اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُه. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَـمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Di hari yang mulia ini, khatib mengajak kepada jama’ah sekalian untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kehadirat Allah SWT. Yakni takwa dalam artian menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya Allah SWT.
Sebab dengan bekal takwa inilah, kita akan diberi kemudahan oleh Allah SWT di setiap problematika hidup yang kita hadapi.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Mengingat bulan ini adalah bulan Rabiul Awal, bulan yang sangat mulia di mana penutup para nabi dan rasul dilahirkan ke dunia di bulan tersebut. Beliau yang dimaksud adalah Baginda Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah Nabi akhir zaman, tidak ada lagi nabi-nabi setelah beliaunya.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Terkait kemuliaan bulan tersebut, yang menjadi pekerjaan rumah kita bersama di tengah era digital ini adalah “Bagaimanakah menerapkan ajaran Rasulullah dalam kehidupan era digital saat ini?….. ”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Satu pertanyaan tersebut bisa kita jawab dengan tiga jawaban, antara lain sebagaimana berikut ini:
Pertama, dengan menerapkan akhlak Nabi dalam interaksi online. Mengingat salah satu ciri utama dari akhlak Nabi tersebut adalah kelembutan, kesantunan, rendah hati dalam berinteraksi antar sesama. Bahkan dalam hidupnya, beliau selalu mengutamakan kebaikan hati, kejujuran, kesabaran, dan saling menghormati terhadap yang tua maupun yang muda.
Keteladanan Nabi tersebut, sangat relevan dalam era digital saat ini. Di mana interaksi online sering kali diwarnai dengan ujaran kebencian, fitnah murahan, dan perdebatan yang tidak produktif, sehingga malah yang terjadi menambah beban masalah baru. Padahal jauh sebelum zaman kita, Nabi Muhammad SAW sudah mengingatkan dalam sabdanya:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Artinya: “Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia mengucapkan perkataan yang baik atau diam.” (Hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Ini penting kita jadikan prinsip ini dalam interaksi di dunia maya khususnya. Di mana kata-kata dan tindakan kita dapat menyakiti atau mempengaruhi orang lain.
Untuk itu, sebagai pengguna teknologi yang baik, kita harus meneladani sifat ikhlas, sabar dan kebijaksanaannya Rasulullah dalam menghadapi berbagai perbedaan pendapat yang bermunculan. Kita juga harus ingat, media sosial adalah tempat di mana banyak pandangan dan opini bertemu, dan seringkali hal ini memicu perdebatan yang panas dan bahkan berakhir dengan rusaknya hubungan persaudaraan.
Untuk itu, jauh sebelum zaman kita Nabi Muhammad SAW sudah mengajarkan pentingnya bersikap santun dan bijak dalam menyikapibsetiap perbedaan. Sebagaimana tersebutkan dalam QS. An-Nahl: 125, sebagaimana berikut ini:
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ ١٢٥
Artinya: “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Sedangkan yang Kedua, dengan membangun komunitas digital berbasis nilai-nilai Islam. Selain berinteraksi secara individu, era digital juga membuka peluang untuk membangun komunitas online yang berlandaskan nilai-nilai Islam.
Platform digital dapat digunakan untuk menciptakan komunitas yang saling mendukung dalam menumbuhkan iman dan menjalankan ajaran agama. Misalnya, adanya grup WhatsApp, forum diskusi Islami, atau mungkin komunitas pengajian online. Kehadiran komunitas tersebut bisa menjadi tempat untuk saling berbagi ilmu pengetahuan, menguatkan persaudaraan satu sama lain, dan menebarkan kebaikan menuju Islam yang Rahmatal lil Alamin.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Kemudian yang ketiga, dengan meneguhkan peran ulama dalam mengambil posisinya di era digital. Di sini Ulama memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan bimbingan kepada umat. Terutama tentang bagaimana memanfaatkan teknologi secara positif tanpa melupakan nilai-nilai Islam yang Rahmatal lil Alamin.
Dengan hadirnya era digital ini, banyak ulama kontemporer yang telah mengeluarkan panduan dan nasihat tentang etika berkomunikasi dalam penggunaan berinternet dan penggunaan teknologi lainnya dalam kehidupan sehari-hari.
Ambil salah satu contoh ulama yang sering membahas isu ini adalah Sheikh Hamza Yusuf. Beliau sangat menekankan pentingnya menjaga adab dalam berkomunikasi online dan memperkuat iman di tengah kemajuan teknologi dan munculnya masalah baru yang serba kompleks.
Selain itu juga, para ulama juga diharapkan mampu mendorong masyarakat dalam penggunaan teknologi untuk mendalami ilmu agama untuk membangun nilai-nilai kemaslahatan. Contoh dalam hal ini, pelajaran tafsir Al-Quran dan hadis saat ini bisa diakses dengan mudah melalui platform e-learning. Sehingga umat Islam di seluruh dunia bisa belajar langsung dari ulama-ulama besar tanpa terbatas oleh “jarak dan waktu,” yang dulu menjadi sekat.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di era digital harus dimaknai sebagai momentum untuk merenungi kembali pentingnya meneladani beliau dalam setiap aspek kehidupan di tengah masyarakat. Khususnya dalam hal ini, bagaimana caranya menggunakan teknologi secara bijak.
Mengingat di tengah kemajuan digital yang terus berkembang dengan pesatnya, umat Islam perlu mengambil pelajaran dari akhlak Nabi dalam interaksinya dengan menggunakan teknologi.
Catatan penting bagi kita, era digital tidak hanya menghadirkan tantangan hidup, tetapi juga menjadi peluang besar bagi kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, termasuk juga sebagai sarana mengais pahala dengan menyebarkan ajaran Islam yang Rahmatal lil Alamin ke seluruh penjuru dunia.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Terakhir harapan besar kita, semoga dengan datangnya bulan Maulid ini kita dapat meneladani sifat dan akhlak mulianya Rasulullah SAW dalam kehidupan kita sehari-hari. Ingat mampunya kita meneladani dan menerapkannya dalam hidup ini, maka terdapat kemaslahatan yang akan kita dapatkan. Baik kemaslahatan hidup di dunia maupun di akhirat kelak…. Aamiin Yaa Mujibassaailiin….
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Dr. Heru Siswanto, M.Pd.I, Ketua Program Studi dan Dosen PAI-BSI (Pendidikan Agama Islam-Berbasis Studi Interdisipliner) Pascasarjana IAI Al-Khoziny Sidoarjo; Dosen PAI-Terapan Poltek Pelayaran Surabaya; Pengurus Lembaga Takmir Masjid PCNU Sidoarjo; Ketua Lembaga Dakwah MWCNU Krembung.
Materi Khutbah dalam bentuk PDF dapat di download dengan KLIK disini.
























