kebanyakan yang terpengaruh dengan fitnah Dajjal adalah para perempuan. Hadits ini tidak bermaksud merendahkan sosok perempuan, namun kebanyakan yang mudah terpengaruh dan gampang tergoda oleh syahwat dunia adalah dari kalangan perempuan. Dengan memperdayakan perempuan sebagai pengikut Dajjal maka banyak juga kalangan laki-laki terjerat oleh tipu daya fitnah yang dilancarkan Dajjal melalui perannya perempuan. Lihat berapa banyak laki-laki baik terjerat korupsi, kadang jeratan tersebut terlihat baik, seperti mengambil uang negara untuk pemberangkatan umroh dan haji, penggunaan dana negara untuk pesantren dan lain sebagainya.
Kiai Ahmad Suhadi, S.Pd.I, Ketua Ikatan Mubaligh-mubalighoh Nusantara (IMMAN) DPD Kabupaten Bogor dan Katib JATMAN Kabupaten Bogor.