Jakarta, LIPUTAN 9 NEWS
Manusia biasa seperti kita semua tak ada yang bisa memastikan 100% orang lain masuk neraka. Nasib kita saja tak bisa dipastikan 100% akan masuk surga Mas Bro.
Jangankan mengklaim orang lain pasti masuk neraka, mengatakan orang lain gak akan diampuni Allah saja sudah membuat Allah murka.
Rasulullah bersabda: “Ada seorang laki-laki berkata: ‘Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan.’ Maka Allah berfirman: ‘Siapa yang berani bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak akan mengampuni si fulan? Sungguh, Aku telah mengampuninya dan Aku telah menggugurkan amalmu.’”
Dalam riwayat Abu Hurairah, orang yang berkata itu adalah seorang ahli ibadah. Abu Hurairah berkata: “Ia telah mengucapkan satu kata yang telah membinasakan dunia dan akhiratnya.” (HR Muslim)
Hadis ini mengandung beberapa pelajaran penting, di antaranya:
- Larangan Menghakimi Orang Lain dalam Hal Ampunan Allah.
Hadis ini menunjukkan bahwa tidak seorang pun manusia berhak memastikan apakah Allah akan mengampuni atau tidak mengampuni orang lain. Hanya Allah yang mengetahui hati dan kondisi seseorang. Dalam contoh ini, seorang hamba (yang disebut sebagai ahli ibadah) berani menyatakan bahwa Allah tidak akan mengampuni orang lain, tetapi Allah justru mengampuni orang yang dihakimi itu. - Bahaya Merasa Lebih Baik dari Orang Lain.
Orang yang menyatakan bahwa Allah tidak akan mengampuni orang lain menunjukkan sikap merasa lebih baik dan lebih suci. Sikap seperti ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kehancuran amal dia sendiri, sebagaimana yang terjadi pada ahli ibadah dalam hadis ini. - Konsekuensi Ucapan
Abu Hurairah dalam hadis ini menambahkan bahwa ucapan tersebut telah membinasakan dunia dan akhirat orang yang mengatakannya. Ini mengingatkan kita bahwa kata-kata bisa memiliki konsekuensi yang sangat serius, baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, setiap orang harus berhati-hati dalam berkata-kata, terutama dalam hal yang berkaitan dengan agama dan hak Allah.
Bahkan jika seseorang berdosa, andaikata Allah berkehendak, Dia dapat mengampuninya tanpa sepengetahuan kita. Lalu siapa kita yang berani memastikan orang lain masuk neraka?! Tabik, Sumber: Nadirsyah Hosen
Prof. H. Nadirsyah Hosen, Ph.D. atau yang akrab dipanggil Gus Nadir yang lahir pada 8 Desember 1973, adalah Rais Syuriah PCI (Pengurus Cabang Istimewa) Nahdlatul Ulama (NU) di Australia dan New Zealand. Menempuh pendidikan formal dalam dua bidang yang berbeda, Ilmu Syari’ah dan Ilmu Hukum, sejak S-1, S-2, dan S-3. Pemegang dua gelar Ph.D. ini memilih berkiprah di Australia, hingga meraih posisi Associate Professor di Fakultas Hukum, University of Wollongong. Namun kemudian, dia “dibajak untuk pindah ke Monash University pada 2015, Monash Law School adalah salah satu Fakultas Hukum terbaik di dunia. Baru setahun pindah ke Monash, beliau sudah diminta mengurusi Monash Malaysia Law Program—sebuah program unggulan melibatkan mahasiswa dari Australia, Kanada, Belanda, Jerman, dan Prancis. Di Kampus Monash, beliau mengajar Hukum Tata Negara Australia, Pengantar Hukum Islam, dan Hukum Asia Tenggara.