وعن معاذ بن جبل رضي الله عنه :تعلموا العلم فان تعلمه حسنة، وطلبه عبادة، ومذاكرته تسبيح، والبحث عنه جهاد، وبذله قربة، وتعليمه لمن لا يعلمه صدقة
Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu: “Pelajarilah ilmu, karena mempelajarinya adalah kebaikan, mencarinya adalah ibadah, mengkajinya adalah tasbih, menelitinya adalah jihad, menyebarkannya adalah pendekatan diri (kepada Allah), dan mengajarkannya kepada orang yang belum mengetahuinya adalah sedekah.”
وقال الفضيل بن عياض رضي الله عنه: عالم معلم يدعى كبيرا فى ملكوت السماء.
Dan Fudhail bin ‘Iyadh radhiyallahu ‘anhu berkata: “Seorang alim (berilmu) yang mengajarkan ilmunya akan dipanggil sebagai orang yang besar didalam kerajaan langit.”
وقال سفيان بن عيينة، رضي الله عنه: ارفع الناس عند الله منزلة من كان بين الله وبين عباده وهم الانبياء والعلماء.
Dan Sufyan bin ‘Uyainah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Orang yang paling tinggi derajatnya di sisi Allah adalah mereka yang posisinya berada antara Allah dan hamba-hamba-Nya, yaitu para nabi dan ulama.”
وقال ايضا: لم يعط احد فى الدنيا شيئا افضل من النبوة وما بعد النبوة شيء افضل من العلم والفقه، فقيل له عمن هذا؟ قال عن الفقهاء كلهم.
Ia juga berkata: “Tidak ada sesuatu yang diberikan kepada seseorang di dunia yang lebih baik daripada kenabian, dan setelah kenabian tidak ada sesuatu yang lebih baik daripada ilmu dan pemahaman agama.”
Kemudian ditanyakan kepadanya, “Dari siapa perkataan ini?” Ia menjawab, “Dari para fuqaha (ulama) semuanya.”
وقال امامنا الشافعى رضي الله عنه: ان لم يكن الفقهاء العاملون بعلمهم اولياء الله فليس لله ولي.
Imam kita, Asy-Syafi’i _radhiyallahu ‘anhu_ berkata: “Jika para ulama ahli fikih yang mengamalkan ilmunya itu bukan wali-wali Allah, maka Allah tidak memiliki wali.”
وقال ابن المبارك رضي الله عنه: لا يزال الرجل عالما ما طلب العلم، فاذا ظن انه قد علم فقد جهل.
Ibnu Al-Mubarak _radhiyallahu ‘anhu_ berkata: “Seseorang akan tetap berilmu selama ia terus menuntut ilmu. Namun, jika ia mengira telah menjadi alim (mengetahui segalanya), maka saat itulah ia menjadi bodoh.”
وقال وكيع: لا يكون الرجل عالما حتى يسمع ممن هو اسن منه وممن هو مثله وممن هو دونه.
Waki’ berkata: “Seseorang tidak menjadi alim (berilmu) sampai ia mau mendengar dari orang yang lebih tua darinya, dari orang yang seumur dengannya, dan dari orang yang lebih muda darinya.”
وقال سفيان الثورى رضي الله عنه: العجائب عامة وفى اخر الزمان اعم والنوائب طامة وفى امر الدين اطم، والمصائب عظيمة وموت العلماء اعظم، وان العالم حياته رحمة للامة، وموته فى الاسلام ثلمة
Sufyan Ats-Tsauri _radhiyallahu ‘anhu_ berkata: “Hal hal yang aneh terjadi secara umum, dan di akhir zaman semakin meluas. Bencana-bencana banyak terjadi, dan bencana dalam urusan agama lebih banyak lagi. Musibah-musibah itu berat, dan wafatnya para ulama adalah musibah yang paling berat. Sesungguhnya kehidupan seorang alim adalah rahmat bagi umat, dan wafatnya seorang alim adalah celah / cacat yang besar dalam Islam.”
وفى الصحيحين عم عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: ان الله لا يقبض العلم انتزاعا ينتزعه من الناس، ولكن يقبض العلم بقبض العلماء، حتى اذا لم يبق عالم اتخذ الناس رؤسا جهالا، فسئلوا فافتوا بغير علم فضلوا واضلوا.
Dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya langsung dari manusia, tetapi Allah mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama. Hingga ketika tidak tersisa seorang alim pun, manusia mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh, mereka ditanya, lalu mereka memberikan fatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan.”
Agus Amar Suchaemi AlBarbasy (Gus Amar), Alumni IKAHA (UNHASY) Tebuireng Jombang.
Comments 1