SIDOARJO | LIPUTAN9NEWS
Seperti biasanya ketika malam 17 agustusan, Mbah Yai Dam ngajak warga sekitar mengadakan barikan di “Langgar Darut Taubah.” Langgar yang tidak hanya dijadikan tempat jama’ah shalat lima waktu tapi juga dijadikan tempat “ngangsu kawruh” dibawah bimbingan Mbah Yai Dam.
Untuk waktunya acara tahunan tersebut “ba’da maghrib on time.” Sedangkan rangkaian acaranya cukup singkat dan padat, dimulai dengan sambutan Mbah Yai Dam, lanjut baca tahlil, nyambung istighosah, ditutup dengan doa lalu makan nasi tumpeng bersama.
Di selah-selah selesainya acara tersebut, biasa Cak Mad (Santri Kinasih) membantu Mbah Yai Dam membersihkan sisa-sisa nasi tumpeng yang berserakan di lantai Langgar yang selama ini ia jadikan sebagai “Kawah Candradimuka.”
Dengan tangan cekatannya tidak sampai sepuluh menit sudah beres disapu dan dipel. he. he. he…mengalahkan rekor kecepatan robot “Walker S2 dan Mornine”…..he.he.he.robot terbaru buatan cina… itu loooooh….
Tepat tinggal tujuh menit sebelum masuk adzan shalat isya’ sambil ngudut bareng di teras dalemnya Mbah Yai Dam, Cak Mad bertanya terkait makna kemerdekaan.
“Ngapunten Mbah Yai, menurut Panjenengan makna kemerdekaan itu apa nggeh?…. Kebetulan sambutan Panjenengan tadi itu cukup singkat dan sepertinya perlu disambung di pertemuan berikutnya pas ngaji wetonan Mbah Yai…. he. he. he”
Mbah Yai Dam sambil memperhatikan kepulan asap rokoknya yang baru keluar dari rongga hidung mancungnya itu menjawab….. “masak Cak Mad, kamu ini tidak bisa menafsiri sendiri lebih lanjut…. ha. ha. ha.
Cak Mad, dengan senyum khasnya memberikan sedikit motivasi ala santri, dengan harapan tetap ada jawaban dari Mbah Yai Dam nantinya….”he.he.he maksudnya saya ini ingin tahu jawaban persisnya makna kemerdekaan menurut Panjenengan Mbah Yai…..he.he.he.siapa tahu nanti dari penjelasan Panjenengan ini bisa saya jadikan bahan menulis opini, yang biasa saya titipkan di media Tali Jagat, media Sarung Mlorot, media Kethu miring…gitu Mbah Yai…..”
Mbah Yai Dam, terus jawab dengan santainya “oaaalah itu ta maksudnya?….. dihitung-hitung Kamu ini sudah lama ngaji disini, sejak mulai RA, MI, MTS, MA bahkan kamu sekarang Alhamdulillah sudah kuliah di Universitas Rahmatal lil Alamin di jurusan PAI lagi luar biasa masyaAllah…tentunya referensi untuk memaknai kemerdekaan tidak kehabisan referensi dibadingkan dengan saya sekolah cuma SR…. he. he. he…..
Lebih lanjut Mbah Yai Dam memberikan penjelasan makna kemerdekaan…….”gini Cak Mad, makna kemerdekaan itu ketika kita sudah memiliki iman yang benar, ilmu yang bersanad, amal yang sholeh, dan memiliki akhlak yang luhur….”
Cak Mad, tidak puas atas jawaban ini dan sedikit mengejar dengan jawabannya Mbah Yai Dam tersebut…. “Lalu hubungannya apa antara iman, ilmu, amal, akhlak tersebut Mbah Yai?……”
Mbah Yai Dam menjawab dengan semangatnya sambil tertawa lebar sampai terlihat giginya tinggal dua….”ha.ha.ha….karena dengan iman yang benar kita akan memiliki rasa takut kepada Allah sehingga jujur sejak dalam pikiran, ucapan dan tindakannya, maka kita tidak akan menghasut, memfitnah terhadap antar sesama, apalagi sampai ngomopori adanya ijazah palsu he. he. he
Kemudian dengan ilmu kita yang bersanad kita tidak akan tersesat, akan terhindar dari sikap arogan, sewenang-wenang, senang mengucilkan, menghina terhadap mereka yang tidak sependapat, dan justru kita akan memiliki sikap andap ashor dan rendah hati sebagaimana ciri khasnya Muslim Nusantara yang dicontohkan para generasi Walisongo terdahulu…. heeeeeemmm
Sedangkan dengan amal yang sholeh yang kita miliki, kita akan disenangi, dicintai penduduk bumi dan disegani penduduk langit. Dan dengan akhlak kita yang luhur menandakan kita di depan pantas menjadi contoh, ketika di tengah mampu memotivasi, ketika di belakang mampu mengikuti dengan baik…. he. he. he”
Cak Mad, dengan entengnya menimpali…. “Oaaalaaah gitu to Mbah Yai…… ”
Karena sudah masuk waktu shalat isya,’ Mbah Yai Dam segera menutup obrolannya ini dengan kalimat…. “Semoga masyarakat kita ini benar-benar memiliki itu semua, sehingga benar-benar mampu mengantarkan Indonesia tercinta ini menjadi Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur…..bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme yang terselubung dengan berbagai variannya… Aamiin…..”
Cak Mad, juga jawab….”Aamiin……maturnuwun suanget Mbah Yai atas jawabannya…..”
Tidak terasa tujuh menit sudah berlalu Cak Mad, mohon diri dari hadapan Mbah Yai Dam untuk Adzan Shalat isya’ di langgar “Darut Taubah” tersebut….. “Allahu Akbar….. Allahu Akbar……….. ”
Dr. Heru Siswanto, M.Pd.I, Ketua Program Studi dan Dosen PAI-BSI (Pendidikan Agama Islam-Berbasis Studi Interdisipliner) Pascasarjana IAI Al-Khoziny Sidoarjo; Dosen PAI-Terapan Poltek Pelayaran Surabaya; Pengurus Lembaga Takmir Masjid PCNU Sidoarjo; Ketua Lembaga Dakwah MWCNU Krembung.





















